Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
11.2 Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk menjamin terlaksananya program keselamatan dan kesehaan kerja bagi para pegawai di perusahaan diperlukan beberapa syarat-syarat pendukung yang relevan. Di dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagai berikut:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuasa, sinar radiasi, suara, dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik pisik maupun psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
i. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik j. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup k. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban l. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara, dan proses kerjanya. m. Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang, binatang, tanaman, atau barang. n. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan o. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan, dan penyimpanan barang. p. Mencegah terkena aliran lisitrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaanya menjadi bertambah tinggi.
Untuk menjaga agar keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan, pemerintah telah memerintahkan kepada semua perusahaan agar mengadakan berbagai aturan tentang kesehatan dan keselamatan, seperti diadakan pengumuman, petunjuk keselamatan kerja atau mengadakan perintah jangan mendekati sesuatu barang yang sifatnya membahayakan jiwa pekerja, menyediakan dan mengharuskan memakai alat-alat pelindung, mendirikan pos- Untuk menjaga agar keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan, pemerintah telah memerintahkan kepada semua perusahaan agar mengadakan berbagai aturan tentang kesehatan dan keselamatan, seperti diadakan pengumuman, petunjuk keselamatan kerja atau mengadakan perintah jangan mendekati sesuatu barang yang sifatnya membahayakan jiwa pekerja, menyediakan dan mengharuskan memakai alat-alat pelindung, mendirikan pos-
Pasal 77 dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 mengatur tentang waktu kerja yang meliputi:
a. Waktu kerja 7 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, atau
b. Waktu kerja 8 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu.
Apabila di perusahaan tertentu memerlukan tenaga kerja yang harus bekerja lebih dari ketentuan tersebut boleh saja dilaksanakan, akan tetapi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan
b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak
3 jam dalam satu hari, dan 14 jam dalam satu minggu sebagai imbalannya tentu saja pengusaha harus membayar upah kerja lembur sebagaimana yang diatur dalam peraturan perusahaan atau peraturan perundangan lainnya yang mengatur tentang hal tersebut. Hal ini berlaku bagi perusahaan tertentu, misalnya perusahaan yang mengerjakan pekerjaan borongan.
Pasal 79 dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 mengatur tentang waktu istirahat dan cuti, sebagai berikut:
a. Istirahat antara jam kerja sekurang-kurangnya ½ jam setelah bekerja selama 4 jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.
b. Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam satu minggu atau dua hari untuk 5 hari kerja dalam satu minggu.
c. Cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara terus-menerus.
d. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing- masing satu bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama
6 tahun terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam dua tahun berjalan.
Adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dan karyawan merasa terlindungi akan membawa dampak positif baik bagi karyawan maupun perusahaan. Karyawan merasakan bahwa kebutuhan akan keselamatan dan keamanan kerja dalam perusahaan terpenuhi, dan akhirnya kinerja karyawan dan perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya produktivitas.
Berdasarkan teori Maslow, terdapat lima kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Kebutuhan fisik ( physiological need )
b. Kebutuhan memperoleh keselamatan dan keamanan ( safety need )
c. Kebutuhan bermasyarakat atau berkelompok ( social need )
d. Kebutuhan memperoleh kehormatan atau penghargaan ( esteem need )
e. Kebutuhan memperoleh kebanggaan ( self actualization need )
Kemudian, menurut pandangan Arch Patton yang dikutip Handayaningrat terdapat 6 macam tuntutan yang akan memotivasi manusia, yaitu : Kemudian, menurut pandangan Arch Patton yang dikutip Handayaningrat terdapat 6 macam tuntutan yang akan memotivasi manusia, yaitu :
b. Kedudukan (status )
c. Kepemimpinan ( leadership )
d. Persaingan ( competition )
e. Ketakutan (fear )
f. Uang ( money )
Berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus berupaya memenuhi kebutuhan baik berupa uang ( money ) maupun dalam bentuk memberikan perlindungan kepada para pegawai agar tidak dihantui rasa ketakutan ( fear ). Terhindar dari rasa takut berarti memberikan ketenangan yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas kinerja dan produktivitas, di samping memperlakukan pegawai secara manusiawi.