Alasan Pemberhentian
10.2 Alasan Pemberhentian
Pemberhentian karyawan atau pemutusan hubungan kerja yang terjadi tentu dilatarbelakangi adanya suatu alasan tertentu, dan hal ini merupakan salah satu faktor yang harus mendapat perhatian dari manajer sumber daya manusia. Secara umum alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan kerja dengan perusahaan adalah karena adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku, adanya keinginan perusahaan, atau karena keinginan dari karyawan Pemberhentian karyawan atau pemutusan hubungan kerja yang terjadi tentu dilatarbelakangi adanya suatu alasan tertentu, dan hal ini merupakan salah satu faktor yang harus mendapat perhatian dari manajer sumber daya manusia. Secara umum alasan yang menyebabkan seseorang berhenti atau putus hubungan kerja dengan perusahaan adalah karena adanya peraturan perundang-undangan yang berlaku, adanya keinginan perusahaan, atau karena keinginan dari karyawan
Untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan semua pihak, terutama agar tidak terjadi tindakan semena-mena dari pihak perusahaan berkaitan dengan pemberhentian karyawan, perlu adanya kebijakan yang mengatur tentang hal itu. Secara umum, Pemerintah tidak melarang adanya pemberhentian karyawan dari pekerjaannya, tetapi perlu memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku sebagai landasannya. Jangan sampai terjadi, hanya gara-gara tidak cocok dengan pendapat perusahaan atau bertentangan dengan kehendak/keinginan pengusaha yang mengharapkan agar karyawannya terus bekerja untuk meningkatkan produksinya, karyawan langsung diberhentikan tanpa melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan tanpa dijelaskan alasan-alasannya kepada karyawan.
Oleh karena demikian, untuk melindungi karyawan dari tindakan yang semena-mena, Pemerintah telah menetapkan kebijakan sebagaimana tertuang dalam Pasal 153, Undang- Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan :
a. Pekerja/buruh berhalangan masuk karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 bulan secara terus-menerus.
b. Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
d. Pekerja/buruh menikah d. Pekerja/buruh menikah
f. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh melakukan kegiatan dalam serikat pekerja/ buruh di luar jam kerja atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja sama.
g. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan.
h. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan.
i. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.
Di samping terdapat peraturan yang melarang pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawannya tanpa alasan. Terdapat juga peraturan pada Pasal 158 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang membolehkan pengusaha melakukan pemutusan kerja terhadap karyawannya dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan salah satu kesalahan berat dari hal-hal sebagai berikut:
a. Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan.
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan.
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan narkoba, psikotoprika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja
e. Menyerang,
mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja
menganiaya,
f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
g. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
h. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.
i. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 tahun atau lebih
Setelah semua perbuatan seperti di atas diketahui dengan pasti dan didukung pakta (bukti), barulah pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan apabila memang benar –benar terbukti, atau tertangkap tangan dan adanya pengakuan dari karyawan yang bersangkutan.
Malayu Hasibuan (1990:231) mengemukakan beberapa alasan pemberhentian karyawan dari satu perusahaan, yaitu karena :
a. Undang-Undang Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan
harus diberhentikan dari suatu perusahaan, antara lain karena masih anak-anak, karyawan WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi terlarang.
b. Keinginan Perusahaan Keinginan perusahaan memberhentikan karyawan
disebabkan karena:
1) Karyawan tidak mampu mengerjakan pekerjaannya
2) Prilaku dan kedisiplinannya kurang baik
3) Melanggar peraturan dan tata tertib perusahaan
4) Tidak dapat bekerja sama dan konflik dengan karyawan lainnya
5) Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
c. Keinginan Karyawan
d. Pindah ke tempat lain untuk mengurus orang tua
e. Kesehatan yang kurang baik
f. Untuk melanjutkan pendidikan
g. Untuk berwiraswasta
h. Balas jasa terlalu rendah
i. Mendapat pekerjaan yang lebih baik j. Suasana dan lingkungan pekerjaan yang kurang serius k. Kesempatan promosi yang tidak ada l. Perlakuan yang kurang adil i. Mendapat pekerjaan yang lebih baik j. Suasana dan lingkungan pekerjaan yang kurang serius k. Kesempatan promosi yang tidak ada l. Perlakuan yang kurang adil
mencapai batas usia dan masa kerja tertentu. Usia kerja seorang karyawan untuk status kepegawaian adalah 55 tahun atau seseorang dapat dikenakan pensiun dini apabila menurut keterangan dokter karyawan tersebut sudah tidak mampu lagi untuk bekerja dan umurnya sudah mencapai 50 tahun dengan masa pengalaman kerja minimal 15 tahun.
n. Kontrak Kerja Berakhir Beberapa perusahaan sekarang ini banyak mengadakan
perjanjian kerja dengan karyawannya di dalam suatu kontrak di mana di dalamnya disebutkan masa waktu kerja atau masa kontraknya. Dengan habisnya masa kontrak, maka putuslah hubungan kerja. Dapat juga tidak dilakukan pemutusan hubungan kerja apabila kontak kerja tersebut diperpanjang.
o. Meninggal Dunia p. Perusahaan Dilikuidasi
Dalam hal
dilikuidasi, masalah pemberhentian karyawan diatur dengan peraturan perusahaan, perjanjian bersama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menentukan apakah benar atau tidak perusahaan dilikuidasi atau dinyatakan bangkrut harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan.
perusahaan