LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten Tenggiri kelas VIII Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013
F. LKS Akidah Somplak TIM TAHU Pong Akidah Somplak Negeri Kabupaten Tenggiri kelas VIII Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013
Dalam LKS (Lembar Kerja Siswa ) kelas VIII semester 2 ini, ada 4 orang penyusunnya yang berasal dari 4 MTsN Kabupaten Tenggiri, 2 orang bergelar S.Ag, 1 orang bergelar Dra dan 1 orang bergelar M.Pd.I. Dalam LKS ini tidak terdapat referensi sama sekali dan materi yang ada didalamnya ada beberapa yang mirip dengan materi yang ada dalam buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, karya T. Ibrahim dan H. Darsono, terbitan Tiga Serangkai (Aqila), 2013. Pertama, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman
80-81 dengan soal LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 14-16. Berikut tabel kutipan soal tersebut
LKS Akidah Somplak Buku Membangun Akidah dan Akhlak No
Uji Kompetensi
No
Latihan Soal
3 Tugas rasul adalah . . . . . .
2 Tugas rasul adalah . . . . . .
a. Mengislamkan manusia
a. Menyampaikan wahyu Allah swt kepada
b. Menerima wahyu Allah swt
umatnya
c. Memberikan hidayah kepada umatnya
b. Menerima wahyu Allah swt
c. Memberikan hidayah kepada umatnya umatnya
d. Menyampaikan wahyu Allah swt kepada
d. Mengislamkan manusia
5 Bagi manusia, wahyu Allah swt berfungsi
3 Bagi manusia, wahyu Allah swt berfungsi sebagai. . . . .
sebagai. . . . .
a. Wahyu yang diterima rasul
a. Firman Allah swt
b. Kitab yang perlu dijaga
b. Wahyu yang diterima rasul
c. Firman Allah swt
c. Kitab yang perlu dijaga
d. Petunjuk hidup
d. Petunjuk hidup
10 Rasul adalah manusia pilihan Allah swt yang
6 Rasul adalah manusia pilihan Allah swt yang diberi amanah untuk . . . . .
diberi amanah untuk . . . . .
a. Menyampaikan wahyu agar hidup manusia berada pada jalan yang benar
a. Menyampaikan wahyu agar hidup
manusia berada pada jalan yang benar
b. Membiarkan manusia agar hidupnya semua makhluk hidup
b. Menyampaikan pesan Allah swt untuk
tersesat
c. Membimbing manusia dari golongannya sendiri
c. Membimbing manusia dari golongannya
sendiri
d. Menyampaikan pesan Allah swt untuk tersesat
d. Membiarkan manusia agar hidupnya
semua makhluk hidup
11 Sifat-sifat yang pasti dimiliki para rasul
7 Sifat-sifat yang pasti dimiliki para rasul adalah . . . . .
adalah . . . . .
a. Sifat kebenaran rasul
a. Sifat kebenaran rasul
b. Sifat mustahil rasul
b. Sifat wajib rasul
c. Sifat tabligh rasul
c. Sifat mustahil rasul
d. Sifat wajib rasul
d. Sifat tabligh rasul
12 Sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki para
9 Sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki para rasul adalah . . . . .
rasul adalah . . . . .
a. jaiz
a. jaiz
b. mustahil
b. mustahil
c. kebenaran
c. kebenaran
d. keistimewaan
d. keistimewaan
13 Dikalangan orang-orang Quraisy, Rasulullah
11 Dikalangan orang-orang Quraisy, Rasulullah saw terkenal kejujurannya sehingga beliau
saw terkenal kejujurannya sehingga beliau mendapat julukan. . . . .
mendapat julukan. . . . .
a. al-Amin
a. al-Amin
b. al-Fatihah
b. Shiddiq
c. as-Shiddiq
c. al-Fatihah
d. Fathonah
d. al-Bayyan
19 Sepanjang sejarah belum pernah seorang
19 Sepanjang sejarah belum pernah seorang rasul berdusta kepada umatnya. Dengan
rasul berdusta kepada umatnya. Dengan demikian, tidak mungkin seorang rasul
demikian, tidak mungkin seorang rasul bersifat. . . . .
bersifat. . . . .
a. khinayah
a. khinayah
b. baladah
b. kadzib
c. kitman
c. kitman
d. kidzib
d. baladah
21 Setiap rasul ketika berdakwah mempunyai
13 Setiap rasul ketika berdakwah mempunyai sifat tabligh yang berarti . . . . . .
sifat tabligh yang berarti . . . . . .
a. dapat dipercaya
a. melaksanakan tugas
b. sangat cerdas
b. cerdas
c. melaksanakan tugas
c. jujur
d. berwibawa dan cerdas
d. benar
Catatan : Soal diatas sama persis. Namun ada beberapa soal yang telah mengalamis sedikit perubahan dan ada pengacakan pada jawaban soal pilihan ganda.
Kedua, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 103-105 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 32-34. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 4-5
1. Pengertian Dan Pentingnya Husnuzan
(prasangka). Dengan demikian, husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Dalam kehidupan
Kata husnuzan berasal dari lafal
(baik) dan
bermasyarakat, mufakat memerlukan hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat. Hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat menjadi syarat bagi terwujudnya gotong royong agar dapat memenuhi kebutuhan masing-masing pihak.
Salah satu cara untuk menjaga hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat ialah husnuzan. Lawan kata husnuzan adalah su‟udzan, yakni prasangka buruk kepada seseorang dan ini berakibat buruk bagi hubungan persaudaraan dalam masyarakat.
2. Hukum Husnuzan Terhadap Sesama Manusia Hukum bersikap husnuzan kepada Allah dan rasul-Nya adaah wajib. Adapun wujud husnuzan kepada Allah dan rasul-Nya adalah :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa perintah Allah dan rasul-Nya semata-mata demi kebaikan manusia
b. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama akan berakibat buruk kepada manusia jika dilanggar
3. Kewajiban Bersikap Hati-Hati Terhadap Huznuzan Islam mendidik umatnya agar bersikap hati-hati terhadap dzan (prasangka) Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Hujurat/49:12
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa . . . . (Q.S Al-Hujurat/49:12)
Ayat diatas secara tegas mewajibkan kita untuk bersikap hati-hati dalam hal dzan (prasangka). Adapun prasangka yang tergolong perbuatan dosa ialah prasangka buruk (su‟udzan). Berprasangka buruk berarti mencurigai orang lain telah berbuat tidak baik, padahal belum tentu benar. Orang yang su‟udzan pasti bersikap kurang bersahabat dengan yang dicurigai, dengan demikian hubungan persaudaraan dengan orang yang dicurigai menjadi jauh. Rasulullah saw bersabda sebagai berikut
“sekali-kali janganlah engkau berburuk sangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan paling bohong” (HR. Bukhari)
4. Bentuk-Bentuk Husnuzan Orang yang mengaku beragama islam wajib melaksanakan ajaran islam dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Jika tidak demikian, tidaklah berarti keislaman orang tersebut. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap husnudzan, antara lain :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah agama untuk kebaikan manusia sendiri (jika ditaati)
b. Meyakini bahwa semua larangan agama demi kebaikan manusia sendiri (jika ditaati)
c. Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat
d. Memberi kepercayaan kepada sesama manusia tentang suatu urusan dengan keyakinan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya
e. Menjauhi prasangka buruk terhadap siapapun apabila tidak ada bukti nyata.
5. Dampak Positif Husnuzan Setipa khlak terpuji pasti berdampak positif (terutama bagi pelakunya sendiri) dan juga bagi orang lain, sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al- Isra‟ 17/7
Artinya : jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. (Q.S Al- Isra‟/17:7)
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 103-105, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
1. Pengertian Dan Pentingnya Husnuzan
(prasangka). Dengan demikian, husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Dalam kehidupan
Kata husnuzan berasal dari lafal
(baik) dan
bermasyarakat, mufakat memerlukan hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat. Hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat menjadi syarat bagi terwujudnya gotong royong agar dapat memenuhi kebutuhan masing-masing pihak.
Salah satu cara untuk menjaga hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat ialah husnuzan. Lawan kata husnuzan adalah su‟udzan, yakni prasangka buruk kepada seseorang. Sudah tentu suuzan berakibat buruk terhadap hubungan persaudaraan dalam bermasyarakat.
2. Hukum Husnuzan Terhadap Sesama Manusia Hukum husnudzan kepada Allah dan rasul-Nya adaah wajib. Artinya setiap muslimin dan muslimat wajib memiliki husnudzan (prasangka baik) kepada Allah dan rasul-Nya. Wujud husnudzan kepada Allah dan rasul-Nya, antara lain :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa perintah Allah dan rasul-Nya semata-mata demi kebaikan manusia
b. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama akan berakibat buruk kepada manusia jika dilanggar
3. Kewajiban Bersikap Hati-Hati Terhadap Huznuzan Islam mendidik umatnya agar bersikap hati-hati terhadap dzan (prasangka) Allah swt berfirman sebagai berikut
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa . . . . (Q.S Al-Hujurat/49:12)
Ayat diatas secara tegas mewajibkan kita untuk bersikap hati-hati dalam hal dzan (prasangka). Adapun prasangka yang tergolong perbuatan dosa ialah prasangka buruk (su‟udzan). Berprasangka buruk berarti mencurigai orang lain telah berbuat tidak baik, padahal belum tentu benar. Orang yang su‟udzan pasti bersikap kurang bersahabat dengan yang dicurigai, dengan demikian hubungan persaudaraan dengan orang yang dicurigai menjadi jauh. Rasulullah saw bersabda sebagai berikut
“sekali-kali janganlah engkau berburuk sangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan paling bohong” (HR. Bukhari)
4. Bentuk-Bentuk Husnuzan Orang yang mengaku beragama islam wajib melaksanakan ajaran islam dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Jika tidak demikian, tidaklah berarti keislaman orang tersebut. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap husnudzan, antara lain :
a. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah agama untuk kebaikan manusia sendiri (jika ditaati)
b. Meyakini bahwa semua larangan agama demi kebaikan manusia sendiri (jika ditaati)
c. Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat
d. Memberi kepercayaan kepada sesama manusia tentang suatu urusan dengan keyakinan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya
e. Menjauhi prasangka buruk terhadap siapapun apabila tidak ada bukti nyata.
5. Dampak Positif Husnuzan Setipa khlak terpuji pasti berdampak positif (terutama bagi pelakunya sendiri) dan juga bagi orang lain, sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al- Isra‟ 17/7
Artinya : jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. (Q.S Al- Isra‟/17:7)
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Ada dugaan penyusun telah mengubahnya, pertama, poin 1, paragraf kedua kalimat terakhir, “Lawan kata husnuzan adalah su‟udzan, yakni prasangka buruk kepada seseorang. Sudah tentu suuzan berakibat buruk terhadap hubungan persaudaraan dalam bermasyarakat. ” Diganti dengan “Lawan kata husnuzan adalah su‟udzan, yakni prasangka buruk kepada seseorang dan ini berakibat buruk bagi hubungan persaudaraan dalam masyarakat. ” Kedua pada poin 2 paragraf pertama , “Hukum husnudzan kepada Allah dan rasul-Nya adaah wajib. Artinya setiap muslimin dan muslimat wajib memiliki husnudzan (prasangka baik) kepada Allah dan rasul-Nya. Wujud husnudzan kepada Allah dan rasul-Nya, antara lain ” diduga diganti dengan “Hukum bersikap husnuzan kepada Allah dan rasul-Nya adaah wajib. Adapun wujud husnuzan kepada Allah dan rasul-Nya adalah ”.
Ketiga, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 106-108 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 34-36. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 34-36
Tawaduk adalah salah satu akhlak karimah yang harus dimilki oleh kaum muslimin dan muslimat. Sikap ini harus dibiasakan sejak usia dini sehingga kelak dewasa sudah menjadi suatu watak
1. Pengertian dan Pentingnya Tawaduk
Pengertian tawadhuk adalah rendah hati. Orang yang tawaduk berarti merendahkan dirinya dalam pergaulan lawannya tinggi hati (takabur). Sikap tawaduk disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpati dari pihak lain, sikap tawaduk tidak akan menurunkan derajat bahkan mengangkat derajat, sebaliknya sifat takabur akan merendahan derajat, karena sikap takabur tidak disukai orang, orang takabur menginginkan agar dirinya dihormati orang lain
2. Perintah Bersikap Tawaduk Sikap tawaduk sangat penting dalam pergaulan sesama manusia. Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk memiliki sikap tawadhuk, dan menjauhi sikap takabur terhadap siapapun. Allah berfirman dalam Q.S Al- Isra‟ 24
Artinya : dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Ayat diatas mewajibkan kita untuk bersikap tawadhuk kepada orang tua atas dasar kasih sayang. Lain dari pada itu kita hendaknya mendoakan kepada kedua orang tua kita agar senantiasa dirahmati Allah swt. Pada ayat lain Allah swt berfirman dalam Q.S asy- Syu‟ara/26:215
Artinya : dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Pada dasarnya yat diatas ditujukan kepada Rasulullah saw, agar bersikap tawaduk terhadap umatnya, sungguhpun demikian perintah tersebut juga berlaku bagi umat islam. Rasulullah saw sebagai pimpinan umat diperintahkan untuk tawaduk kepada umatnya, oleh sebab itu, kaum muslimin dan muslimat hendaknya berusaha untuk selalu bersikap tawaduk kepada siapapun.
Dalam hal berbicara Allah swt berfirman dalam Q.S Luqman/31:19
Artinya : dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. Mengeraskan suara saat berbicara adalah suatu cara yang tidak terpuji (kecuali apabila diperlukan). Allah swt menyatakan bahwa seburuk-buruk suara adalah himar atau keledai. Pernyataan tersebut adalah sindiran keras kepada orang-orang yang suka berbicara keras, padahal suara lembutpun sudah cukup jelas didengar, mengeraskan suara pada saat yang tidak diperlukan berarti menyerupai keledai
3. Bentuk-Bentuk Perilaku Tawaduk
a. Menghormati kepada orang yang lebih tua atau lebih pandai daripada dirinya
b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya
c. Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain
d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum
e. Santun dalam berbicara kepada siapapun
f. Tidak suka dipuji atas keberhasilannya dan kebaikan yang dicapai
g. Bergaul kepada siapapun tanpa melihat kedudukan atau jabatan (tidak memilih-milih teman karena status sosial)
h. Suka menolong orang yang dalam kesulitan dan kekurangan
4. Dampak Positif Perilaku Tawaduk
a. Menimbulkan rasa simpati pihak lain sehingga suka bergaul dengannya
b. Akan timbul sikap saling menghargai dan menghormati sehingga tumbuh rasa saling menyayangi dan mengasihi
c. Mempererat tali silaturahim dan mengakrabkan pergaulan
d. Allah swt akan menyayangi orang yang tawaduk (rendah hati) mendapatkan kebaikan didunia dan akhirat
5. Membiasakan Diri Bersikap Tawaduk
Setiap perbuatan baik memerlukan pembiasaan. Demikian juga sifat tawaduk (rendah hati). Sifat rendah hati harus selalu melekat pada diri kita dalam hidup sehari- hari. Ada beberapa perilaku sikap yang dapat dilakukan untuk mendidik diri kita memiliki sikap tawaduk, diantaranya ialah
a. Selalu mengingat keagungan dan kebesaran Allah swt
b. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berbeda
c. Berusaha untuk mengendalikan untuk tidak menampakkan kelebihan yang dimiliki kepada orang lain
d. Melatih diri untuk dapat menghargai kemampuan orang lain, tidak meremehkannya
e. Berusaha bersikap lemah lembut, ramah dan santun kepada orang lain.
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 106-108, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
Tawaduk adalah salah satu akhlak karimah yang harus dimilki oleh kaum muslimin dan muslimat. Sikap ini harus dibiasakan sejak usia dini sehingga kelak dewasa sudah menjadi suatu watak
1. Pengertian dan Pentingnya Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti merendahkan dirinya dalam pergaulan, tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Sikap tawaduk disukai dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpati dari pihak lain. Bagi pelakunay sendiri, sikap tawaduk tidak akan menurunkan, bahkan mengangkat martabatnya. Sebaliknya sifat takabur tidak disukai dalam pergaulan. Orang takabur menginginkan agar dirinya dihormati orang lain. Harapan tersebut tidak akan tercapai, justru sebaliknya, yakni menghilangkan rasa simpati pihak lain
2. Perintah Bersikap Tawaduk Sikap tawaduk sangat penting artinya dalam pergaulan sesama manusia. Islam memberikan tuntunan kepada umatnya untuk memiliki sikap tawadhuk, dan menjauhi sikap takabur terhadap siapapun. Allah berfirman sebagai berikut
Artinya : dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S Al- Isra‟/17:24)
Ayat diatas mewajibkan kita untuk bersikap tawadhuk kepada orang tua atas dasar kasih sayang. Lain dari itu, kita hendaknya mendoakan kepada kedua orang tua kita agar senantiasa dirahmati Allah swt. Pada ayat lain Allah swt berfirman sebagai berikut
Artinya : dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Pada dasarnya ayat diatas ditujukan kepada Rasulullah saw, agar bersikap tawaduk terhadap umatnya, sungguhpun demikian perintah tersebut juga berlaku bagi semua umat islam. Rasulullah saw sebagai pimpinan umat diperintahkan untuk tawaduk kepada umatnya. Oleh sebab itu, setiap muslim hendaknya berusaha untuk selalu bersikap tawaduk kepada siapapun. Dalam hal berbicara Allah swt berfirman sebagai berikut
Artinya : dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. Mengeraskan suara saat berbicara adalah suatu cara yang tidak terpuji (kecuali apabila diperlukan). Allah swt menyatakan bahwa seburuk-buruk suara adalah himar atau keledai. Pernyataan tersebut adalah sindiran keras kepada orang-orang yang suka berbicara keras, padahal suara lembutpun sudah cukup jelas didengar, mengeraskan suara pada saat yang tidak diperlukan berarti menyerupai keledai
3. Bentuk-Bentuk Perilaku Tawaduk
Sikap tawaduk yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Adapun bentuk-bentuk perilaku tawaduk, antara lain
a. Menghormati kepada orang yang lebih tua atau lebih pandai daripada dirinya
b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya
c. Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain
d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum
e. Santun dalam berbicara kepada siapapun
f. Tidak suka dipuji atas keberhasilannya dan kebaikan yang dicapai
4. Dampak Positif Perilaku Tawaduk
Dampak positif tawaduk berarti akibat baik sikap tawaduk. Adapun dampak positif sikap tawaduk antara lain
a. Menimbulkan rasa simpati pihak lain sehingga suka bergaul dengannya
b. Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap manusia ingin dihormati dan menghormati
c. Mempererat hubungan persaudaraan antara dirinya dengan orang lain
d. Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama manusia
5. Membiasakan Diri Bersikap Tawaduk
Agar dapat memiliki sikap tawduk dalam pergaulan, perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut
a. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berbeda
b. Berusaha untuk mengendalikan untuk tidak menampakkan kelebihan yang dimiliki kepada orang lain
c. Melatih diri untuk dapat menghargai kemampuan orang lain, tidak meremehkannya
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Pada poin 1, diduga ada beberapa bagian yang dihilangkan sehingga tampak berbeda. Untuk poin 2 sama semua. Untuk poin 3, ada penghilangan paragraf pertama dan ada penambahan hingga poin
“h”, dan poin “a-f” sama semua. Untuk poin 4, hanya bagian “a” saja yang sama. Untuk poin
5, poin “b-d” sama dengan poin “a-c” Keempat, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 108-110 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 36-37. Berikut
kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 36-37
1. Pengertian tasamuh
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa, saling menghormati, saling menghargai sesama manusia. Pada hakekatnya sikap ini sudah dimiliki manusia sejak anak-anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan. Tasamuh berarti juga toleransi
2. Pentingnya memiliki sikap tasamuh
Setiap manusi diberi akal, pikiran dan perasaan. Dalam kehidupan bermasyarakat, perasaan harus mendapatkan perhatian oleh masing-masing anggota masyarakat. Salah satu bentuk perhatian terhadap perasaan sesama
3. Perintah untuk bersikap tasamuh
Islam mendidik umatnya untuk bersikap tasamuh, ayat-ayat yang mewajibkan kita bersikap tasamuh, antara lain sebagai berikut Q.S Al-Kafirun 6
Artinya : untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. Maksud ayat diatas adalah masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran
agama yang diyakininya. Masing-masing harus dapat saling menghargai dan menghormati hak-haknya
Masing-masing penganut agama mempercayai bahwa agama yang dianutnyalah yang paling baik dan benar. Pengakuan yang demikian itu menjadi hak bagi masing- masing pemeluk agama. Tidak boleh memperolok-olokkan agama yang dianut orang lain. Kedua belah pihak harus dapat saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain.
4. Bentuk-bentuk tasamuh dalam kehidupan
a. Tidak mengganggu ketenangan tetangga, Rosulullah bersabda sebagai berikut : yang artinya “Demi Alloh tidak beriman, demi Alloh tidak beriman, demi Alloh tidak beriman . Saat itu beliau ditanya, “Ya Rosulullah, siapakah yang tidak beriman itu ? Rosulullah saw bersabda, (yakni) orang yang tetangganya tidak merasa aman karena gangguannya ”. (HR. Bukhari)
b. Tidak melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya.
Rosulullah bersabda
Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya apabila ia ingin menanam pohon di batas kebunnya . (HR. Bukhari)
c. Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri. Rosulullah saw bersabda yang artinya sebagai berikut “Demi zat yang aku berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seseorang beriman sehingga ia menyukai buat tetangganya atau saudaranya, sesuatu yang ia sukai buat dirinay sendiri ”. (HR Bukhari) Hadis diatas mendidik manusia agar tidak mempunyai rasa iri terhadap kesenangan yang diperoleh orang lain
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 108-110, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
1. Pengertian tasamuh
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa, saling menghormati, saling menghargai sesama manusia. Pada hakekatnya sikap ini sudah dimiliki manusia sejak anak-anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan. Tasamuh berarti juga toleransi
2. Pentingnya memiliki sikap tasamuh
Setiap manusi diberi akal, pikiran dan perasaan. Dalam kehidupan bermasyarakat, perasaan harus mendapatkan perhatian oleh masing-masing anggota masyarakat. Salah satu bentuk perhatian terhadap perasaan sesama
3. Perintah untuk bersikap tasamuh
Islam mendidik umatnya untuk bersikap tasamuh, ayat-ayat yang mewajibkan kita bersikap tasamuh, antara lain sebagai berikut
Artinya : untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. ( Q.S Al-Kafirun 6 ) Maksud ayat diatas adalah masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran
agama yang diyakininya. Masing-masing harus dapat saling menghargai dan menghormati hak-haknya
Artinya : dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka . . . (Q.S Al- An‟am : 3/108)
Masing-masing penganut agama mempercayai bahwa agama yang dianutnyalah yang paling baik dan benar. Pengakuan yang demikian itu menjadi hak bagi masing- masing pemeluk agama. Tidak boleh memperolok-olokkan agama yang dianut orang lain. Kedua belah pihak harus dapat saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain.
4. Bentuk-bentuk tasamuh dalam kehidupan
a. Tidak mengganggu ketenangan tetangga, Rosulullah bersabda sebagai berikut
“Demi Alloh tidak beriman, demi Alloh tidak beriman, demi Alloh tidak beriman. Saat itu beliau ditanya, “Ya Rosulullah, siapakah yang tidak beriman itu ? Rosulullah saw bersabda, (yakni) orang yang tetangganya tidak merasa aman karena gangguannya ”. (HR. Bukhari)
b. Tidak melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya. Rosulullah bersabda
Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya apabila ia ingin menanam pohon di batas kebunnya . (HR. Bukhari)
c. Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri. Rosulullah saw bersabda yang artinya sebagai berikut “Demi zat yang aku berada dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seseorang beriman sehingga ia menyukai buat tetangganya atau saudaranya, sesuatu yang ia sukai buat dirinay sendiri ”. (HR Bukhari) ……………………………………………….. Dengan demikian, hadis diatas mendidik manusia agar tidak mempunyai rasa iri terhadap kesenangan yang diperoleh orang lain
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Diduga ada beberapa bagian yang sengaja dihilanhkan oleh penyusun LKS tersebut..
Kelima, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 111-113 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 38-40. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 38-40
1. Pengertian Taawun
Taawun berasal dari bahasa arab taawana- yataawanu – taawunan yang berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Pada hakekatnya naluri hidup taawun sudah dimiliki manusia sejak masih anak-anak, sikap ini perlu mendapat bimbingan terus menerus dari orang dewasa.
2. Pentingnya Taawun
Manusia makhluk lemah tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan pihak lain, agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya manusia perlu kerjasama, tolong menolong dan bantu membantu dalam berbagai hal. Dengan adanya kesediaan untuk taawun, masing-masing pihak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Perintah Taawun
Q.S Al-Maidah 5/2
Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
Menurut ayat diatas tidak semua bentuk tolong menolong itu baik, melainkan ada juga yang tidak baik. Tolong menolong yang baik adalah apabila mengarah kepada kebaikan dan ketakwaan sesuai petunjuk agama. Adapun tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan termasuk perkara yang dilarang agama.
Tolong menolong bebas dilakukan dengan siapapun (termasuk non muslim), selama tidak menyangkut masalah akidah dan ibadah. Dalam hal ibadah dan akidah tidak ada kompromi antara agama yang satu dengan lainnya.
4. Bentuk-bentuk Taawun
a. meringankan beban hidup, menutub aib dan memberi bantuan seseorang.
b. Mengunjungi pada saat sakit atau menrima musibah. Rasulullah bersabda :
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima yaitu : Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan yang bersin.” (HR. Bukhari)
5. Dampak Positif Taawun
Apabila taawun dapat dilakukan secara baik sesuai petunjuk agama, niscaya dapat dipetik beberapa kebaikan antara lain :
a. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan
b. Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama
c. Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat
d. Menimbulkan rasa simpati kelompok lain karena melihat kekompakan dalam menghadapi suatu urusan bersama.
e. Kehidupan menjadi lebih tentram dan sejahtera
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 111-113, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
1. Pengertian Taawun
yang berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Pada
Taawun berasal dari bahasa arab Taawun berasal dari bahasa arab
2. Pentingnya Taawun
Manusia makhluk lemah tak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan pihak lain, agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya manusia perlu kerjasama, tolong menolong dan bantu membantu dalam berbagai hal. Dengan adanya kesediaan untuk taawun, masing-masing pihak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Perintah Taawun
Islam membimbing umatnya agar m au bekerja sama, tolong menolong dengan sesama atas dasar kekeluargaan. Allah swt berfirman sebagai berikut
Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. Q.S Al- Maidah 5/2
Menurut ayat diatas tidak semua bentuk tolong menolong itu baik, melainkan ada juga yang tidak baik. Tolong menolong yang baik adalah apabila mengarah kepada kebaikan dan ketakwaan sesuai petunjuk agama. Adapun tolong menolong dalam hal dosa dan permusuhan termasuk perkara yang dilarang agama.
Tolong menolong bebas dilakukan dengan siapapun (termasuk non muslim), selama tidak menyangkut masalah akidah dan ibadah. Dalam hal ibadah dan akidah tidak ada kompromi antara agama yang satu dengan lainnya.
4. Bentuk-bentuk Taawun
Taawun dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut
a. meringankan beban hidup, menutub aib dan memberi bantuan seseorang. …………………………………….
b. Mengunjungi pada saat sakit atau menrima musibah. Rasulullah bersabda :
“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima yaitu : Menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan
yang bersin.” (HR. Bukhari) …………………………………….
5. Dampak Positif Taawun
Apabila taawun dapat dilakukan secara baik sesuai petunjuk agama, niscaya dapat dipetik beberapa kebaikan antara lain :
a. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan
b. Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama
c. Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat
d. Menimbulkan rasa simpati kelompok lain karena melihat kekompakan dalam menghadapi suatu urusan bersama.
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Seperti sebelumnya, disini juga ada sedikit perubahan yang dilakukan oleh penyusunnya.
Keenam, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, soal latihan halaman 115- 117 dengan soal uji kompetensi Bab III LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 42-43. Berikut kutipan kedua soal tersebut
LKS Akidah Somplak Buku Membangun Akidah dan Akhlak No
Uji Kompetensi
No
Latihan Soal
1 Husnudzan dan suudzan adalah dua
1 Husnudzan dan suudzan adalah dua sifat/perilaku yang . . . . . .
sifat/perilaku yang . . . . . .
a. Saling berhubungan
a. Saling berhubungan
b. Berlawanan artinya
b. Berlawanan artinya
c. Sama-sama tidak disukai
c. Tidak saling berhubungan
d. Tidak saling berhubungan
d. Sama-sama tidak disukai
2 Hukum husnidzan kapada Allah dan Rasul-
2 Hukum husnidzan kapada Allah dan Rasul- Nya adalah. . . . .
Nya adalah. . . . .
a. ibadah
a. ibadah
b. sunnah
b. mandub
c. mubah
c. mubah
d. wajib
d. wajib
3 Menaruh kepercayaan kepada orang lain
3 Menaruh kepercayaan kepada orang lain tentang suatu urusan termasuk . . . . .
tentang suatu urusan termasuk . . . . .
a. zan
a. zan
b. suudzan
b. husnudzan
c. husnudzan
c. suudzan
d. prasangka buruk
d. prasangka buruk
4 Dzan yang dilarang agama adalah . . . . .
4 Dzan yang dilarang agama adalah . . . . .
a. suudzan
a. suudzan
b. ismudzan
b. ba‟dudzon
c. ba‟dudzon
c. husnudzon
d. husnudzon
d. ismudzan
5 Suudzan kepada seseorang berarti . . . . .
5 Suudzan kepada seseorang berarti . . . . . telah berbuat tidak baik
telah berbuat tidak baik
a. mendustainya
a. mempercayainya
b. mempercayainya
b. mendustainya
c. menyaksikannya
c. mencurigai
d. mencurigai
d. menyaksikannya
6 Tawaduk tidak sama dengan. . . . .
6 Tawaduk tidak sama dengan. . . . .
a. rendah hati
a. rendah hati
b. rendah diri
b. tidak menampakkan kemampuan diri
c. tidak menonjolkan kemampuan diri
c. rendah diri
d. tidak menampakkan diri
d. tidak menonjolkan kemampuan diri
7 Orang yang tawaduk justru akan . . . .
7 Orang yang tawaduk justru akan . . . .
a. memiliki rasa hina
a. dihinakan orang lain
b. dihinakan orang lain
b. memiliki rasa rendah diri
c. dihormati orang lain
c. dihormati orang lain
d. memiliki rasa rendah diri
d. memiliki rasa hina
8 Perintah untuk bersikap tawaduk berarti
8 Perintah untuk bersikap tawaduk berarti larangan bersikap . . . . . .
larangan bersikap . . . . . .
a. tasamuh
a. takabur
b. takabur
b. tasamuh
c. optimis
c. optimis
d. ta‟aruf
d. ta‟aruf
LKS Akidah Somplak Buku Membangun Akidah dan Akhlak No
Uji Kompetensi
No
Uji Kompetensi
9 Alloh swt berfirman “sesungguhnya
11 Alloh swt berfirman “sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai ”
seburuk-buruk suara adalah suara keledai ” (Q.S Luqman : 19) . . . . .
(Q.S Luqman : 19) . . . . .
a. pemberitahukan kepada umat manusia Firman diatas berbentuk kalimat berita yang
b. informasi sikap keledai yang tidak
berisi
menyenangkan
a. celaan orang yang mengeraskan suara
sehingga diserupakan suara keledai mengeraskan suaranya
c. celaan terhadap
keledai
yang
b. celaan
terhadap keledai yang
d. celaan orang yang mengeraskan suara mengeraskan suaranya sehingga diserupakan suara keledai
c. informasi sikap keledai yang tidak menyenangkan
d. pemberitahuan kepada umat manusia
10 Firman Alloh swt dalam Q.S Luqman 18-19
12 Firman Alloh swt dalam Q.S Luqman 18-19 berikut ini berisi . . . . . .
berikut ini berisi . . . . . .
a. dua perintah satu larangan
b. tiga larangan satu perintah
c. dua larangan satu perintah
d. dua perintah dua larangan
a. dua perintah satu larangan
b. tiga larangan satu perintah
c. dua larangan satu perintah
d. dua perintah dua larangan
11 Memalingkan muka saat berbicara dengan
13 Memalingkan muka saat berbicara dengan orang laintidak berdosa apabila . . . . .
orang laintidak berdosa apabila . . . . .
a. memang dirinya malu
a. mempunyai tujuan tertentu
b. enggan untuk memandang
b. orangnya tidak pantas dipandang
c. mempunyai tujuan tertentu
c. memang dirinya malu
d. orangnya tidak pantas dipandang
d. enggan untuk memandang
12 Kita dilarang memalingkan muka berbicara
14 Kita dilarang memalingkan muka berbicara dengan orang lain apabila hal itu . . . . .
dengan orang lain apabila hal itu . . . . .
a. sering dilakukan
a. disertai dengan kesombongan
b. tidak jelas maksudnya
b. tidak jelas maksudnya
c. disertai dengan kesombongan
c. disertai dengan niat tertentu
d. disertai dengan niat tertentu
d. sering dilakukan
13 Berikut ini adalah pengertian tasamuh,
15 Berikut ini adalah pengertian tasamuh, kecuali . . . . .
kecuali . . . . .
a. membiarkan orang laun berbicara
a. membiarkan orang laun berbicara
b. mempersilahkan orang lain mengambil dosa
b. menghentikan orang lain yang berbuat
haknya
c. menghentikan orang lain yang berbuat haknya
c. mempersilahkan orang lain mengambil
dosa
pendapat orang lain walaupun kurang tepat
d. menghargai
d. menghargai
walaupun kurang tepat
16 Sikap tasamuh mudah dimiliki oleh orang yang . . . . .
14 Sikap tasamuh mudah dimiliki oleh orang
yang . . . . .
a. lapang dada
a. lapang dada
b. berani dan tegas
b. berani dan tegas
c. suka beramal baik
c. suka beramal baik
d. disiplin dan tekun
d. disiplin dan tekun
LKS Akidah Somplak Buku Membangun Akidah dan Akhlak No
Uji Kompetensi
No
Uji Kompetensi
15 Tasamuh yang diajarkan islam meliputi oleh
17 Tasamuh yang diajarkan islam meliputi hubungan . . . . . .
hubungan . . . . . .
a. sesama manusia walaupun beda agama
a. dengan sesama manusia walaupun beda
b. sesama muslimin dan muslimat
agama
c. orang yang seakidah dengan kita
b. dengan sesama muslimin dan muslimat
d. berbeda akidah dengan kita
c. orang yang seakidah dengan kita
d. berbeda akidah dengan kita
16 Pemeluk agama sulit untuk bersikap
18 Pemeluk agama sulit untuk bersikap tasamuh apabila . . . . . . .
tasamuh apabila . . . . . . .
a. memiliki sikap ananiyah
a. melaksanakan ajaran agamanya secara
b. memegang teguh ajaran agama yang
benar
dianut
b. memiliki keyakinan agama yang cukup
c. melaksanakan ajaran agamanya secara
kuat
benar
c. memiliki sikap ananiyah
d. memegang teguh ajaran agama yang kuat
d. memiliki keyakinan agama yang cukup
dianut
17 Sikap taawun mudah dimiliki seseorang
19 Sikap taawun mudah dimiliki seseorang apabila ia . . . . .
apabila ia . . . . .
keadaan miskin, memerlukan bantuan orang lain
a. hidup
a. hidup
dalam
memerlukan bantuan orang lain
sudah lumayan, tidak memerlukan bantuan orang lain
b. hidupnya
b. hidupnya
memerlukan bantuan orang lain
c. pernah mengalami kesulitan dalam dirinya
c. memiliki kesadaran akan kelemahan
hidupnya
d. memiliki kesadaran akan kelemahan hidupnya
d. pernah mengalami kesulitan dalam
dirinya
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Sebagian ada yang mengalami sedikit perubahan dan ada pengacakan pada pilihan jawaban.
Ketujuh, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 123-125 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 48-51. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 48-51
1. Pengertian Hasad/Iri Hati
Kata hasad berasal dari bahasa arab yang berarti iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atau mendapatkan kesenangan. Iri adalah salah satu bentuk gangguan mental . . . . . . . . . . .
2. Larangan Bersifat Hasad
Islam mendidik umatnya agar menjauhi sifat hasad. Sebagaimana firman Alloh swt dalam Q.S An-Nisa : 32
Artinya : dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu . (Q.S An-Nisa : 4/32)
Keadaan manusia berbeda-beda, ada yang miskin ada pula yang kaya, orang miskin tidak boleh mengangan-angan (iri) terhadap yang kaya. Semakin lama mengangan-angan kekayaan, seseorang semakin dalam rasa irinya. Alloh Yang Maha Bijaksana telah mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya yang mutlak dan sesuai dengan kemampuan atau ukuran makhluk-Nya.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya
Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan. Sebagaimana api memakan kayu bakar . (HR. Abu Daud No. 4257 dari Abu Hurairah)
Maksud hadis diatas ialah apabila seseorang memiliki sifat hasad, sifat tersebut dapat merusak pahala kebaikan telah dilakukan sebelumnya.
3. Bentuk-Bentuk / Contoh Hasad
Bentuk dan contoh perbuatan hasad cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari maupun contoh dari para hamba Alloh, sebagai berikut ini
a. seorang siswa sangat berambisi untuk mencapai peringkat pertama dikelasnya. Apa yang didambakan ternyata meleset karena peringkat pertama diraih temannya. Ia kecewa dan iri terhadap temannya. Kemudian pada waktu istirahat mengambil buku teman bersainnya dan melemparkan ke kebun sekolah ……………………………………………………………..
4. Dampak atatu Nilai-nilai negatif perbuatan Hasad
a. Bagi Pelakunya Sendiri
1. Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya
2. Menyiksa batinnya sendiri karena semakin banyak orang yang mendapatkan kesenangan semakin gusar hatinya. Itulah sebaliknya ada ungkapan orang yang iri memakan hatinya sendiri
3. Tidak disukai teman (masyarakat). Teman/masyarakat tidak akan menyukai orang yang suka iri hati, karena merasa tidak nyaman berdekatan dengannya
4. Merusak kesehatan mental. Pendengki akan selalu merasa sakit hati jika bertemu dengan orang yang mendapat kenikmatan tersebut, sehingga rasa sakit hati yang terus
5. Akan mengganggu pikiran dan berpengaruh pada kesehatan badan
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 123-125, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
1. Pengertian Hasad/Iri Hati
Kata hasad berasal dari bahasa arab yang berarti iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung atau mendapatkan kesenangan. Iri adalah salah satu bentuk gangguan mental . . . . . . . . . . .
2. Larangan Bersifat Hasad
Islam mendidik umatnya agar menjauhi sifat hasad. Alloh swt berfirman sebagai berikut
Artinya : dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu . (Q.S An-Nisa : 4/32)
Keadaan manusia berbeda-beda, ada yang miskin ada pula yang kaya, orang miskin tidak boleh mengangan-angan (iri) terhadap yang kaya. Semakin lama mengangan-angan kekayaan, seseorang semakin dalam rasa irinya. Alloh Yang Maha Bijaksana telah mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya yang mutlak. Pada akhir Keadaan manusia berbeda-beda, ada yang miskin ada pula yang kaya, orang miskin tidak boleh mengangan-angan (iri) terhadap yang kaya. Semakin lama mengangan-angan kekayaan, seseorang semakin dalam rasa irinya. Alloh Yang Maha Bijaksana telah mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya yang mutlak. Pada akhir
Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan. Sebagaimana api memakan kayu bakar . (HR. Abu Daud No. 4257 dari Abu Hurairah)
Maksud hadis diatas ialah apabila seseorang memiliki sifat hasad, sifat tersebut dapat merusak pahala kebaikan telah dilakukan sebelumnya. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Bentuk-Bentuk / Contoh Hasad
Bentuk-bentuk perbuatan hasad cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari, misalnyasebagai berikut
a. seorang siswa sangat berambisi untuk mencapai peringkat pertama dikelasnya. Apa yang didambakan ternyata meleset karena peringkat pertama diraih temannya. Ia kecewa dan iri terhadap teman yang mendapat peringkat pertama. Ketika waktu istirahat, ia tidak keluar kelas. Setelah semua siswa keluar, ia mengambil buku milik teman yang mendapat peringkat pertama tadi dan dilemparkan ke kebun di belakang sekolah ……………………………………………………………..
4. Dampak atatu Nilai-nilai negatif perbuatan Hasad
a. Bagi Pelakunya Sendiri
1. Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya
2. Menyiksa batinnya sendiri karena semakin banyak orang yang mendapatkan kesenangan semakin gusar hatinya. Itulah sebaliknya ada ungkapan orang yang iri memakan hatinya sendiri
3. Tidak disukai teman (masyarakat). Teman/masyarakat tidak akan menyukai orang yang suka iri hati, karena merasa tidak nyaman berdekatan dengannya
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Beberapa diantaranya diduga telah mengalami perubahan.
Kedelapan, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 126 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 51-52. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 51-52
Dendam berarti keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Membalas suatu kejahatan dengan suatu kejahatan disebut pendendam.
Disisi lain orang yang terkena kejahatan tidak tidak sabar, kemudian melakukan pembalasan terhadap kejahatan tersebut. Apabila orang yeng terkena kejahatan tidak membalas, berarti ridak ada dendam.
Alloh swt berfirman dalam Q.S Al- A‟raf (7) ayat 199
Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 126, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
Dendam berarti keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Membalas suatu kejahatan dengan suatu kejahatan disebut balas dendam. Orang yang ingin membalas kejahatan dengan kejahatan disebut pendendam. Dendam sering terjadi karena adanya sebagian anggota masyarakat melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Disisi lain orang yang terkena kejahatan tidak tidak sabar, kemudian melakukan pembalasan terhadap kejahatan tersebut. Apabila orang yeng terkena kejahatan tidak membalas, berarti ridak ada dendam.
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Beberapa bagian diantaranya diduga telah dibuang oleh pihak penyusun LKS tersebut.
Kesembilan, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 126-128 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 52-53. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 52-53
4. Anjuran Untuk Bersabar, Tidak Dendam
Islam menganjurkan pada umatnya agar bersifat lapang dada, tidak dendam terhadap suatu kejahatan yang ditimpakan atas dirinya. Alloh swt berfirman sebagaimana berikut
Artinya : Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik[1345] Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim . (Q.S Asy-Syura:40)
[1345] Yang dimaksud berbuat baik di sini ialah berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya.
Pada ayat yang lain Alloh swt berfirman
Artinya : dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar . (Q.S An-Nahl : 126)
Menurut kedua ayat diatas, bersabar diri tidak membalas adalah sikap yang terbaik. Dalam sebuah hadis qudsi diriwayatkan yang artunya sebagai berikut : Sesungguhnya nabi Allah, Musa a.s bertanya kepada Alloh ?” Wahai Rabb-ku mana diantara hamba-Mu yang lebih mulia menurut pandangan- Mu?” Alloh berfirman, “orang yang berkuasa (mampu membalas), tetapi dia memaafkan” (HR. Kharairah dari Abu Hurairah)
5. Perilaku Menghindari Dendam
Alloh berfirman sebagai berikut
Artinya : dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar . (Q.S Fushshilat : 34-35) Berdasarkan ayat diatas, perilaku menghindari dendam yaitu :
1. Melatih diri untuk bersabar terhadap sesuatu yang mengecewakan hati.
2. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia berpeluang untuk berbuat jahat
3. Menyadari bahwa dirinya sendiri, suatu saat mungkin juga berbuat jahat sebagaimana orang lain berbuat jahat
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 126-128, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
4. Anjuran Untuk Bersabar, Tidak Dendam
Islam mendidik umatnya agar bersifat lapang dada, tidak dendam terhadap suatu kejahatan yang ditimpakan atas dirinya. Apabila terpaksa harus membalas, hendaknya berimbang antara kejahatan yang diterima dengan yang ditimpakan kepada pelakunya. Alloh swt berfirman sebagai berikut
Artinya : dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan Balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar . (Q.S An-Nahl/16: 126)
Pada ayat yang lain Alloh swt berfirman
Artinya : Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik[1345] Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim . (Q.S Asy- Syura/42:40)
Menurut kedua ayat diatas, bersabar diri tidak membalas adalah sikap yang terbaik. Kerelaan hati untuk bersabar dan tidak membalas merupakan kebesaran jiwa seseorang. Apabila terpaksa ingin membalas pun diizinkan asalkan balasan tersebut seimbang dengan dengan kejahatan yanng diterima. Dalam sebuah hadis qudsi diriwayatkan yang artunya sebagai berikut :
Sesungguhnya nabi Allah, Musa a.s bertanya kepada Alloh ?” Wahai Rabb-ku mana diantara hamba-Mu yang lebih mulia menurut pandangan- Mu?” Alloh berfirman, “orang yang berkuasa (mampu membalas), tetapi dia memaafkan” (HR. Kharati dari Abu Hurairah)
5. Perilaku Menghindari Dendam
Utuk menghindari dendam, bukan perkara yang mudah, hanya orang-orang yang sabar dan berjiwa besar sajalah yang mampu menghindari dendam. Alloh swt berfirman sebagai berikut
Artinya : . . . . . . . Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar . (Q.S Fushshilat : 34-35) Berdasarkan ayat diatas, perilaku menghindari dendam, antara lain sebagai berikut :
a. Melatih diri untuk bersabar terhadap sesuatu yang mengecewakan hati.
b. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia berpeluang untuk berbuat jahat
c. Menyadari bahwa dirinya sendiri, suatu saat mungkin juga berbuat jahat sebagaimana orang lain berbuat jahat
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Pada kali ini juga ada beberapa bagian yang diduga telah dihilangkan oleh pihak penyusun.
Kesepuluh, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 128-130 dengan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 54-55. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 54-55
1. Penegrtian Ghibah Dan Fitnah
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar orang yang membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya, maka pembicaraan itu disebut ghibah. Apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
2. Bentuk-Bentuk Ghibah Dan Fitnah
Sesuai dengan pengertian diatas, ghibah dan fitnah hanya berbentuk umpatan atau gunjingan kepada orang lain. Ghibah dan fitnah dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih, namun dapat pula dilakukan secara terbuka oleh banyak orang.
3. Dilarang Ghibah Dan Memfitnah
Islam mendidik umatnya agar menjauhi kebiasaan ghibah dan memfitnah. Alloh swt berfirman sebagai berikut
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang . (Q.S Al-Hujurat : 12)
Pada ayat diatas Allah bertanya “Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati ?” Pertanyaan tersebut bukan pertanyaan semata- mata akan memakan daging saudaranya yang telah mati (mayat)
Barang siapa membebaskan kesukaran seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesukaran diantara kesukaran-kesukaran hari kiyamat. Barang siapa yang menutupi (cacat) seorang muslim, maka Allah akan menutup (cacat)-nya kelak di hari kiyamat. (HR. Bukhari nomor 2262 dari Abdullah bin Umar)
4. Dampak Negatif Ghibah Dan Namimah
1. Menjatuhkan nama baik orang yang digunjing dalam pandangan masyarakat karena masyarakat telah menilai dia sebagai orang yang jelek
2. Rusaknya hubungan persaudaraan antara yang digunjing dengan masyarakat lingkungannya
3. Rusaknya kehidupan bermasyarakat karena adanya kecurigaan antara satu kepada lainnya
4. Pecahnya persatuan masyarakat yang dapat memicu timbulnya kelompok-kelompok yang mendukung maupun yang menentang, sehingga Alloh menyatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan
5. Perilaku Menghindari Ghibah Dan Namimah
a. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan
b. Membiasakan untuk mawas diri, melihat kesalahan sendiri dimasa lalu
c. Mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain
d. Memperbanyak pergaulan dengan sesamanya sehingga gosip dapat terkurangi
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 128-130, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
1. Penegrtian Ghibah Dan Fitnah
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar orang yang membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya, maka pembicaraan itu disebut ghibah. Apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah.
2. Bentuk-Bentuk Ghibah Dan Fitnah
Sesuai dengan pengertian diatas, ghibah dan fitnah hanya berbentuk umpatan atau gunjingan kepada orang lain. Ghibah dan fitnah dapat dilakukan oleh dua orang, dapat pula oleh beberapa orang. Mmungkin dilakukan sekali, mungkin pula dilakukan berkali-kali.
Jika dilihat dari caranya, ghibah dan fitnah dapat dilakukan secara sembunyi- sembunyi dua orang atau lebih, dapat pula dilakukan secara terbuka oleh banyak orang.
3. Dilarang Ghibah Dan Memfitnah
Islam mendidik umatnya agar menjauhi kebiasaan ghibah dan memfitnah. Alloh swt berfirman sebagai berikut
Artinya : . . . . . dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjingsebagian yang lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik . . . . . . . (Q.S Al-Hujurat : 12)
Pada ayat diatas Allah bertanya “Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati ? ” Pertanyaan tersebut bukan pertanyaan semata- mata, melainkan berisi larangan agar kita tidak menggunjing seseorang. Ayat diatas juga menggambarkan betapa buruknya menggunjing seseorang sehingga diumpamakan memakan daging saudaranya yang telah mati (mayat)
Dalam rangka memberi bimbingan kepada umatnya agar tidak suka menggunjing, Rasulullah saw bersabda sebagai berikut.
Barang siapa membebaskan kesukaran seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesukaran diantara kesukaran-kesukaran hari kiyamat. Barang siapa yang menutupi (cacat) seorang muslim, maka Allah akan menutup (cacat)-nya kelak di hari kiyamat. (HR. Bukhari nomor 2262 dari Abdullah bin Umar)
4. Dampak Negatif Ghibah Dan Fitnah
Seperti halnya akhlak mazmumah yang lain, ghibah dan fitnah berakibat buruk dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun dampak negatif ghibah dan fitnah, antara lain sebagai berikut
a. ghibah
1) Menjatuhkan nama baik orang yang digunjing dalam pandangan masyarakat karena masyarakat telah menilai dia sebagai orang yang jelek (walaupun belum tentu)
2) Rusaknya hubungan persaudaraan antara yang digunjing dan masyarakat lingkungannya
3) Menimbulkan pertikaian apabila orang yang digunjing mengerti dan tidak mampu menahan emosinya.
b. Fitnah
1) Rusaknya kehidupan bermasyarakat karena adanya kecurigaan antara satu kepada lainnya
2) Pecahnya persatuan masyarakat yang dapat memicu timbulnya kelompok- kelompok yang mendukung maupun yang menentang. Demikian buruknya sehingga Alloh menyatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan
5. Perilaku Menghindari Ghibah Dan Fitnah
a. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan
b. Membiasakan untuk mawas diri, melihat kesalahan sendiri dimasa lalu
c. Mengingat-ingat kebaikan yang telah dilakukan orang lain
d. Memperbanyak pergaulan dengan sesamanya sehingga gosip dapat terkurangi
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Dan sama juga seperti sebelumnya disini ada sedikit perubahan dan pengurangan yang dilakukan oleh
pihak penyusun. Kesebelas, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, halaman 130-132 dengan
LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 55-56. Berikut kutipan LKS Akidah Somplak kelas VIII halaman 55-56
1. Pengertian Namimah
Namimah berarti mengadu domba, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang (yang belum tahu benar) kepada orang lain dengan maksud agar terjadi perselisihan antara keduanya. Bisa jadi, cerita yang disampaikan bersifat timbal balik (ketika bertemu)A, menceritakan B. Ketika bertemu B, menceritakanA. Sehingga sudah pasti perbuatan seperti ini sangat tercela baik dalam pandangan agama maupun sesama manusia.
2. Bentuk-Bentuk Namimah
Sesuai dengan pengertian diatas, namimah hanya berupa ucapan atau cerita baik dilakukan oleh seseorang maupun sesama orang lain. Namimah bisa berawal dari rasa iri hati, karena melihat seseorang (yang difitnah) memperoleh kesenangan atau keuntungan, kemudian mencari jalan untuk menjelek-jelekkannya kepada orang lain. Namimah sangat erat hubungannya dengan fitnah lazimnya orang yang suka memfitnah juga suka mengadu domba
3. Akibat Buruk Namimah
a. Bagi diri sendiri
1. Rasa tidak tenang karena ada rasa kekhawatiran akan terbongkar kejahatannya
2. Terancam tidak akan masuk ke jannah Sebagaimana ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya berikut ini
Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba. (HR. Bukhari Muslim)
b. Bagi orang lain
1. Munculnya rasa benci antar kedua belah pihak yang di adu domba
2. Rusaknya hubungan persaudaraan antara kedua belah pihak yang di adu domba
3. Terjadinya pertikaian antara kedua belah pihak mencari pendukung
4. Rusaknya kehidupan bermasyarakat apabila kedua belah pihak mencari pendukung
5. Kekacauan masyarakat sehingga tidak dapat hidup tenang
4. Larangan Namimah
Islam melarang terhadap umatnya berbuat namimah Alloh swt berfirman
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu . (Q.S Hujurat : 6)
Ayat diatas menuruh kita agar tidak mudah mempercayai suati berita yang belum jelas kebenarannya kita diwajibkan tabayun (mencari kejelasan) terhadap kebenaran berita tersebut
Sering terjadi seseorang terlanjur berbuat yang kurang terpuji gara-gara berita yang diterima dari seseorang namun setelah diteliti, ternyata berita yang diterima tadi bohong akhirnya, orang tersebut menyesali perbuatannya
Berikut kutipan buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII” halaman 130-132, yang isinya mirip dengan bacaan diatas
1. Pengertian Namimah
Namimah berarti mengadu domba, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang (yang belum tahu benar) kepada orang lain dengan maksud agar terjadi perselisihan antara keduanya. Bisa jadi, cerita yang disampaikan bersifat timbal balik (ketika bertemu A, menceritakan B. Ketika bertemu B, menceritakan A). Sudah pasti perbuatan seperti ini sangat tercela baik dalam pandangan agama maupun sesama manusia.
2. Bentuk-Bentuk Namimah
Sesuai dengan pengertian diatas, namimah hanya berupa ucapan atau cerita baik dilakukan oleh seseorang maupun sesama orang lain. Namimah bisa berawal dari rasa iri hati, karena melihat seseorang (yang difitnah) memperoleh kesenangan atau keuntungan, kemudian mencari jalan untuk menjelek-jelekkannya kepada orang lain. Namimah sangat erat hubungannya dengan fitnah lazimnya orang yang suka memfitnah juga suka mengadu domba
3. Akibat Buruk Namimah
a. Bagi diri sendiri
1. Rasa tidak tenang karena ada rasa kekhawatiran akan terbongkar kejahatannya
2. Terancam tidak akan masuk ke jannah Sebagaimana ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya berikut ini
Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba. (HR. Bukhari Muslim)
b. Bagi orang lain
1. Munculnya rasa benci antar kedua belah pihak yang di adu domba
2. Rusaknya hubungan persaudaraan antara kedua belah pihak yang di adu domba
3. Terjadinya pertikaian antara kedua belah pihak jika masing-masing tak mampu mengendalikan dirinya
4. Rusaknya kehidupan bermasyarakat apabila kedua belah pihak mencari pendukung
5. Kekacauan masyarakat sehingga tidak dapat hidup tenang
4. Larangan Namimah
Islam melarang secara tegas terhadap umatnya berbuat namimah. Apabila mendengar suatu berita, hendaknya bersikap hati-hati, tidak terlalu mudah percaya. Alloh swt berfirman sebagai berikut
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu . (Q.S Hujurat : 6)
Sering terjadi seseorang terlanjur berbuat yang kurang terpuji gara-gara berita yang diterima dari seseorang namun. Setelah diteliti, ternyata berita yang diterima tadi bohong. Akhirnya, orang tersebut menyesali perbuatannya
Ayat diatas menuruh kita agar tidak mudah mempercayai suati berita yang belum jelas kebenarannya kita diwajibkan tabayun (mencari kejelasan) terhadap kebenaran berita tersebut
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Dan sama juga seperti sebelumnya disini ada sedikit perubahan dan pengurangan yang dilakukan oleh pihak penyusun.
Keduabelas, buku “Membangun Akidah Akhlak kelas VIII”, soal latihan halaman 133-135 dengan soal latihan LKS Akidah Somplak kelas VIII semester 2, tahun ajaran 2012/2013 halaman 59-61. Berikut kutipan kedua soal tersebut
LKS Akidah Somplak Buku Membangun Akidah dan Akhlak No
Uji Kompetensi
No
Latihan Soal
1 Dengki adalah perbuatan buruk yang mucul
1 Dengki adalah perbuatan buruk yang mucul karena adanya . . . . . .
karena adanya . . . . . .
a. Pengaruh lingkungan yang kurang baik
a. Pengaruh lingkungan yang kurang baik
b. Sifat iri
b. Orang yang lebih sejahtera
c. Sifat negatif
c. Sifat negatif
d. Orang yang lebih sejahtera
d. Sifat iri
2 Rasulullah saw menyatakan bahwa dengki
3 Rasulullah saw menyatakan bahwa dengki merusak pahala kebaikan sebagaimana . . . . .
merusak pahala kebaikan sebagaimana . . . . .
a. Api yang tersiram air dingin
a. Api yang tersiram air dingin
b. daun yang dimakan ulat
b. daun yang dimakan ulat
c. api yang menghanguskan kayu bakar
c. api yang menghanguskan kayu bakar
d. panas setahun dihapuskan hujan sehari
d. panas setahun dihapuskan hujan sehari
3 Orang yang iri tidak memiliki sifat. . . . .
2 Orang yang iri tidak memiliki sifat. . . . .
a. qonaah
a. qonaah
b. hemat
b. hemat
c. ketabahan diri
c. ketabahan diri
d. negative yang lain
d. negative yang lain
4 Dendam mudah muncul akibat adanya . . . . .
4 Dendam mudah muncul akibat adanya . . . . .
a. tindak kecurigaan
a. tindak kecurangan
b. sikap tida terpuji
b. sikap tida terpuji
c. tindak kejahatan
c. tindakan yang tak terarah
d. tindakan tidak puas terhadap kasusnya
d. tindak kejahatan
5 Jenis perbuatan berikut ini yang paling
5 Jenis perbuatan berikut ini yang paling terpuji adalah . . . . .
terpuji adalah . . . . .
a. membalas kejahatan dengan kejahatan yang seimbang
a. membalas kejahatan dengan kejahatan
yang seimbang
b. melakukan pembalasan saat mampu membalas
b. melakukan pembalasan saat mampu
membalas
c. menerima maaf atas kesalaahn yang berbuat jahat terhadap dirinya
c. menerima maaf kepada orang yang
diperbuat
d. memberi maaf saat mampu membalas
d. memberi maaf saat mampu membalas
6 Orang yang dendam berarti tak bersedia . . . .
7 Orang yang dendam berarti tak bersedia . . . .
a. menerima maaf pihak lain yang telah berbuat jahat
a. menerima maaf pihak lain yang telah
berbuat jahat
b. memberi maaf kepada orang yang berbuat jahat kepada dirinya
b. memberi maaf kepada orang yang
berbuat jahat kepada dirinya
c. mengendalikan emosinya saat marah
c. mengendalikan emosinya saat marah
d. memperbaiki akhlaknya sendiri
d. memperbaiki akhlaknya sendiri
8 Adapun memakan daging saudaranya yang
16 Adapun memakan daging saudaranya yang telah mati adalah perumpamaan bagi orang
telah mati adalah perumpamaan bagi orang yang. . . . .
yang. . . . .
a. menggunjing
a. menggunjing
b. memfitnah
b. memfitnah
c. digunjing
c. digunjing
d. dendam
d. dendam
9 Kita perlu tabayun saat menerima berita
19 Kita perlu tabayun saat menerima berita yang belum jelas kebenarannya yang
yang belum jelas kebenarannya yang dimaksud tabayun ialah . . . .
dimaksud tabayun ialah . . . .
a. menerima kebenaran suatu berita yang diterima
a. menerima kebenaran suatu berita yang
diterima
b. meminta kejelasan kepada pembawa berita
b. meminta kejelasan kepada pembawa
berita
c. mencari kejelasan benar atau tidaknya yang diterima
c. mencari kejelasan benar/tidaknya berita
berita yang diterima
terlampau cepat mengambil keputusan untuk mendengar berita
d. tidak terlampau
cepat
mengambil
d. tidak
keputusan setelah mendengar berita
LKS Akidah Somplak Buku Membangun Akidah dan Akhlak No
Uji Kompetensi
No
Uji Kompetensi
10 Seseorang akan lebih mudah menghindari
14 Seseorang akan lebih mudah menghindari ghibah apabila . . . . . .
ghibah apabila . . . . . .
a. sering mengingat keburukan yang telah dilakukan dirinya sendiri
a. sering mengingat keburukan yang telah
dilakukan dirinya sendiri
b. mau mengingat kabaikan yang dilakukan sendiri
b. mau mengingat kabaikan yang dilakukan
sendiri
c. tidak melihat perbuatan buruk yang dilakukan pihak lain
c. tidak melihat perbuatan buruk yang
dilakukan pihak lain
mengetahui perbuatan yang dilakukan seseorang
d. mau mengetahui
dilakukan seseorang
11 Dampak awal yang dialami orang yang
13 Dampak awal yang dialami orang yang difitnah ialah . . . . .
difitnah ialah . . . . .
a. kekecewaan dan sakit hati
a. kekecewaan dan sakit hati
b. terjadinya kekacauan dimana-mana
b. terjadinya kekacauan dimana-mana
c. kehancuran orang yang memfitnah dan mendengarkan fitnahnya
c. kehancuran orang yang memfitnah dan
mendengarkan fitnahnya
d. rusaknya hubungan batin
d. rusaknya hubungan batin
12 Sifat/sikap namimah amat dekat kaitannya
17 Sifat/sikap namimah amat dekat kaitannya dengan . . . . .
dengan . . . . .
a. menggunjing
a. menggunjing
b. ananiyah
b. ananiyah
c. tamak dan rakus
c. tamak dan rakus
d. memfitnah
d. memfitnah
13 Pada hakikatnya orang yang iri memakan
9 Pada hakikatnya orang yang iri memakan hati sendiri karena . . . . .
hati sendiri karena . . . . .
agar dirinya yang memperoleh kesenangan
a. mengharapkan
a. mengharapkan
memperoleh kesenangan
b. tidak senang apabila melihat orang lain memperoleh kesenangan
b. tidak senang apabila melihat orang lain
memperoleh kesenangan
c. semakin sering melihat orang lain senang semakin resah hatinya
c. semakin sering nasehat orang lain
senang semakin resah hatinya
d. sifat iri hinggap dihatinya sukar disembuhkan
d. sifat iri hinggap dihatinya sukar
disembuhkan
14 Mengingat demikian besarnya dampak
15 Mengingat demikian besarnya dampak negatif fitnah, Allo swt menyatakan bahwa
negatif fitnah, Allo swt menyatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pada . . . . .
fitnah lebih kejam dari pada . . . . .
a. penipuan
a. penipuan
b. siri jali
b. siri jali
c. pembunuhan
c. pembunuhan
d. perjudian
d. perjudian
Catatan : Jika diamati, kedua materi diatas mempunyai banyak kesamaan. Sebagian ada yang mengalami sedikit perubahan dan ada pengacakan pada pilihan jawaban.