65
3.2.4 Kemacetan Lalu-lintas Ruas Jl. Pangkal Pinang
Kawasan kemacetan di ruas Jl. Pangkal Pinang yaitu Kawasan Pertokoan Pasar Tengah. Pusat aktivitas pada kawasan kemacetan lalu-lintas di ruas Jl.
Pangkal Pinang adalah bangunan Pertokoan Pasar Tengah. Aktivitas yang terjadi berupa perdagangan pada pertokoan sepanjang ruas jalan.
Kemacetan lalu-lintas di ruas Jl. Pangkal Pinang dipengaruhi oleh parkir dan aktivitas pertokoan di sisi kiri-kanan ruas jalan. Lebar ruas yang jalan sempit
hanya menyediakan satu lajur untuk pergerakan kendaraan satu arah Jl. Kartini menuju Jl. Raden Intan.
3.2.5 Kemacetan Lalu-lintas Ruas Jl. Pemuda
Kawasan kemacetan di ruas Jl. Pemuda yaitu Kawasan Pertokoan Pasar Tengah Jl. Pemuda I, dan Kawasan Chandra Super-store Jl. Pemuda II.
Kemacetan lalu-lintas terjadi pada pusat aktivitas yaitu Pertokoan Pasar Tengah, dan Chandra Super-store.
Kemacetan lalu-lintas di ruas Jl. Pemuda dipengaruhi oleh parkir di sisi kiri-kanan ruas jalan, PKL, aktivitas terminal kota, dan perlintasan kereta-api.
Aktivitas pertokoan dan Chandra Super-store berbaur dengan aktivitas angkutan kota jurusan Tanjungkarang – Sukarame, Tanjungkarang – Telukbetung, dan
Tanjungkarang – Pahoman. Kemacetan lalu-lintas di ruas Jl. Pemuda dapat dilihat pada Gambar 3.9 dan Gambar 3.10.
66
Sumber: Observasi Lapangan, 2006
GAMBAR 3.9 KONDISI LINGKUNGAN
KAWASAN PERTOKOAN PASAR TENGAH JL. PEMUDA
Sumber: Observasi Lapangan, 2006
GAMBAR 3.10 KEMACETAN LALU-LINTAS
DI KAWASAN CHANDRA SUPER-STORE RUAS JL. PEMUDA
PKL menempati badan ruas jalan dan berbaur
dengan angkutan umum kota yang “mengetem” di
jalan.
Lahan parkir Chandra Super-store
78
BAB IV KEMACETAN LALU-LINTAS
DI PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG
Kemacetan lalu-lintas di CBD Kota Bandar Lampung terjadi di beberapa kawasan pada ruas-ruas jalan utama kota. Kemacetan lalu-lintas terjadi saat arus
kendaraan meningkat di pagi hari 07.00 – 08.00 WIB dan sore hari 17.00 – 18.00 WIB. Peningkatan arus kendaraan dikarenakan adanya aktivitas pergerakan
masyarakat saat berangkat bekerja dan sekolah yang diikuti dengan peningkatan perjalanan kendaraan dari lokasi kawasan perumahanpemukiman menuju lokasi
sekolah dan perkantoran. Rute perjalanan kendaraan untuk mencapai lokasi aktivitas tersebut
dibedakan menjadi empat macam pola pergerakan yaitu perjalanan antar zona didalam kawasan CBD, perjalanan dari dalam menuju keluar kawasan CBD,
perjalanan dari luar menuju kedalam kawasan CBD, dan perjalanan dari luar kawasan CBD melewati kawasan CBD dan bertujuan akhir diluar kawasan CBD.
Pergerakan arus kendaraan yang terjadi dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu pergerakan kendaraan bermotor pribadi roda-4 dan roda-2
dan pergerakan kendaraan umum angkutan kota dan bus DAMRI. Selain kendaraan bermotor, ruas jalan yang ada juga dipenuhi oleh pergerakan manusia
yang berjalan kaki. Hambatan samping yang dominan menghambat pergerakan arus lalu-lintas kendaraan adalah kendaraan tidak bermotor becak dan gerobak,
kendaraan parkir, dan PKL.
68
4.1 Keterkaitan Kawasan Kemacetan Lalu-lintas
Keterkaitan antar kawasan kemacetan lalu-lintas pada kawasan CBD digambarkan dalam perspektif keruangan sebagai alur arus pergerakan kendaraan
sepanjang ruas-ruas jalan utama didalam kawasan kemacetan. Alur keterkaitan antar kawasan kemacetan adalah arah pergerakan arus kendaraan pada ruas-ruas
jalan utama yang menghubungkan kawasan-kawasan tersebut. Keterkaitan antar lokasi titik-titik kemacetan dalam kawasan CBD Kota
Bandar Lampung merupakan interaksi antar kawasan kemacetan lalu-lintas. Keberadaan sifat dan aktivitas ruang pada masing-masing lokasi dirangkaikan
menjadi satu bentuk interaksi yang saling memberikan pengaruh terhadap terjadinya kemacetan lalu-lintas di lokasi berikutnya.
Keterkaitan antar lokasi kemacetan lalu-lintas bermula dari kemacetan di Kawasan Gedung Joeang’45 dan berlanjut pada Kawasan Bandar Lampung Plaza,
Kawasan Plaza Millenium, Kawasan Central Plaza, Kawasan Jaka Utama, Kawasan Pertokoan Golden, dan berpusat pada kemacetan di Kawasan Bambu
Kuning Plaza. Keterkaitan kawasan kemacetan lalu-lintas tersebut terdeskripsi dalam satu pola pergerakan kendaraan pada ruas Jl. Raden Intan, Jl. Kartini,
Jl. Pangkal Pinang, Jl. Pemuda, dan Jl. Imam Bonjol. Pola pergerakan keterkaitan sistem kawasan kemacetan berawal dari
pergerakan kendaraan pada ruas Jl. Raden Intan menuju ruas Jl. Kartini kemudian bersimpangan dengan ruas Jl. Pangkal Pinang, Jl. Pemuda, dan Jl. Imam Bonjol.
Pergerakan kendaraan berakumulasi hambatan pada titik persimpangan ruas Jl. Kartini – Jl. Raden Intan pada Kawasan Bambu Kuning Plaza. Akumulasi