31 Menjelaskan landasan teori tentang pengertian kota dan perkotaan,
bentuk dan perkembangan kota, struktur kota dan sistem jaringan jalan, tata-guna lahan perkotaan dan aktivitas pergerakan, system
transportasi makro dan transportasi mikro, penentuan perjalanan dan manajemen lalu-lintas di perkotaan.
BAB III : KONDISI KOTA BANDAR LAMPUNG DAN KAWASAN KEMACETAN LALU-LINTAS DI CBD
Memberikan deskripsi wilayah studi di Kota Bandar Lampung mengenai kondisi umum Kota Bandar Lampung yang mecakup
wilayah administrasi, data kependudukan, pemakaian lahan Kota Bandar Lampung, dan pemanfaatan ruang CBD Kota Bandar
Lampung. Menyajikan informasi kawasan kemacetan lalu-lintas di CBD Kota Bandar Lampung yang terdiri dari kemacetan lalu-lintas
diruas Jl. Raden Intan, Jl. Kartini, Jl. Imam Bonjol, Jl. Pemuda, dan Jl. Pangkal Pinang.
BAB IV : KEMACETAN LALU-LINTAS DI CBD KOTA BANDAR
LAMPUNG Menyampaikan keterkaitan antar kawasan kemacetan, karakteristik
lalu-lintas kawasan kemacetan, pola kemacetan lalu-lintas kawasan CBD, faktor penyebab kemacetan, dan penyelesaian masalah
kemacetan lalu-lintas. BAB V : KESIMPULAN-REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH
Menyimpulkan hasil penelitian penulis dan rekomendasi penyelesaian masalah kemacetan lalu-lintas di pusat Kota Bandar
Lampung.
32
BAB II STRUKTUR KOTA DAN
MANAJEMEN LALULINTAS KAWASAN CBD
2.1 Pengertian Kota dan Perkotaan
Kota didefinisikan sebagai permukiman dan kegiatan penduduk dalam suatu batas wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan yang
memperlihatkan ciri dan watak perkotaan. Perkotaan didefinisikan sebagai kumpulan pusat-pusat permukiman yang berperan dalam suatu wilayah
pengembangan dan atau wilayah nasional sebagai simpul jasa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Kota. Kota-kota di Indonesia menurut fungsinya dikelompokkan menjadi: a. Kota pusat pemerintahan, b. Kota pusat perdagangan, c. Kota pusat lalulintas
dan angkutan Sujarto dalam Erizal, 2002:12. Wilayah kota dapat dilihat dari ciri-ciri aspek fisik dan aspek sosial
ekonomi. Aspek fisik yaitu: a. Tempat permukiman penduduk yang merupakan kesatuan dengan luas, jumlah bangunan, kepadatan bangunan yang lebih tinggi
daripada wilayah disekitarnya, b. Proporsi bangunan permanen lebih besar di tempat itu daripada wilayah disekitarnya, c. Mempunyai lebih banyak bangunan
fasilitas sosial ekonomi daripada wilayah disekitarnya. Aspek sosial ekonomi yaitu: a. Mempunyai jumlah penduduk yang relatif besar daripada wilayah
disekitarnya, b. Memiliki kepadatan penduduk yang relatif lebih tinggi daripada wilayah disekitarnya, c. Proporsi jumlah penduduk yang bekerja disektor non-
pertanian lebih tinggi daripada wilayah disekitarnya, d. Tempat pusat kegiatan
ekonomi yang menghubungkan kegiatan pertanian dengan tempat pemasaran atau kegiatan industri proses bahan baku Inmendagri Nomor 34 Tahun 1986 tentang
Pelaksaan Permendagri Nomor 7 Tahun 1986 tentang Batas-batas Wilayah Kota di seluruh Indonesia.
Jenis-jenis kota dikelompok berdasarkan sepuluh kriteria yaitu: a. Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan tempat, b.
Bersifat permanen, c. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat, d. Struktur dan tata ruang kota ditunjukkan oleh jalur jalan dan ruang perkotaan yang
nyata, e. Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja, f. Fungsi perkotaan minimum yang diperinci, yang meliputi sebuah pasar, sebuah pusat administrasi
atau pemerintah, sebuah pusat militer, sebuah pusat keagamaan, atau sebuah pusat aktivitas intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama, g. Heterogenitas
dan pembedaan yang bersifat hierarkis pada masyarakat, h. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sebuah daerah pertanian di tepi kota dan
memproses bahan mentah untuk pemasaran yang luas, i. Pusat pelayanan bagi daerah-daerah lingkungan setempat, j Pusat penyebaran, memiliki suatu falsafah
hidup perkotaan pada massa dan tempat itu Rapoport dalam Zahnd, 1999:4-5.
2.2 Bentuk dan Perkembangan Kota
Bentuk kota secara menyeluruh mencerminkan posisi kota tersebut secara geografis dan karakteristik tempatnya Branch, 1996:52. Beberapa
alternatif bentuk kota yaitu : a. Bentuk satelit dan pusat-pusat baru, b. Bentuk stellar
atau radial stellar or radial plans, c. Bentuk cincin circuit linier or