Dividen konstan tidak bertumbuh merupakan pembayaran dividen dari periode keperiode relative konstan. Perusahaan umumnya tidak melakukan pemotongan atau pengurangan dividen,
sekalipun perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Hal ini dilakukan perusahaan untuk menjaga kesan para pemegang saham atas stabilitas likuiditas perusahaan. Pertumbuhan dividen
yang konstan merupakan dividen yang tumbuh secara konstan yang umumnya ditunjukan dengan pertumbuhan.
Ang 1997 menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan retained earnings sebagai cadangan bagi
perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari earnings after tax EAT dilakukan sampai cadangan
minimum dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan
penerbitan saham baru.
2.2 Kebijakan Dividen
Kebijakan manajemen terhadap dividen tidak terlepas dari kebijakan manajemen terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan. Manajemen mempunyai dua pilihan
terhadap laba bersih yang diperoleh yaitu: Dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, atau Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Pada umumnya
sebagian laba bersih tersebut terlebih dahulu dibagikan dalam bentuk dividen, sisanya diinvestasikan kembali dalam bentuk laba ditahan. Keputusan manajemen untuk
menentukan berapa besarnya laba bersih yang dibagikan sebagai dividen disebut dengan kebijakan dividen dividend policy.
Kebijakan terhadap dividen dapat dilihat dari sudut pandang investor dan sudut pandang
Universitas Sumatera Utara
perusahaan manajemen. Dari sudut pandang investor, tujuan mereka membeli saham melakukan investasi di saham adalah untuk mengendalikan perusahaan atau untuk
memperoleh keuntungan jangka panjang m a u p u n j a n g k a p e n d e k . B a g i i n v e s t o r y a n g t i d a k b e r m a k s u d u n t u k mengendalikan perusahaan, maka tujuan mereka lebih
difokuskan pada keuntungan jangka pendek yaitu mendapatkan imbalan jasa atas investasinya berupa dividen kas, karena tujuan jangka panjang berupa capital gain, masih
bersifat spekulatif. Dari sudut pandang perusahaan, masalah pembayaran dividen kas merupakan suatu
kebijakan yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena ini akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan lainnya seperti kebijakan terhadap investasi, pembiayaan, dan lain
sebagainya. Jika perusahaan membayar dividen terla1u besar, maka hal ini akan mengurangi sumber pembiayaan dari dalam perusahaan untuk melakukan investasi. Disamping itu,
pembayaran dividen yang terlalu besar merupakan suatu tanda bahwa perusahaan itu dalam keadaan
Kebijakan terhadap dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan. Model dasar harga saham
memperlihatkan bahwa jika perusahaan bersangkutan me njala nkan kebijakan untuk me mba gika n di viden kas , hal ini a ka n meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin
dalam peningkatan harga saham. Namun, jika dividen kas meningkat, maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk melakukan investasi kembali, sehingga tingkat pertumbuhan
yang diharapkan untuk masa mendatang akan rendah dan hal ini akan menekan harga saham. Pembagian dividen perusahaan kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu
perusahaan semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan berubahnya struktur modal perusahaan yaitu debt to equity ratio DER akan semakin besar. Dampak yang
tidak akan berkembang di masa yang akan datang karena pembayaran dividen akan mengurangi kesempatan perusahaan melakukan investasi.
Universitas Sumatera Utara
ditimbulkannya adalah para pelaku pasar akan berfikir secara negatif terhadap perusahaan.
Campbell dan Beranek 1995 dalam Heart dan Rimbey 1993 menyatakan bahwa akibat adanya pembagian dividen kas kepada pemegang saham adalah akan
menyebabkan harga saham akan jatuh setelah hari pembayaran dividen ex dividend day. Kebijakan terhadap dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang
menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan growth perusahaan di masa datang.
Jensen 1986 dalam Smith Watts 1992 mengemukakan bahwa semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, semakin kecil dividen yang diberikan, karena
perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash flow-nya rendah. Hal
ini sesuai dengan hipotesis packing order Myers Majluf 1984, dalam Hartono 1999 bahwa perusahaan yang profitable memiliki dorongan membayar dividen relatif kecil dalam
rangka memiliki dana internal yang lebih banyak untuk membiayai proyek-proyek investasinya. Bahkan bagi perusahaan bertumbuh, peningkatan dividen dapat menjadi berita buruk
karena diduga perusahaan telah mengurangi rencana investasinya Hartono 1999.
2.3 Teori Kebijakan Dividen