3. 2. 4. 4. Jenis Penerjemahan Menurut Ciri-ciri Teks Bsa

sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu.’,” Q. S. al-Saf [61]: 5 ءﺎ ﺪ ﻷا ﺮ ﺪ و كﻮ أ بﺎ أر ”Semua teman-teman hadir sedangkan saudaramu tidak hadir”

B. 3. 2.

Ciri-Ciri Hâl dalam Bahasa Arab Hâl dalam Bahasa Arab memiliki beberapa ciri, di antaranya: a. Harus berupa isim sifat isim fa’il dan isim maf’ul atau syibh al- jumlah b. Menimbulkan pertanyaan “Bagaimana?” آ c. Dibaca nashab fathah d. Menerangkan keadaan ketika terjadinya suatu pekerjaan. e. Terbentuk dari isim nakiroh dan isim musytaq

B. 4.

Padanan Hâl dalam Bahasa Arab B. 4. 1. Berpadanan dengan Keterangan Cara Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan jalannya suatu peristiwa yang sedang berlangsung. 45 Definisi ini hampir mirip dengan definisi hâl yang di kemukakan oleh Dr. Abdullah Abbas Nadwi, yakni hâl adalah sebuah istilah tata bahasa arab yang berarti keadaan pada waktu kata kerja utama terjadi. Hasan Alwi, dkk mencatat, bahwa ada riga prefosisi yang menyatakan keterangan cara, yakni prefosisi dengan, secara, dan tanpa. Selain dengan prefosisi, keterangan cara juga dapat dibentuk dengan menambahkan imbuhan se- dan akhiran –nya pada kata ulang. Contoh: ﺎ ﺆ و ﺪ ﻬ ؤاﺰ ا “Siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja, maka balasannya Neraka Jahanam,” Q. S. al-Nisâ [4]: 93 إ ﺎ ا لاﻮ أ نﻮ آﺄ ﺬ ا ن إ ﻬ ﻮ نﻮ آﺄ ﺎ ارﺎ “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara lalim sebenarnya mereka menelan api sepenuh perutnya,” Q. S. al-Nisâ [4]: 10 ﻚ ﺪ ز ءﺎ “Zaid datang tanpa tertawa” ﺎ ﺮ ﺪ ﺎ ﺮ ”Khalid berlari secepat-cepatnya” 45 Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jakarta: balai pustaka, 2003, edisi ke-3, h. 370 B. 4. 1. Berpadanan dengan padahal Sebagaimana dalam Al-Qur’an, ﺎ ءﺎ ﺎ و ﷲﺎ ﺆ ﺎ ﺎ و ﺎ ا مﻮ ا ﺎ ر ﺎ ﺪ نأ و ا “Dan mengapa kami beriman kepada Allah dan kepada kebenaran Al- Quran yang datang kepada kami padahal kami bermaksud benar supaya kami dimasukan oleh Allah ke dalam golongan orang-orang yang saleh”, Q. S. al-Maidah [5]: 84 B. 4. 2. Berpadanan dengan imbuhan ber- + kata ulang Di antara makna imbuhan ber- ialah menerangkan dalam keadaan. Selain itu ber-, memiliki fungsi untuk menguatkan dan memformalkan status verba tersebut. 46 Contoh: ﻷا ﺮ ا ﺪ اﺮ ز م “Orang-orang Quraisy masuk Islam berbondong-bondong” ﺎ اوﺮ وأ ﺎ ﺎ اوﺮ ﺎ آر ﺬ اوﺬ اﻮ أ ﺬ ا ﺎﻬ ﺄ “Hai orang-orang yang beriman bersiap siagalah kamu, majulah kemedan pertempuran berkelompok atau majulah ke medan pertempuran bersama- sama,” an-Nisa [4]: 71. B. 4. 3. Berpadanan dengan kata penghubung sambil Kata penghubung sambil dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘keadaan’ digunakan di depan unsur kalimat yang berfungsi keterangan. Kata penghubung sambil bisa diganti dengan kata seraya. 47 46 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2003, edisi ke-3, h. 137 Contoh: Dibacanya surat itu sambil tersenyum ا ﷲا نوﺮآ ﺬ ﺬ ﺎ ﺎ دﻮ و ا نوﺮﻜ و ضرﻷا و تاﻮ ا Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, Q.S. al-Imran [3]: 191 B. 4. 1. Berpadanan dengan Keterangan keadaan Keterangan keadaan menerangkan keadaan apa yang tersebut pada predikat, salah satu kata penghubung keterangan keadaan ialah prase dengan. Contoh: ﺎﻬ جﺮ ﺎ ﺎ ا مﻮ ا بر لﺎ ﺮ ﺎ Musa keluar dari kota itu dengan rasa takut yang menunggu-nunggu, dengan khawatir ia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang- orang yang lalim, ” Q. S. al-Qasas [28]: 21 Keterangan alat sama dengan keterangan keadaan tetapi frase yang terdapat di belakang kata dengan tidak sama. Bandingkan: a. Dia melempar kekasihnya dengan bunga b. Dia melempar kekasihnya dengan senyuman manis kalimat a, dibelakang kata dengan terdapat kata bunga. Bunga dipakai sebagai alat untuk melempar, karena frase dengan bunga dinamai 47 Abdul Chaer. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Jakarta: Rineka Cipta, 2000 h. 160 keterangan alat. Pada kalimat b, di belakang kata dengan terdapat frase tersenyum manis, frase ini menerangkan keadaan waktu pekerjaan melempar dilakukan. Karena itu frase tersebut dinamai keterangan keadaan. B. 4. 1. Berpadanan dengan Dalam keadaan Contoh: ﻜ نأ ﷲا ﺪ ﺮ ﺎ نﺎ ﻷا و “Allah hendak memberi keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat dalam keadaan lemah.” Q. S. al-Nisâ [4]: 28 B. 5. 1. Berpadanan sedang Contoh: ﷲو د ض رﻷا ﺎ و تاﻮ ا ﺎ ﺪ ﺁ ﺔ نوﺮ ﻜ هو ﺔﻜ او “Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang ada di langit dan semua mahluk melata juga para malaikat sedang mereka tidak menyombongkan diri,” Q.S. al- Nahl [ ]: 49 B. 4. 1. Berpadanan dengan ter- + kata dasar yang menyatakan keadaan Imbuhan ter- berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif yang menyatakan keadaan. 48 Contoh: Tubuhnya kaku tergeletak ﺪ مﺎ ﺎ ”Muhammad tidur dengan nyenyak” atau ”Muhammad tidur terlelap” 48 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, h. 252 BAB III MENGENAL KITAB BULÛGH AL-MARÂM

A. Sinopsis