نﺎ آﺎ
باﺮ ﺔ
ﺔ ﺔ
ﺔ
dapat diterjemahkan setetes mani bagi orang awam dan sperma untuk intelektual
ﺔ
dapat diterjemahkan segumpal darah untuk awam dan zigot untuk intelektual
ﺔ
dapat diterjemahkan segumpal daging untuk awam dan embrio untuk intelektual
jadi, penerjemahan metode ini melihat siapa sasaran pembacanya? Apakah orang awam atau intelektual?
A. 4. Prinsip-Prinsip Penerjemahan
Prinsip penerjemahan adalah seperangkat acuan dasar yang hendaknya di pertimbangkan oleh penerjemah. Pemilihan prinsip ini di dasari oleh tujuan
penerjemahan. Prinsip-prinsip penerjemahan ini ada yang menitikberatkan kepada penulis bahasa sumber dan ada yang menitikberatkan kepada
pembaca teks sasaran.
37
Prinsip penerjemahan yang setia kepada penulis teks sumber: a. Terjemahan harus memakai kata-kata teks bahasa sumber. Prinsip
penerjemahan berupaya untuk mempertahankan bentuk dan gaya yang ada dalam bahasa sumber. Teks bahasa sasaran memakai
37
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, h. 57
terjemahan harfiyah dari kata-kata yang dipakai dalam bahasa sumber
b. Kalau dibaca, terjemahan harus seperti karya terjemahan c. Terjemahan harus mencerminkan waktu ditulisnya teks asli. Dalam
prinsip penerjemahan ini tidak ada istilah memodernkan teks kuno atau mengkunokan teks modern. Terjemahkan apa adanya sesuai
waktu pada saat pengarang menulisnya d. Terjemahan harus mencerminkan gaya bahasa teks bahasa sumber
e. Penerjemah tidak boleh menambah atau mengurangi, ataupun mempercantik hal-hal yang ada di teks bahasa sumber. Terjemahkan
saja apa adanya f. Genre sastra tertentu harus di pertahankan di dalam terjemahan.
Misalkan dalam menerjemahkan puisi, maka gaya puisinya dipertahankan, menerjemahkan prosa menjadi sebuah prosa
Prinsip penerjemahan yang setia kepada pembaca teks sasaran: a. Terjemahan harus memberikan ide teks bahasa sumber dan tidak
perlu kata-katanya yang terpenting dalam prinsip ini ialah makna yang diinginkan teks bahasa sumber teralihkan ke dalam teks bahasa
sasaran. Tidak peduli tehadap struktur teks bahasa sumbernya. Sehingga hasil terjemahannya pun lebih luas, fleksibel, dan mudah
dimengerti oleh pembaca b. Terjemahan harus memiliki gaya sendiri
c. Terjemahan harus menggambarkan waktu saat teks bahasa sumber diterjemahkan. Seperti halnya penerjemah melakukan penerjemahan
terhadap teks kuno, yang biasanya tidak menggunakan tanda baca, paragraph, dan lain-lain. Seperti halnya teks-teks modern. Maka
penerjemah harus memodernkannya, karena penerjemah menerjemahkan teks klasik itu di masa modern telah menggunakan
tanda baca. d. Penerjemah boleh menambah, mengurangi, bahkan mempercantik
teks bahasa sasaran. Sekali lagi, yang terpenting dalam proses penerjemahan ini ialah makna tersampaikan, hasil terjemahan
terbilang luwes, dan enak dibaca. Secara umum prinsip penerjemahan ada empat, yakni:
38
a. Tidak mengubah maksud pengarang teks asal b. Menghasilkan terjemahan yang mudah dipahami pembaca
c. Menghormati kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa sasaran d.
Menerjemahkan makna bahasa bukan menerjemahkan bentuk bahasa
B. Teori Hâl dalam Bahasa Arab B. 1. Pengertian Hâl