yang baru terbentuk, sehingga jumlah penduduk masih sangat rendah Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak, 2008.
5.3. Penggunaan Lahan di Kabupaten Siak
Total luas lahan Kabupaten Siak adalah 855.609 hektar. Penggunaan lahan dibedakan menjadi lahan untuk lahan sawah, pekarangan, tegalkebun,
ladanghuma, padang rumput, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan, rawa, tambak, kolamempang, sementara tidak diusahakan, dan lain-lain. Untuk jumlah
luas lahan berdasarkan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Kabupaten Siak Tahun 2007
No. Jenis Penggunaan Luas ha
Persentase 1
Lahan sawah 10.900
1,27 2
Pekarangan 109.930
12,85 3
TegalKebun 33.477
3,91 4
LadangHuma 7.717
0,90 5
Padang Rumput 6.210
0,73 6
Hutan Rakyat 56.969
6,66 7
Hutan Negara 210.696
24,63 8
Perkebunan 204.540
23,91 9
Rawa 9.160
1,07 10
Tambak 262
0,03 11
KolamEmpang 482
0,06 12
Sementara Tidak Diusahakan 55.152
6,44 13
Lain-lain 150.114
17,54 Total
855.609 100,00
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak 2007 Berdasarkan Tabel 5, bahwa penggunaan lahan terluas adalah hutan
negara, yaitu 210.696 hektar 24,63, selanjutnya perkebunan seluas 204.540 hektar 23,91, lain-lain 150.114 hektar 17,54 dan pekarangan 109.930
hektar 12,85. Penggunaan lahan untuk hutan rakyat dan lahan yang sementara
59
tidak diusahakan masing-masing sebesar 56.969 hektar 6,66 dan 55.152 hektar 6,44. Sedangkan untuk lahan yang berskala kecil adalah tegalkebun 34.477
hektar 3,91, lahan sawah yaitu 10.900 hektar 1,27, rawa 9.160 hektar 1,07, ladanghuma 7.717 hektar 0,90, padang rumput 6.210 hektar
0,73, kolamempang 482 hektar 0,06 dan tambak 262 hektar 0,03. Dilihat dari luas penggunaannya, luas lahan yang berkaitan dengan usaha
pertanian sangat kecil yaitu antara 1,27 sampai 0,06. Hal ini menunjukkan bahwa lahan belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk masyarakat. Dengan
demikian peningkatan dan pengembangan lahan-lahan budidaya pertanian masih sangat dimungkinkan.
5.4. Produksi Beras di Kabupaten Siak
Produksi beras merupakan perkalian antara produksi padi dengan faktor konversi atau rendemen. Hal ini karena pada saat padi diolah menjadi beras,
terdapat beberapa
hal yang
harus dilewati,
yaitu terkait
dengan pengeringanpenjemuran padi untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada
padi hingga penggilingan padi yaitu proses menjadi beras. Untuk wilayah kabupaten siak digunakan rendemen 0,60.
Dengan kondisi curah hujan rata-rata 2.205,29 mm per tahun diharapkan produksi padi di Kabupaten Siak semakin meningkat. Karena dengan kondisi
ketersediaan air yang mencukupi kebutuhan untuk tanaman padi, maka pertumbuhan produksi padi dapat ditingkatkan. Selain itu juga perlu adanya
dukungan dari berbagai kalangan, baik masyakat petani maupun dari pemerintah sebagai penentu kebijakan.
60
Tabel 6. Produksi dan Produktivitas Padi Kabupaten Siak. Tahun
Produksi Padi ton Produktivitas tonhektar
2000 15.672,53
3,16 2001
19.710,60 3,63
2002 21.479,64
3,64 2003
30.097,17 3,97
2004 32.508,90
3,54 2005
20.595,33 3,57
2006 23.402,09
3,62 2007
27.342,98 3,79
2008 27.627,62
3,50 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Siak 2008
Dilihat trend pertumbuhan produksi padi Kabupeten Siak selama sembilan tahun dari tahun 2000 sampai 2008 selalu bervariasi. Pada tahun 2000
sampai 2004 pertumbuhan mengalami peningkatan, namun pada tahun 2005 mangalami penurunan. Penurunan produksi ini disertai dengan penurunan luas
lahan sawah. Sebagai contoh di salah satu kecamatan yang menjadi pusat pertumbuhan tanaman padi yaitu Kecamatan Bungaraya, justru telah banyak
mengalami alih fungsi lahan menjadi lahan kelapa sawit. Tapi hal ini terlihat dengan jelas bahwa petani mengalihfungsikan lahan sawahnya karena ingin
mendapatkan hasil dari tanaman pertaniannya yang bukan hanya sekedar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan, karena hanya memiliki lahan sawah, maka mereka mengganti tanaman padi menjadi tanaman kelapa sawit. Hal ini perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Upaya untuk meningkatkan produksi padi, ada dua yaitu melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan meningkatkan
61
produktivitas padi yang rata-rata 3 ton per hektar menjadi lebih tinggi. Upaya ini untuk mendukung ini salah satunya adalah dengan menyediakan sarana dan
prasarana pertanian seperti irigasi, penerapan teknologi tepat guna, penggunaan bibit unggul dan pemupukan yang efisien. Ekstensifikasi dilakukan dengan
perluasan atau percetakan sawah baru. Diantaranya adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk. Dengan
menerapkan usaha ini diharapkan Kabupaten Siak mampu meningkatkan produksi padi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Siak.
5.5. Konsumsi Beras di Kabupaten Siak