82 Kabupaten Siak bertambah satu jiwa, maka konsumsi terhadap beras akan
meningkat sebesar 0,11 ton dalam satu tahun, sebaliknya jika jumlah penduduk berkurang satu jiwa, maka konsumsi beras akan turun sebesar 0,11 ton dalam satu
tahun, cateris paribus. Dengan demikian, secara umum konsumsi beras di Kabupaten Siak sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan tidak terpengaruh
terhadap perkembangan harga beras, harga jagung sebagai komoditi substitusi dan PDRB. Hasil estimasi parameter konsumsi beras di Kabupaten Siak dapat
disajikan pada Persamaan 6.3 berikut.
t
KB = 62132,72 - 28,63
t
HB - 18,54
t
HJGG + 0,11
t
PDD +
0,04 1,32E-03
t
PDRB ................................................................6.3
R-square = 96,34, Adj-R square = 91,45 dan Prob F-statistik = 0,02
Keterangan:
t
KB : Konsumsi beras di Kabupaten Siak tahun ke t ton
t
HB : Harga riil beras tahun ke t RpKg
t
PDRB : PDRB tahun ke t Rptahun
t
PDD : Jumlah penduduk tahun ke t jiwa
t
HJGG : Harga jagung tahun ke t RpKg
6.2.4. Harga Eceran Beras
Berdasarkan hasil analisis persamaan dalam penelitian ini, diperoleh bahwa variabel harga eceran beras di Kabupaten Siak dipengaruhi oleh suplai
beras yang dicerminkan oleh produksi beras, permintaan beras yang dicerminkan oleh konsumsi beras dan lag harga eceran beras. Variabel konsumsi beras dan lag
harga beras menunjukkan pengaruh yang positif terhadap harga eceran beras,
83 sedangkan lag produksi beras berpengaruh negatif terhadap harga eceran beras.
Nilai koefisien determinasi R-square dari model harga eceran beras adalah sebesar 0,8242. Artinya bahwa 82,42 model harga eceran beras dapat diterangkan oleh
keragaman variabel-variabel eksogen dalam model yakni konsumsi beras, lag produksi beras dan lag harga eceran beras, sedangkan sisanya dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak terdapat di dalam model. Dengan menggunakan uji statistik-F
terlihat bahwa
faktor-faktor tersebut
secara bersama-sama
mempengaruhi harga beras di Kabupaten Siak pada taraf nyata 0,05. Dari hasil uji statistik-t terlihat bahwa hanya variabel lag harga eceran beras yang
menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf 0,10 sedangkan variabel lainnya yaitu konsumsi beras dan lag produksi beras tidak menunjukkan pengaruh yang
nyata secara statistik. Hasil estimasi parameter harga eceran beras di Kabupaten Siak dapat dinyatakan pada Persamaan 6.4 berikut ini.
t
HB = 783,14 + 0,01
t
KB – 2,78E-03
t
LQB + 0,67
t
LHB ..............6.4
0,056 R-square = 82,42, Adj-R square 69,23 dan Prob F-statistik = 0,05
Keterangan:
t
HB : Harga riil eceran beras tahun ke t RpKg
t
KB : Jumlah konsumsi beras tahun ke t Kg
t
LQB : Lag Produksi beras tahun ke t ton
t
LHB : Lag harga riil eceran beras tahun t RpKg
Konsumsi beras berhubungan positif dan tidak berpengaruh nyata terhadap harga eceran beras. Nilai koefisien variabel sebesar 0,01 yaitu apabila terjadi
peningkatan konsumsi terhadap beras sebesar satu ton, maka harga eceran beras akan meningkat sebesar 0,01 rupiah dan apabila terjadi penurunan konsumsi beras
84 sebesar satu ton, maka harga eceran beras akan turun sebesar 0,01 rupiah, cateris
paribus. Dengan tingkat konsumsi beras yang tinggi, mengakibatkan harga beras
di Kabupaten Siak semakin tinggi. Nilai koefisien variabel suplai atau dalam hal ini ditunjukkan oleh lag
produksi beras menunjukkan pengaruh negatif terhadap harga beras sebesar - 2,78E-03. Artinya bahwa jika suplai atau produksi beras meningkat sebesar satu
ton maka harga beras akan turun sebesar 2,78E-03 rupiah. Sedangkan apabila suplai atau produksi turun sebesar satu ton, maka harga beras akan meningkat
sebesar 2,78E-03 rupiah, cateris paribus. Hasil analisis ini sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa jika terjadi panen raya, produksi beras meningkat dapat
menurunkan harga eceran beras dan jika pada saat musim paceklik, harga beras meningkat karena produksi beras atau ketersedian beras menurun. Akan tetapi
berdasarkan analisis statistik, variabel tersebut tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa meskipun jumlah produksi beras meningkat, namun karena
jumlah permintaan terhadap beras lebih besar daripada produksi, dapat di katakan bahwa produksi beras tidak dapat mempengaruhi harga beras di Kabupaten Siak.
Harga eceran beras dipengaruhi pula oleh harga eceran beras tahun sebelumnya dengan nilai koefisien varibel sebesar 0,67 dan berpengaruh nyata
pada taraf 0,10. Hal ini mengindikasikan bahwa harga eceran beras cenderung lambat
dalam merespon
berbagai perubahan
situasi ekonomi
yang mempengaruhinya dan dibutuhkan waktu untuk bisa menyesuaikan harga eceran
beras secara tepat pada saat terjadinya perubahan berbagai faktor ekonomi. Trend waktu yang mewakili perkembangan teknologi berhubungan positif dan
berpengaruh tidak nyata terhadap harga eceran beras.
85
6.3. Analisis Simulasi Perubahan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi