− −
=
2 2
2
1 Ai
Pi S
r n
U
A PA
D
……….…………………………...……...…...4.21
M
U
+
R
U
+
D
U
=1……………………………………………………...4.22
R
U
adalah komponen regresi yang menunjukkan penyimpangan kemiringan regresi aktual dengan nilai-nilai pendugaan. Jika pendugaan
sempurna, maka kemiringan regresi sama dengan
PA
r
, akan mengambil nilai satu dan tidak berpotongan dengan regresi aktual. Jika nilai
PA
r
P
S
A
S
sama dengan satu maka nilai
M
U
dan
D
U
akan sama dengan nol.
D
U
merupakan komponen residual yang mengambarkan kesalahan-kesalahan yang tidak sistematik. Suatu
model baik jika
M
U
dan
R
U
sangat kecil dan nilai
D
U
mendekati satu. Selain kriteria di atas, validasi model juga dapat dilihat pada kriteria
koefisien determinasi R-square
2
R . Semakin tinggi nilai
2
R semakin besar variasi perubahan variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh variabel
penjelasnya. Koefisien determinasi yang dijelaskan Adj-
2
R juga akan semakin
baik jika nilainya mendekati
2
R .
4.8. Simulasi Model
Menurut Intriligator 1978, simulasi merupakan suatu pendekatan yang ketiga untuk penggunaan evaluasi kebijakan. Dua pendekatan lainnya adalah
target instrumen the instrument-targets-approach dan fungsi kesejahteraan sosial sosial-walfare-function approach. Sebelum melakukan simulasi, perlu
dilakukan uji validasi terhadap model. Uji ini menunjukkan bahwa suatu model itu layak untuk dilakukan simulasi.
52
Secara umum, simulasi menunjukkan pada penentuan perilaku behavior dari suatu sistem persamaan, melalui perhitungan nilai dari suatu pendugaan
model. Variabel yang akan dijadikan sebagai alternatif simulasi adalah: peningkatan harga gabah di tingkat petani, harga pupuk urea dan luas areal irigasi.
Sedangkan reaksi variabel endogen yang akan diamati adalah: luas areal panen padi, produktivitas padi, produksi padi, produksi beras, jumlah konsumsi beras
dan harga beras eceran. Jadi simulasi yang akan diterapkan adalah:
1. Dampak kenaikan harga gabah di tingkat petani terhadap variabel
endogen. 2.
Dampak kenaikan harga pupuk urea terhadap variabel endogen. 3.
Dampak kenaikan luas areal irigasi terhadap variabel endogen. 4.
Dampak kenaikan harga gabah di tingkat petani dan harga pupuk urea terhadap variabel endogen.
5. Dampak kenaikan harga gabah di tingkat petani dan luas areal irigasi
terhadap variabel endogen. 6.
Dampak kenaikan gabah di tingkat petani, luas areal irigasi dan harga pupuk terhadap variabel endogen.
4.9. Definisi Operasional
1. Gabah atau padi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gabah kering
giling GKG. 2.
Beras adalah hasil proses gilingan dari buliran gabah atau padi.
53
3. Produksi padi atau gabah Kabupaten Siak adalah jumlah total produksi
padi yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian Kabupaten Siak yang dinyatakan dalam satuan ton.
4. Produksi beras Kabupaten Siak adalah jumlah total produksi beras yang
dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian Kabupaten Siak yang dinyatakan dalam satuan ton.
5. Luas areal panen adalah luas seluruh areal produktif atau panen tanaman
padi di Kabupaten Siak dinyatakan dalam satuan hektar. 6.
Produktivitas padi merupakan hasil bagi antara produksi padi dengan luas areal panen tanaman padi di Kabupaten Siak, dinyatakan dalam satuan ton
per hektar. 7.
Luas areal irigasi adalah luas lahan sawah yang memiliki sarana dan prasarana irigasi atau pengairan yang dibutuhkan untuk tanaman padi,
dinyatakan dalam satuan hektar. 8.
Curah hujan Kabupaten Siak adalah curah hujan yang ada di wilayah Kabupaten Siak yang disesuaikan dengan kondisi iklim Kabupaten Siak,
dinyatakan dalam satuan mm per tahun. 9.
Harga riil padi adalah harga padi yang terdapat di tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan
dengan satuan rupiah per kilogram. 10.
Harga riil pupuk urea adalah harga faktor produksi yang diwakili oleh harga pupuk urea yang merupakan pupuk utama dalam produksi padi,
yang telah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram.
54
11. Harga riil jagung merupakan harga jagung yang terdapat di tingkat petani
setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia yang digunakan sebagai komoditi substitusi beras, dinyatakan dengan satuan
rupiah per kg. 12.
Upah riil tenaga kerja adalah upah yang berlaku pada pekerja tani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan
dengan satuan rupiah per hari orang kerja HOK. 13.
Jumlah penggunaan pupuk urea adalah jumlah pupuk urea yang dugunakan oleh petani dalam proses produksi padi dinyatakan dalam
satuan kilogram per hektar. 14.
Konsumsi beras
Kabupaten Siak
adalah jumlah
beras yang
dikonsumsidiminta untuk keperluan pangan oleh seluruh penduduk Kabupaten Siak, yang dinyatakan dalam satuan ton.
15. Harga riil beras adalah harga besar eceran di tingkat konsumen setelah
dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram.
16. Jumlah penduduk Kabupaten Siak adalah banyaknya populasi setiap tahun
yang terdapat di Kabupaten Siak, dinyatakan dalam satuan jiwa. 17.
PDRB adalah satuan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu wilayah dalam mengolah hasil sumberdaya alamnya yang merupakan ukuran
pendapatan daerah, dinyatakan dalan satuan juta rupiah. 18.
Tren waktu merupakan variabel yang mewakili teknologi yang berlaku yang terdiri dari tahun 2000-2008.
55
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1.
Letak Geografis
Kabupaten Siak merupakan bagian dari wilayah Propinsi Riau yang memiliki posisi strategis karena berada di kawasan hinterland area daerah
kerjasama ekonomi regional “SIJORI” atau “Singapura, Johor, dan Riau” serta termasuk dalam kawasan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Malaysia, Singapore
Growth Triangle IMS-GT. Jarak tempuh dari Singapura yang hanya 150 km,
memberikan keberuntungan tersendiri bagi Kabupaten Siak sebagai alternatif persinggahan kapal niaga di kawasan tersebut dan bahkan memungkinkan untuk
mengembangkan relokasi industri dan perdagangan Internasional. Kabupaten Siak memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang relatif tinggi namun lembab disertai
dengan curah hujan tinggi hingga mencapai 1.965 mm per tahun, temperarur rata- rata bulanan sekitar 27,50 dengan kelembaban 88,9 per bulan dan rata-rata
penyinaran matahari 44,4 per bulan. Sumber air permukaan di daerah Kabupaten Siak terdiri dari sungai dan rawa. Sungai Siak adalah sungai utama di
daerah ini dengan debit aliran bulanan sekitar 575 m
2
dt pada bulan basah dan sekitar 123 m
2
dt pada bulan kering. Secara umum sumber air permukaan dan air tanah ini tidak layak dikonsumsi dan untuk menjadikannya air baku diperlukan
unit pengelolaan yang lengkap. Kondisi geomorfologi Kabupaten Siak sebagian besar sebagian besar
terdiri dari daratan rendah yang memiliki ketinggian 0-50 m dari permukaan laut, meliputi dataran banjir sungai dan rawa serta endapan permukaan dengan
kemiringan lereng sekitar 0-30 m atau dapat dikatakan nyaris datar. Selain itu juga