Luas Areal Panen Padi

73 areal panen dan persamaan produktivitas padi. Sedangkan untuk melihat faktor- faktor yang mempengaruhi konsumsi dilihat dari persamaan konsumsi dan harga beras di Kabupaten Siak. Model tersebut dijabarkan sebagai berikut:

6.2.1. Luas Areal Panen Padi

Luas areal panen padi Kabupaten Siak dipengaruhi oleh harga riil gabah di tingkat petani, harga riil pupuk urea, curah hujan, luas areal irigasi dan harga komoditi kompetitif jagung. Harga riil gabah di tingkat petani, curah hujan dan luas areal irigasi berpengaruh positif terhadap luas areal panen, sedangkan harga riil pupuk urea dan harga riil jagung berpengaruh negatif terhadap luas areal panen. Hasil estimasi parameter luas areal panen padi Kabupaten Siak dapat dilihat pada Persamaan 6.1 berikut ini. t LAP = -5791,58 + 68,46486 t HG - 115,653 t HPU + 123,5993 t LAI + 0,04 0,04 0,06 2,325991 t CH – 2,70236 t HJGG ..........................................6.1 0,08 R-square = 94,82, Adj-R square = 81,86 dan Prob F-statistik = 0,12 Keterangan: t LAP : Luas areal panen padi tahun ke t ha t HG : Harga riil gabah di tingkat petani tahun ke t Rpkg t HPU : Harga riil pupuk urea tahun ke t Rpkg t LAI : Luas areal irigasi tahun ke t ha t CH : Curah Hujan tahun ke t mmth t HJGG : Harga jagung tahun ke t Rpkg Berdasarkan hasil analisis, nilai koefisien determinasi R-square dari model luas areal panen padi adalah sebesar 0,9482 artinya 94,82 luas areal panen padi 74 dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel eksogen dalam model yakni harga riil gabah di tingkat petani, harga riil pupuk urea, curah hujan, luas areal irigasi dan harga jagung. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal panen padi sangat ditentukan oleh lima variabel tersebut. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam model. Dengan menggunakan uji statistik F menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap luas areal panen padi Kabupaten Siak pada taraf nyata 0,15. Artinya bahwa seluruh variabel yang terdapat dalam model secara bersama-sama mempengaruhi luas areal panen padi di Kabupaten Siak. Dari hasil uji statistik t, menunjukkan bahwa variabel harga riil gabah di tingkat petani, harga riil pupuk urea, curah hujan dan luas areal irigasi berpengaruh nyata terhadap luas areal panen pada taraf nyata masing-masing 0,10. sedangkan untuk variabel harga jagung tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan pada taraf nyata 10. Variabel harga riil faktor produksi pupuk urea berpengaruh negatif terhadap luas areal panen dengan nilai sebesar -115,65. Artinya jika terjadi kenaikan harga pupuk urea sebesar satu rupiah, maka luas areal panen akan berkurang sebesar 115,65 hektar. Sebaliknya, jika harga pupuk turun sebesar satu rupiah maka luas areal panen akan meningkat sebesar 115,65 hektar, cateris paribus . Hasil ini sesuai dengan kriteria ekonomi bahwa jika harga input produksi meningkat maka penggunaan terhadap faktor produksi akan berkurang. Faktor produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk urea yang merupakan pupuk utama yang umum digunakan oleh petani. Kenyataannya, apabila terjadi kenaikan harga pupuk urea, maka petani akan mengurangi jumlah pembelian 75 pupuk urea yang akhirnya juga akan berkurangnya jumlah penggunaan pupuk urea, sehingga produksi padi berkurang dan luas areal panen juga berkurang. Begitu pula sebaliknya jika terjadi penurunan harga pupuk urea. Jika harga pupuk urea murah, maka petani akan mudah mendapatkan pupuk, sehingga petani menambah jumlah penggunaan pupuk dan akan meningkatkan lahan garapannya yang pada akhirnya dapat meningkatkan luas areal panen padi. Harga riil gabah ditingkat petani menunjukkan pengaruh yang positif sebesar 68,46. Artinya apabila harga gabah di tingkat petani meningkat sebesar satu rupiah maka luas areal panen akan meningkat sebesar 68,46 hektar dan apabila harga gabah di tingkat petani menurun sebesar satu hektar, maka luas areal panen akan menurun sebesar 68,46 hektar cateris paribus. Dari hasil tersebut dapat diambil keputusan bahwa kenaikan harga padi ditingkat petani akan merangsang petani untuk meningkatkan luas lahan garapannya, sehingga luas areal panen padi akan meningkat. Sebaliknya jika harga gabah di tingkat petani turun, maka petani tidak mempunyai insentif atau gairah untuk menanam padi, sehingga luas panen padi akan berkurang. Hasil uji hipotesis parameter regresi, variabel harga gabah di tingkat petani berpengaruh nyata pada taraf 0,5, sehingga memberikan jaminan bahwa terdapat pengaruh yang nyata kebijakan harga padi terhadap luas areal panen. Dugaan yang kuat bahwa kegiatan usaha tani padi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor teknis budidaya seperti curah hujan. Hasil analisis persamaan menunjukkan koefisien estimasi variabel curah hujan sebesar 2,32. Hasil menunjukkan bahwa faktor curah hujan berpengaruh positif. Artinya jika curah hujan meningkat sebesar satu mm per tahun maka ketersediaan air bagi tanaman 76 padi akan meningkat sehingga luas areal panen akan meningkat sebesar 2,32 hektar dan jika curah hujan menurun sebesar satu mm per tahun, maka luas areal panen akan turun sebesar 2,32 hektar, cateris paribus. Berdasarkan hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa dengan curah hujan yang tinggi maka ketersediaan air untuk mencukupi kebutuhan tanaman padi meningkat. Sehingga dapat dimungkinkan petani untuk memperluas lahan garapannya. Selain faktor curah hujan, untuk mendukung ketersediaan air diperlukan adanya pembangunan areal irigasi. Pulau jawa yang merupakan daerah penghasil beras terbesar di Indonesia, memiliki luas areal irigasi yang sangat besar selain didukung oleh curah hujan dan struktur tanah yang baik untuk tanaman padi. Sehingga pada saat musim kemarau, petani masih memungkinkan untuk menanam padi karena kebutuhan air tersedia. Oleh karena itu dalam penelitian digunakan variabel areal irigasi sebagai salah satu faktor pendukung peningkatan luas areal irigasi. Hasil analisis menunjukkan koefisien variabel luas areal irigasi berpengaruh positif sebesar 123,60. Artinya jika terjadi peningkatan luas areal irigasi sebesar satu hektar maka luas areal panen akan meningkat sebesar 123,60 hektar. Begitu juga jika terjadi sebaliknya yakni terjadi penurunan luas areal irigasi sebesar satu hektar, maka luas areal panen akan menurun sebesar 123,60 hektar, cateris paribus. Sehingga perlu adanya peningkatan sarana irigasi agar luas panen padi semakin meningkat. Selain keempat variabel di atas, luas areal panen juga ternyata dipengaruhi oleh harga jagung sebagai komoditi kompetitif padi sebesar -2,70. Artinya bahwa jika harga jagung meningkat sebesar satu rupiah, maka kemungkinan petani akan beralih menanam jagung, sehingga luas panen padi akan berkurang 2,70 hektar. 77 Sebaliknya jika harga jagung turun sebesar satu rupiah, maka petani akan lebih menanam padi sehingga luas areal panen padi semakin meningkat 2,70 hektar, cateris paribus . Akan tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan secara statistik pada taraf nyata 0,20. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa meskipun terjadi peningkatan harga jagung, maka tidak mungkin secara langsung petani akan beralih menanam jagung.

6.2.2. Produktivitas