1. Spesifikasi model, disebut juga sebagai formulasi “maintained Hypotesis” 2. Estimasi parametermodel
3. Evaluasi parameter dugaan 4. Evaluasi validasi peramalan dari model
Dari pemahaman bahwa konsumsi sangat terkaitan dengan produksi, maka formulasi model komoditi perberasan di Kabupaten Siak akan dibahas
berdasarkan aspek produksi dan konsumsi beras.
4.4.1. Produksi Padi
Total produksi padi merupakan perkalian antara luas areal panen dengan produktivitas. Persamaan produksi padi dirumuskan sebagai berikut:
t t
t
Q LAP
QP =
..................................... ...............................................4.1 Keterangan:
t
QP : Produksi padi tahun ke t ton
t
LAP : Luas areal panen tahun ke t ha
t
Q : Produktivitas tahun ke t tonha
4.4.2. Produksi Beras
Produksi beras merupakan perkalian antara faktor konversi atau tingkat rendemen pengolahan padi menjadi beras k dan produksi padi pada tahun
tersebut. Dengan demikian produksi beras Kabupaten Siak dirumuskan sebagai berikut:
t t
QP k
QB =
.........................................................................................4.2 Keterangan:
t
QB : Produksi beras tahun ke t ton
39
k : Faktor konversi atau Rendemen Dinas Pertanian Kabupaten Siak = 0.60
t
QP : Produksi padi tahun ke t ton
4.4.3. Luas Areal Panen Padi
Luas areal panen padi ditetapkan seebagai fungsi dari: 1 harga riil gabah di tingkat petani, 2 luas areal irigasi, 3 harga riil pupuk urea 4 curah hujan
dan 5 harga komoditi kompetisi jagung. Harga riil gabah di tingkat petani, curah hujan dan luas areal irigasi diduga berpengaruh positif terhadap luas areal
panen. Jika harga gabah di tingkat petani semakin tinggi maka petani akan meningkatkan daerah garapannya sehingga luas areal panen meningkat, begitu
juga dengan curah hujan dan luas areal irigasi. Semakin tinggi curah hujan, areal irigasi dan luas areal panen tahun lalu maka areal panen padi akan semakin luas.
Sedangkan harga pupuk urea dan harga jagung diduga berpengaruh negatif terhadap luas areal panen. Pupuk urea merupakan input bagi produksi padi, jika
harga input meningkat, maka petani akan mengurangi jumlah penggunaan pupuk sehingga luas areal panen padi akan semakin berkurang. Jika terjadi kenaikan
harga jagung sebagai komoditi kompetitif padi maka secara teori, petani akan beralih kepada memproduksi jagung daripada padi, sehingga luas areal panen padi
semakin sempit atau berkurang. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
t
LAP =
1 5
4 3
2 1
ε +
+ +
+ +
+
t t
t t
t
HJGG a
CH a
HPU a
HG a
LAI a
a ...........4.3
Parameter yang diharapkan: a
1
, a
3
, dan a
4
, 0 ; a
2
dan a
5
Keterangan:
t
LAP : Luas areal panen padi tahun ke t ha
40
t
LAI : Luas areal irigasi tahun ke t Ha
t
HG : Harga riil gabah di tingkat petani tahun ke t Rpkg
t
HPU : Harga riil pupuk urea tahun ke t Rpkg
t
CH : Curah Hujan tahun ke t mmth
t
HJGG : Harga jagung tahun ke t Rpkg
a : Intersep
i
a :
Koefisien regresi i = 1,2,3...
1
ε : error
4.4.4. Produktivitas Padi