35
Sumber : UPT PPP Labuan 2001-2011
Gambar 11. Fluktuasi CPUE ikan layur di PPP Labuan. Berdasarkan hasil penelitian analisis bioekonomi menggunakan Gordon-
Schaefer oleh Said 2011 menggambarkan kondisi perikanan layur di Teluk Palabuhanratu juga telah melebihi upaya penangkapan optimalnya pada tahun 2001,
2002, 2005, 2006, 2007 dan 2010. Pada tahun 2006-2008 hasil tangkapan yang diperoleh telah melebihi hasil tangkapan optimal secara ekonomi MEY dan telah
melebihi potensi lestarinya MSY.
4.9. Rencana Pengelolaan Perikanan di PPP Labuan
Pada dasarnya ikan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui renewable resource. Proses pemulihhan dan recovery sumberdaya juga
membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak sepantasnya kita mengeksploitasi secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kelestarian sumberdaya. Berdasarkan
informasi mengenai kondisi aktual dinamika stok ikan layur L. savala yang diperoleh dalam penelitian ini maka diperlukan adanya strategi pengelolaan yang
tepat sehingga produktivitas perikanan dapat ditingkatkan dan kelestariannya dapat terjamin. Menganut dari sistem perikanan yang berkelanjutan Charles 2001 dapat
dirumuskan rencana pengelolaan stok ikan layur di PPP yang terdiri dari tiga komponen seperti berikut :
1. Ikan layur merupakan jenis ikan benthopelagis yaitu ikan yang habitatnya
didasar perairan 100 m namun memiliki kebiasaan muncul mendekati permukaan ketika malam hari Nakamura dan Parin, 1993. Perlu ditetapkan
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
2001 2002
2004 2005
2006 2007
2010 2011
CPU E
kg tr
ip
Tahun
36 suatu teknologi alat penangkapan ikan layur yang selektif dan memiliki
produktivitas yang tinggi. 2.
Alat tangkap yang digunakan di PPP Labuan adalah alat tangkap jaring rampus. Berdasarkan analisis surplus produksi model Shaefer 1954 dan
analisis bioekonomi Gordon-Schaefer menunjukkan bahwa tingkat upaya saat ini sudah melebihi tingkat optimum lestari. Pengelolaan yang tepat agar
mampu memaksimalkan rente ekonomi dan menjaga kelestarian stok ikan layur dapat dilakukan dengan pengurangan effort hingga F
mey
sebesar 73 trip per tahun dengan hasil tangkapan optimum sebesar 4242 kg per tahun.
Perhatikan ilustrasi berikut.
Bioekonomi G-S
MEY 4242 kg
Fmey 73 trip
CPUE 58 kgtrip
Aktual
Catch 4035 kg
Effort 97 trip
CPUE 42 kgtrip
Ilustrasi diatas, nilai CPUE G-S aktual artinya hasil tangkapan per trip pada kondisi MEY lebih besar dibanding kondisi aktual. Hal ini
menggambarkan bahwa kondisi MEY lebih menguntungkan dibanding kondisi aktual dikarenakan dengan upaya yang lebih rendah menghasilkan
tangkapan yang lebih banyak. Selain itu, ilustrasi tersebut juga menggambarkan bahwa alat tangkap ikan layur yang beroperasi di PPP
Labuan sangat eksploitatif. Alat tangkap yang sangat eksploitatif ini sangat penting untuk dibatasi.
3. Melakukan pencataan terhadap produksi ikan layur yang lebih teratur dan
lebih akurat sehingga dapat diketahui dengan pasti keberadaan stok ikan layur sepanjang tahun. Data urut waktu time series terhadap produksi ikan
layur yang akurat merupakan kunci keberhasilan riset yang dilakukan oleh peneliti guna merumuskan rencana pengelolaan stok ikan layur yang lebih
tepat.
5. KESIMPULAN DAN SARAN