Parameter Pertumbuhan L Laju Mortalitas dan Laju Eksploitasi

15 Bandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada selang kepercayaan 95. Selanjutnya untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan layur, maka kaidah keputusan yang diambil adalah : t hitung t tabel : tolak hipotesis nol H t hitung t tabel : gagal tolak hipotesis nol H 1

3.4.2. Sebaran Frekuensi Panjang

Sebaran frekuensi panjang adalah distribusi ukuran panjang pada kelompok panjang tertentu. Sebaran frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai tengah kelas dan frekuensi dalam setiap kelompok panjang. Pada penelitian kali ini, untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang menggunkan tahapan berikut : 1. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari seluruh data panjang total ikan. 2. Menentukan jumlah kelas dan interval kelas. 3. Menentukan batas kelas bawah dan batas kelas atas pada selang kelas pertama. Batas atas didapatkan dengan cara menambahkan lebar kelas pada batas bawah kelas. 4. Mendaftarkan semua batas kelas untuk setiap selang kelas. 5. Menentukan nilai tengah kelas masing-masing kelas dengan merata- ratakan batas kelas. 6. Menentukan frekuensi bagi masing-masing kelas. 7. Menjumlahkan frekuensi dan memeriksa apakah hasilnya sama dengan banyaknya total ikan. Sebaran frekuensi panjang yang telah diperoleh dari masing-masing kelas, diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumah distribusi normalnya. Dari grafik tersebut dapat terlihat jumlah puncak yang menggambarkan jumlah kelompok umur kohort yang ada. Bila terdapat lebih dari satu kohort, maka dilakukan pemisahan distribusi normal.

3.4.3. Parameter Pertumbuhan L

∞ , K dan t Pendugaan nilai koefisien pertumbuhn K dan L ∞ diperoleh dengan menggunakan paket program FISAT FAO-ICLRAM Stock Assesment-ELEFAN 1 16 dengan selang kelas, nilai tengah dan frekuensi dimasukkan terlebih dahulu, kemudian nilai K dan L ∞ tersebut dimasukkan ke dalam model pertumbuhan Von Bartalanffy. Umur teoritis ikan pada saat panjang ikan sama dengan nol t dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris pauly 1983 sebagai berikut : log − = −0,3922 − 0,2752 log ∞ − 1,038 log⁡

3.4.4. Laju Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Konsep stok berkaitan erat dengan konsep parameter pertumbuhan dan mortalitas. Parameter pertumbuhan merupakan nilai numerik dalam persamaan yang dapat digunakan untuk memprediksi ukuran badan ikan setelah mencapai ukuran tertentu. Sementara parameter mortalitas mencerminkan suatu laju mortalitas alami dan mortalitas penangkapan Sparred an Venema 1999. Parameter-parameter laju mortalitas meliputi laju mortalitas total Z, laju mortalitas alami M dan laju mortalitas penanggkapan F. Laju mortalitas total Z dapat diketahui dengan menggunakan beberapa model. Pada penelitian kali ini laju mortalitas total Z diduga dengan kurva tangkapan yang dilinierkan berdasarkan data komposisi panjang Sparred an Venema 1999 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengkonversi data panjang ke data umur dengan menggunakan inverse persamaan Von Bertalanffy. = − 1 k ∗ ln 1 − L L ∞ 2. Menghitung waktu yang dibutuhkan oleh rata-rata ikan untuk tumbuh dari panjang L 1 ke L 2 ∆t. ∆ = 2 − 1 = 1 k ∗ ln ∞ − 1 ∞ − 2 3. Menghitung t + ∆t2. 1 + 2 2 = − 1 k ∗ ln 1 − 1 + 2 2 ∞ 17 4. Menurunkan kurva hasil tangkapan C yang dilinierkan yang dikonversikan ke panjang. ln 1 , 2 ∆t 1 , 2 = C − ∗ 1 + 2 2 Persamaan di atas No.4 merupakan bentuk persamaan linear dengan slope b = -Z dan interesep a = C. Selanjutnya laju mortalitas alami M dapat diduga dengan menggunakan persamaan pauly sebagai berikut Sparred an Venema 1999 : ln = −0,152 − 0,279 ∗ ln ∞ + 0,6543 ∗ ln⁡ + 0,463lnT Keterangan : K : Koefisien pertumbuhan per tahun L ∞ : Panjang asimtot mm T : Suhu rata-rata perairan C Setelah laju mortalitas total Z dan laju mortalitas alami M diketahui maka mortalitas penangkapan F dapat ditentukan dengan rumus : = Z − E Selanjutnya Pauly 1984 dalam Sinaga 2010 menyatakan bahwa laju eksploitasi E dapat ditentukan dengan membandingkan laju mortalitas penangkapan F dan laju mortalitas total Z, sehhingga : = Laju mortalitas penangkapan F atau laju eksploitasi optimum menurut Gulland 1971 in Pauly 1984 sebesar 0,5 E optimum = 0,5. 3.4.5. Model Surplus Produksi MSY Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model Schaefer 1945 Model ini dapat diterapkan bila diketahui hasil tangkapan total catch berdasarkan spesies dan upaya penangkapan effort sehingga diperoleh hasil tangkapan per unit upaya catch per unit effortCPUE dalam beberapa tahun Sparre and Venema, 1999. 18 Tingkat upaya penangkapan optimum f msy dan hasil tangkapan maksimum lestari MSY dari unit penangkapan dengan model Schaefer 1945 in Sparre dan Venema 1999 dapat diketahui dengan persamaan berikut : = � + � 2 1 � = + � 2 � = + 2 �  jika � = 0, maka : 0 = + 2 � f msy = − 2 dengan mensubstitusikan � = − 2 pada persamaan 1 dapat diperoleh nilai = − 2 4 . Nilai a dan b diperoleh dengan meregresikan persamaan 2 dimana f sebagai x dan � sebagai y.

3.4.6. Model Bioekonomi Gordon-Schaefer