Model Bioekonomi HASIL DAN PEMBAHASAN

33 kurva surplus produksi Schaefer 1954 yang menunjukkan penurunan CPUE ketika effort mengalami peningkatan.

4.8. Model Bioekonomi

Kajian bioekonomi perikanan merupakan kajian terhadap sumberdaya alam khususnya sumberdaya ikan yang berbasiskan aspek biologi dan aspek ekonomi. Tujuan utama dari kajian bioekonomi perikanan adalah memaksimalkan manfaat ekonomi yang diperoleh dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya. Aspek biologi meliputi kajian terhadap data hasil tangkapan per jenis alat tangkap dan upaya aktual. Hasil tangkapan diidentifikasi sebagai output dan upaya diidentifikasi sebagai input. Kemudian aspek ekonomi meliputi estimasi terhadap harga output dan biaya input. Hasil analisis parameter biologi r, q dan K dan parameter ekonomi p dan c dengan menggunakan model Schaefer disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai parameter biologi dan ekonomi model Scaefer 1954. Parameter Nilai p harga RpKg 11.550 c biaya Rptrip 132.108 r intrinsic growth rate 0,0330 q catchability coefficient 0,0002 k carrying capacity 520.438 Parameter biologi r, q dan K mempengaruhi nilai biomassa x, jumlah hasil tangkapan h sehingga upaya penangkapan E harus disesuaikan agar mampu mencapai sistem perikanan tangkap yang berkelanjutan. Laju pertumbuhan intrinsik r bernilai 0,0330 artinya pertumbuhan biomassa ikan layur secara alami tanpa adanya gangguan sebesar 0,0330 Kg per tahun. Carrying capacity K pada perairan PPP Labuan sebesar 520.438 Kg per tahun artinya kemampuan atau kapasitas lingkungan perairan untuk menampung biomassa ikan layur sebesar 520.438 Kg per tahun. Koefisien alat tangkap q bernilai sebesar 0,0002 artinya bahwa setiap peningkatan upaya penangkapan per trip per tahun akan berpengaruh terhadap aspek biologi ikan layur sebesar 0,0002 Kg per tahun. Hasil analisis bioekonomi disajikan pada Tabel 8. 34 Tabel 8. Hasil analisis bioekonomi Gordon-Schaefer G-S. Variabel MEY MSY OA Aktual Catch Kg 4242 4294 1680 4035 Effort Trip 73 83 147 97 Total Penerimaan rupiah 49.000.660 49.599.588 19.405.775 46.604.250 Total Biaya rupiah 9.702.888 10.900.742 19.405.775 12.814.476 Rente Ekonomi rupiah 39.297.773 38.698.845 33.789.774 Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil tangkapan maksimal pada perairan ditunjukkan dengan nilai MSY yaitu sebesar 4294 kg dengan upaya maksimal 83 trip. Pada kondisi MEY upaya yang dilakukan lebih rendah sebesar 73 trip namun menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibanding MSY. Kondisi MEY merupakan kondisi pengelolaan yang paling baik dan menguntungkan secara ekonomi dikarenakan pada kondisi MEY selisih antara total penerimaan dan biaya yang dikeluarkan untuk eksploitasi sumberdaya ikan lebih besar dibanding pada kondisi MSY. Pada kondisi open acces OA upaya yang dilakukan melebihi batas maksimal yaitu sebesar 147 trip. Kondisi open acces merupakan kondisi perairan yang bebas artinya pada kondisi ini kegiatan perikanan memiliki akses masuk dan keluar secara bebas. Upaya penangkapan tidak dibatasi sehingga kondisi perikanan tidak dapat terkendali. Pada kondisi open acces upaya penangkapan lebih besar namun pada kondisi ini hasil tangkapan dan keuntungan yang didapatkan pada kegiatan perikanan lebih kecil daripada MEY dan MSY. Pada tahun 2011 upaya yang dilakukan sebesar 97 trip dengan hasil tangkapan sebanyak 4035 kg. Berdasarkan analisis bioekonomi Gordon-Schaefer kegiatan penangkapan ikan layur di PPP Labuan sudah melebihi titik MEY maupun MSY yang menyebabkan teerjadinya peristiwa economic overfishing dan biological overfishing. Economic overfishing merupakan situasi kegiatan perikanan yang menghasilkan rente manfaat ekonomi yang rendah bahkan nihil dikarenakan pemanfaatan input effort yang berlebihan. Biological overfishing merupakan suatu peristiwa penangkapan ikan secara berlebihan hingga malampui batas optimum lestari yang mengakibatkan ikan tidak dapat melakukan proses pemulihan recovery Fauzi, 2010. Fakta terhadap fluktuasi upaya penangkapan dan hasil tangkapan di PPP Labuan menyebabkan penurunan nilai CPUE Gambar 11 juga mengindikasikan bahwa ikan layur telah mengalami overfishing. 35 Sumber : UPT PPP Labuan 2001-2011 Gambar 11. Fluktuasi CPUE ikan layur di PPP Labuan. Berdasarkan hasil penelitian analisis bioekonomi menggunakan Gordon- Schaefer oleh Said 2011 menggambarkan kondisi perikanan layur di Teluk Palabuhanratu juga telah melebihi upaya penangkapan optimalnya pada tahun 2001, 2002, 2005, 2006, 2007 dan 2010. Pada tahun 2006-2008 hasil tangkapan yang diperoleh telah melebihi hasil tangkapan optimal secara ekonomi MEY dan telah melebihi potensi lestarinya MSY.

4.9. Rencana Pengelolaan Perikanan di PPP Labuan