Hubungan Panjang - Berat Sebaran Frekuensi Panjang

14

3.4. Analisis Data

3.4.1. Hubungan Panjang - Berat

Hubungan panjang berat dapat dianalisis dengan persamaan sebagai berikut Efendie, 2002 : = Jika dilinierkan melalui transformasi logaritma, maka akan diperoleh persamaan : Log W = Log a + b Log L Untuk mendapatkan nilai parameter a dan b, digunakan regesi dengan Log W sebagai “y” dan Log “x” sehingga didapatkan persamaan regresi : = + Keterangan : W = Berat gram L = Panjang mm a = Intersep perpotongan kurva hubungan panjang-berat dengan sumbu-y b = Pendugaan koefosien hubungan panjang berat n = Jumlah contoh Untuk menguji nilai b = 3 atau b ≠ 3 dilakukan uji-t uji parsial dengan hipotesis Steel Torrie 1993 : H0 : b = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik. H1 : b ≠ 3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik  Allometrik positif, jika b3 pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang  Allometrik negatif, jika b3 Pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat. t hitung = � −� �� Keterangan : b 1 = Nilai b dari hubungan panjang berat b = 3 Sb 1 = Simpangan koefisien b 15 Bandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada selang kepercayaan 95. Selanjutnya untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan layur, maka kaidah keputusan yang diambil adalah : t hitung t tabel : tolak hipotesis nol H t hitung t tabel : gagal tolak hipotesis nol H 1

3.4.2. Sebaran Frekuensi Panjang

Sebaran frekuensi panjang adalah distribusi ukuran panjang pada kelompok panjang tertentu. Sebaran frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai tengah kelas dan frekuensi dalam setiap kelompok panjang. Pada penelitian kali ini, untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang menggunkan tahapan berikut : 1. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari seluruh data panjang total ikan. 2. Menentukan jumlah kelas dan interval kelas. 3. Menentukan batas kelas bawah dan batas kelas atas pada selang kelas pertama. Batas atas didapatkan dengan cara menambahkan lebar kelas pada batas bawah kelas. 4. Mendaftarkan semua batas kelas untuk setiap selang kelas. 5. Menentukan nilai tengah kelas masing-masing kelas dengan merata- ratakan batas kelas. 6. Menentukan frekuensi bagi masing-masing kelas. 7. Menjumlahkan frekuensi dan memeriksa apakah hasilnya sama dengan banyaknya total ikan. Sebaran frekuensi panjang yang telah diperoleh dari masing-masing kelas, diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumah distribusi normalnya. Dari grafik tersebut dapat terlihat jumlah puncak yang menggambarkan jumlah kelompok umur kohort yang ada. Bila terdapat lebih dari satu kohort, maka dilakukan pemisahan distribusi normal.

3.4.3. Parameter Pertumbuhan L