16
bagaimana cara mengerjakan perintah, kapan waktu pelaksanaannya dan dimana tempat mengerjakan perintah tersebut agar keputusan dapat diwujudkan secara
efektif. Dalam hal ini fungsi bawahan hanyalah sebagai pelaksana perintah.
b. Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik feed back berupa gagasan, inspirasi, saran yang kontruktif bagi pengembangan
kepemimpinannya, yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam
pelaksanaannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok,
sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pimpinan
dengan bawahannya dalam keikutsertaan pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sekalipun memiliki kesempatan yang sama bukan berarti setiap
orang bertindak semaunya, tetapi harus dilakukan dan dikerjakan secara terkendali dan terarah yang merupakan kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil
tugas pokok orang lain.
d. Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan limpahan wewenang membuat menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Pemimpin harus dapat mempercayai bawahannya sesuai dengan posisijabatannya, apabila dia member
pelimpihan wewenang. Sedangkan penerima delegasi harus mampu memelihara kepercayaan itu, dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab.
Universitas Sumatera Utara
17
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian merupakan funsi control. Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu
berarti fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam kegiatan tersebut pemimpin harus
aktif dan mengikutsertakan anggota organisasinya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Jadi dari kelima fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir serta
memberikan kesempatan kepada pegawainya untuk mengeluarkan pendapat. Pemimpin harus mampu menghargai gagasan, saran, dan kritik anggotanya sebagai
wujud dari partisipasinya, pemimpin harus mampu membina anggotanya agar tumbuh menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri dengan tidak
terlalu ketergantungan kepada pemimpin atau sesama kerja tim serta bertanggungjawab terhadap tugas yang diembannya.
1.5.1.3. Tipe Kepemimpinan a. Tipe Otokratik
Kepemimpinan otokratik dideskripsikan sebagai pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, membuat keputusan secara sepihak,
dan meminimalisasikan partisipasi karyawan. Seorang pemimpin yang otokratik adalah sesorang yang sangat egois, otoriter dengan menunjukkan sikap yang
menonjolkan “keangkuhan”, antara lain dalam bentuk : 1.
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dengan demikian kurang menghargai harkat
dan martabat mereka. 2.
Pengabdian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan. 3.
Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
Universitas Sumatera Utara
18
b. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu cirri utama
masyarakat tradisional adalah rasa hormat yang tinggi yang ditunjukkan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin
seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat.
c. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literature yang ada tentang criteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristi yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak terlalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut dikagumi.
d. Tipe Laissez Faire