Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian a. Manfaat terhadap Dunia Akademik Manfaat terhadap Dunia Praktis Fungsi Intruktif Fungsi Konsultatif

11 pilkada. Disisi lain, ketiadaan jabatan merupakan ”momok” bagi PNSD yang telah memiliki ”pangkat tinggi”. Kadangkala, seorang yang sebenarnya tidak memiliki kompetensi dan kecakapan yang memadai untuk memangku suatu jabatan, namun karena memiliki golongan kepangkatan yang tinggi misalnya golongan IVb ke atas, diangkat oleh BupatiWalikota menjadi Kepala SKPD. Setidaknya, menjadi staf ahli Kepala Daerah yang mendapat fasilitas dan penghasilan setara dengan pejabat eselon 2. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tergugah untuk melakukan suatu penelitian kaitannya dengan fenomena hubungan antara karakteristik kepemimpinan dengan etika pegawai, yang selanjutnya dituangkan dalam suatu skripsi dengan judul: ”Hubungan Kepemimpinan Camat dengan Etika Kerja Pegawai Pada Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dituangkan dalam latar belakang, maka mengangkat pokok perumusan sebagai berikut : “Apakah kepemimpinan camat mempunyai hubungan dengan etika kerja pegawai, pada Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kepemimpinan Camat pada Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. 2. Untuk mengetahui etika kerja pegawai pada Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. 3. Untuk mengetahui apakah kepemimpinan camat mempunyai hubungan dengan etika kerja pegawai pada Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 12

1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat terhadap Dunia Akademik

Dengan mengetahui hubungan kepemimpinan camat dengan etika kerja pegawai pada Kantor Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, diharapkan dapat memperkaya pengetahuan penulis tentang kepemimpinan dan etika kerja pegawai.

b. Manfaat terhadap Dunia Praktis

1. Terhadap Dunia Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literature ilmu-ilmu sosial khususnya dibidang kepemimpinan. Selain itu dapat dijadikan bahan perbandingan bagi penelitian yang ingin meneliti pada masalah yang sama atau ingin melakukan penelitian lanjutan. 2. Terhadap Dunia Praktis Hasil penelitian ini kiranya dapat dipergunakan oleh Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia sebagai bahan informasi dalam meningkatkan etika kerja pegawai.

1.5. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal – hal yang berhubungan dengan variabel pokok , sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian Arikunto, 2004: 92 . Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada , perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang di teliti. Universitas Sumatera Utara 13 1.5.1. Kepemimpinan 1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela ataupun sukacita. Definisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut atau bawahan untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang memiliki kecakapan atau kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan dalam satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain bersama-sama melakukan aktivitas demi tercapainya suatu maksud dan beberapa tujuan Kartono, 2005:76. Umar 2008 : 38 mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan usaha mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Menurut Sunarto 2005:53, kepemimpinan adalah proses memberi inspirasi kepada semua pegawai agar bekerja dengan sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam hal ini kepemimpinan merupakan relasi dan pengaruh antara pimpinan dan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi antara pimpinan dan individu-individu yang dipimpin. Dengan begitu tujuan organisasi akan tercapai. Sedangkan menurut Hasibuan 2003 : 170 “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja keras secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”. Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau berperan serta dalam rangka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen Menurut Susanto A.B; Koesnadi Kardi, 2003 : 115, yaitu : Universitas Sumatera Utara 14 1. Kepemimpinan merupakan proses. 2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi hubungan antara pimpinan dan bawahan. 3. Kepemimpinan merupakan ajkan kepada orang lain. Dari kesimpulan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara umum pengertian pemimpin adalah suatu kewenangan yang disertai kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakkan orang-orang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan suatu organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Slamet, 2002:29 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain : 1. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dalam melibatkan anggotanya berinteraksi. 2. Di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi oleh pemimpin. 3. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai. Jadi dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, memotivasi, dan berinterksi antara pimpinan dan bawahannya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu kepemimpinan juga mempengaruhi interpretasi mengenai kegiatan-kegiatan para bawahannya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, perolehan dukungan, dan memelihara hubungan kerja sama baik dari dalam organisasi maupun dari orang-orang diluar organisasi atau kelompok dimana organisasi tersebut berada. Universitas Sumatera Utara 15

1.5.1.2. Fungsi Kepemimpinan

Sebagai seorang pimpinan yang kompeten, pemimpin tersebut tidak boleh sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan keputusannya, tetapi juga harus ikut dalam proses pelaksanaannya, namun harus dalam batas tidak menggeser dan mengganti petugas yang bertanggungjawab pada pelaksanaan tugas tersebut. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana. Menurut Rivai 2004:53 fungsi adalah jabatan pekerjaan yang dilakukan atau kegunaan dari sesuatu hal atau kerja dari suatu bagian tubuh. Maka keberadaan pemimpin itu selalu ada ditengah-tengah kelompoknya bawahannya. Menurut Kartono 2005:93 fungi kepemimpinan adalah usaha untuk memandu, menuntun, memimpin, memberi, atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, menjalin jaringan komunikasi kerja yang baik dalam memberikan pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan yang telah ditetapkan. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi 2005 terdiri dari dua dimensi yaitu : 1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalm tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya. 2. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpinnya dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin. Berdasarkan dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah :

a. Fungsi Intruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi sebagai komunikator untuk menentukan apa isi perintah, Universitas Sumatera Utara 16 bagaimana cara mengerjakan perintah, kapan waktu pelaksanaannya dan dimana tempat mengerjakan perintah tersebut agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Dalam hal ini fungsi bawahan hanyalah sebagai pelaksana perintah.

b. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik feed back berupa gagasan, inspirasi, saran yang kontruktif bagi pengembangan kepemimpinannya, yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

c. Fungsi Partisipasi