Gambar 11. Perbedaan hiarkri dan network Saaty and Vargas, 2006. Diolah kembali
Gambar 11 mengilustrasikan perbedaan antara hirarki dan network. Umpan balik memungkinkan untuk memberikan bobot faktor masa depan
terhadap masa kini untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari gambar tersebut, hirarki merupakan
sutruktur linear atas bawah. Sedangkan network tersebar ke segala arah dan melibatkan lingkaran antara cluster dan loop diantara cluster yang sama
Saaty and Vargas, 2006. Dalam pengukuran kinerja rantai pasok pada penelitian ini, ANP
memberikan bobot kinerja rantai pasok pada masing-masing anggota rantai pasok. Adapun dalam rancangan pembentukan MRP Batik Banten yang
efektif, ANP memberikan bobot orientasi dan skenario yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini.
Tahapan yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan ANP :
1. Pembentukan konstruksi model
Tahapan awal dalam proses ini adalah membuat model yang akan dievaluasi dan menentukan satu set lengkap jaringan kelompok
komponen dan unsur-unsur yang relevan dengan tiap kriteria kontrol. Untuk masing-masing kriteria kontrol, tentukan semua unsur pada tiap
kelompok dan hubungkan mereka sesuai dengan pengaruh ketergantungan
dari luar dan dalam kelompok. Hubungan tersebut menunjukkan adanya aliran pengaruh antar unsur. Anak panah yang menghubungkan suatu
kelompok dengan kelompok yang lain menunjukkan pengaruh unsur suatu kelompok terhadap unsur kelompok yang lain. Kelompok dari unsur
memiliki loop di dalamnya sendiri jika unsur-unsurnya saling bergantung satu sama lain.
Untuk tahapan penelitian pengukuran kinerja rantai pasok pada Pusat Industri Batik Banten, hubungan saling ketergantungan antar kriteria
dapat ditentukan dengan membuat checklist seperti Tabel 8. Sedangkan untuk merancang solusi alternatif pembentukan MRP produk Batik
Banten, hubungan saling ketergantungan antra kriteria dengan tahapan tersebut terilustrasikan pada Tabel 9.
Langkah selanjutnya, hasil kuesioner dari beberapa responden digabung untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan saling
ketergantungan antar kriteria tersebut dengan rumus berikut :
Q = N 2
Jika Vij Q, maka ada hubungan saling ketergantungan antar kriteria. Jika Vij Q, maka tidak ada hubungan saling ketergantungan antar
kriteria. Dimana :
N = Jumlah responden atau pengambil keputusan
Q = Nilai tengah dari jumlah responden atau pengambil keputusan
Vij = Jumlah responden yang memilih adanya hubungan saling
ketergantungan antar kriteria pada sel yang menghubungkan baris i dengan kolom j.
2. Membuat matriks perbandingan berpasangan antar kelompokunsur
Pada tahap ini, dipilih kelompok dan unsur-unsur yang akan dibandingkan sesuai dengan kriteria kontrol apakah mereka memengaruhi
kelompok dan unsur lain yang berkaitan dengan kriteria kontrol atau dipengaruhi oleh kelompok dan unsur lainnya ?. Dalam tahapan ini,
digunakan jenis pertanyaan yang sama untuk membandingkan unsur dalam kelompok, yang berkaitan dengan unsur spesifik dalam suatukelompok
kriteria kontrol; pasangan unsur mana yang berpengaruh lebih besar ? Peneliti menggunakan pertanyaan yang sama untuk membandingkan
kelompok. Tabel 8. Checklist Hubungan saling ketergantungan antar kriteria
penilaian kinerja rantai pasok
KP PP
KS FP
BMRP SPP
LTPP SCTC
PH KP
… …
… …
… …
… …
… PP
… …
… …
… …
… …
… KS
… …
… …
… …
… …
… FP
… …
… …
… …
… …
… BMRP
… …
… …
… …
… …
… SPP
… …
… …
… …
… …
… LTPP
… …
… …
… …
… …
… SCTC
… …
… …
… …
… …
… PH
… …
… …
… …
… …
…
Tabel 9. Checklist Hubungan saling ketergantungan antar kriteria skenario pembentukan MRP produk Batik Banten
PI BI
BRP Krjsm
TF IP
MHJP PI
… …
… …
… …
… BI
… …
… …
… …
… BRP
… …
… …
… …
… Krjsm
… …
… …
… …
… TF
… …
… …
… …
… IP
… …
… …
… …
… MHJP
… …
… …
… …
…
Keterangan : PI
= Perilaku terintegrasi BI
= Berbagi Informasi BRP = Berbagi Risiko dan Penghargaan
Krjsm = Kerjasama TF
= Tujuan dan Fokus yang sama dalam melayani pelanggan IP
= Integrasi Proses
MHJP = Mitra Hubungan Jangka Panjang Langkah berikutnya melakukan perbandingan berpasangan berikut
matriks antar kelompokunsur untuk menurunkan eigenvector dan untuk membentuk supermatriks. Dalam membandingkan menggunakan skala
perbandingan fundamental Tabel 10.
Tabel 10. Skala perbandingan fundamental
Intensitas Kepentingan
Definisi Keterangan
1 Sama Penting
Dua kegiatan berkontribusi sama terhadap tujuannya
3 Sedikit Lebih Penting
Pengalaman dan penilaian suatu kegiatan sedikit berkontribusi atas yang lain
5 Lebih Penting
Pengalaman dan penilaian suatu kegiatan berkontribusi sangat kuat atas yang lain,
menunjukkan dominasinya dalam praktek 7
Sangat Lebih Penting Suatu kegiatan favorit yang berkontribusi
sangat kuat atas yang lain menunjukkan dominasinya dalam praktek
9 Mutlak Lebih Penting
Bukti yang menguntungkan satu kegiatan di atas yang lain merupakan kemungkinan
urutan afirmasi tertinggi 2,4,6,8
Untuk kompromi antara nilai-nilai di
atas Kadang-kadang perlu melakukan
interpolasi penilaian kompromi secara numerik, karena tidak ada istilah yang pas
untuk menggambarkan hal tersebut
Perbandingan berpasangan yang dilakukan adalah : a.
Perbandingan kelompok Melakukan perbandingan berpasangan pada kelompok yang
memengaruhi masing-masing kelompok yang saling terhubung, yang berkaitan dengan kriteria kontrol yang diberikan. Bobot yang diperoleh
dari proses ini akan digunakan untuk memberikan bobot pada unsur- unsur yang sesuai dengan kolom blok dari supermatriks. Dalam hal ini
penetapan 0 nol bila tidak ada pengaruh. b.
Perbandingan unsur Melakukan perbandingan berpasangan pada unsur-unsur dalam
kelompoknya sendiri berdasarkan pengaruh pada setiap unsur dalam kelompok lain yang saling terhubung atau unsur-unsur dalam
kelompoknya sendiri.
c. Perbandingan untuk alternatif
Membandingkan semua alternatif yang berkaitan dengan masing- masing unsur di dalam komponen.
Perbandingan berpasangan dilakukan dengan membuat matriks perbandingan berpasangan, dengan nilai aij merepresentasikan nilai
kepentingan relatif dari unsur pada baris i terhadap unsur pada kolom j; contohnya aij = wi wj. Setelah semua perbandingan berpasangan selesai
dibuat, vektor bobot prioritas w dihitung dengan rumus :
Aw = λ
max
Dimana λ max adalah eigenvalue terbesar pada matriks A dan w adalah
eigenvector.
w
Indeks KonsistensiConsistency Index CI dan Consistency Ratio CR dari matriks perbandingan berpasangan dihitung dengan rumus yang sama
seperti pada AHP : ,
dimana jika CR 0,1 maka penilaian dianggap konsisten.
3. Membuat supermatriks