c. Perbandingan untuk alternatif
Membandingkan semua alternatif yang berkaitan dengan masing- masing unsur di dalam komponen.
Perbandingan berpasangan dilakukan dengan membuat matriks perbandingan berpasangan, dengan nilai aij merepresentasikan nilai
kepentingan relatif dari unsur pada baris i terhadap unsur pada kolom j; contohnya aij = wi wj. Setelah semua perbandingan berpasangan selesai
dibuat, vektor bobot prioritas w dihitung dengan rumus :
Aw = λ
max
Dimana λ max adalah eigenvalue terbesar pada matriks A dan w adalah
eigenvector.
w
Indeks KonsistensiConsistency Index CI dan Consistency Ratio CR dari matriks perbandingan berpasangan dihitung dengan rumus yang sama
seperti pada AHP : ,
dimana jika CR 0,1 maka penilaian dianggap konsisten.
3. Membuat supermatriks
Vektor prioritas yang berasal dari matriks perbandingan berpasangan dimasukkan sebagai sub kolom dari kolom yang sesuai pada
supermatriks yang merepresentasikan prioritas pengaruh dari unsur di sebelah kiri matriks terhadap unsur diatas matriks. Hasil dari proses ini
adalah supermatriks yang tidak tertimbang unweighted supermatrix. Supermatriks yang tertimbang weighted supermatrix kemudian
diperoleh dengan mengalikan semua unsur di blok dari unweighted supermatrix dengan bobot kelompok yang sesuai. Weighted supermatrix,
dimana masing-masing kolom dijumlahkan jadi satu, dikenal dengan sebutan kolom matriks stokastik.
Weighted supermatrix kemudian dinaikkan sampai batas kekuatan untuk memperoleh prioritas akhir dari semua unsur dalam matriks limit
yang disebut limiting supermatrix. Kemudian, hasil sintesis dari prioritas ini dinormalkan untuk memilih alternatif prioritas tertinggi. Berikut ini
adalah struktur umum dari supermatriks :
Masing-masing kolom dalam Wij adalah eigenvector yang menunjukkan kepentingan dari unsur pada komponen ke-i dari jaringan
pada sebuah unsur pada komponen ke-j. Beberapa masukan yang meunujukkan hubungan 0 nol pada unsur yang mengartikan tidak
terdapat kepentingan pada unsur tersebut. Jika hal tersebut terjadi, maka unsur tersebut tidak digunakan dalam perbandingan berpasangan untuk
menurunkan eigenvector. Jadi, yang digunakan adalah unsur yang menghasilkan nilai kepentignan bukan 0 nol Saaty and Vargas, 2006.
Indeksi dan jmenunjukkan cluster yang dipengaruhi dan memengaruhi, dan n adalah unsur dari cluster bersangkutan. Komponen
dari sub-matriks dalam Wijadalah skala rasio yang diturunkan dari perbandingan pasangan yang dilakukan pada unsur di dalam cluster itu
sendiri sesuai dengan pengaruhnya pada setiap unsur pada cluster yang lain outerdependence atau unsur-unsur dalam cluster yang sama
innerdependence. Hasilnya yang berupa unweighted supermatrix kemudian
ditransformasikan menjadi suatu matriks yang penjumlahan dalam kolom menghasilkan angka satu unity untuk mendapatkan supermatriks
stokastik. Bobot yang diperoleh digunakan untuk membobot unsur-unsur pada blok-blok kolom cluster yang sesuai dari supermatriks, yang akan
menghasilkan weighted supermatrix yang juga stokastik. Sifat stokastik diperlukan dengan alasan karena suatu unsur dapat
memengaruhi unsur kedua secara langsung dan tidak langsung melalui pengaruhnya pada unsur ketiga 3 dan kemudian dengan pengaruh dari
unsur ketiga 3 pada unsur kedua 2, maka setiap kemungkinan dari
unsur ketiga 3 harus diperhitungkan. Namun, unsur ketiga 3 juga memengaruhi unsur keempat 4, yang selanjutnya memengaruhi unsur
kedua 2. Pengaruh-pengaruh ini bisa diperoleh dari pangkat tiga weighted supermatrix. Selama proses berjalan secara berkesinambungan,
akan didapat deret-deret tak terbatas dari matriks pengaruh yang dinyatakan dengan W
k
4.
Uji konsistensi indeks dan rasio
, k = 1, 2, …
Untuk tahapan ini sama dengan pengukuran pada pendekatan AHP.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Propinsi Banten
Banten adalah sebuah propinsi di Pulau Jawa, Indonesia Gambar12.
Propinsi ini sebelumnya merupakan bagian dari Propinsi Jawa Barat yang
dipisahkan sejak tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang. Berdasarkan data
sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik BPS, jumlah penduduk di Propinsi Banten sebanyak 10.632.166 jiwa dengan prosentase 67,01
penduduk perkotaan dan 32,99 penduduk pedesaan. Di Propinsi ini, laju pertumbuhan penduduk mencapai 2,78 tahun
dengan kepadatan 1.100 jiwakm
2
. Propinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota, diantaranya : Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,
Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan sumber
: http:www.humasprotokol.bantenprov.go.id Mayoritas penduduk Propinsi Banten memiliki semangat religius ke-
Islaman yang kuat dengan tingkat toleransi yang tinggi. Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam, tetapi pemeluk agama lain dapat
hidup berdampingan dengan damai. Potensi dan khas budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri pencak silat, debus, rudad, umbrug, tari
sam\an, tari topeng, tari cokek, dog-dog, palingtung dan lojor.
.
Disamping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain masjid agung Banten lama, makam kermat panjang, dan masih banyak yang
lainnya. Kesenian tradisional yang sangat kental diwarnai agama Islam yang perkembangannya hidup bersama agama itu sendiri. Seni-seni dalam katagori
ini adalah : ngabedug seni bedug, seni rampak bedug, seni qasidah, terebang gede, marhabarakbi, dzikir saman,debus, patingtung, rudat, angklung buhun,
dogdoglojor, bendrong lesung, ubrug dan beluk. Lebih jauh lagi, di Propinsi Banten terdapat suku masyarakat baduy.
Suku Baduy merupakan suku asli Sunda Banten yang masih terjaga tradisi anti-modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku
Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng.