paru, hati, ginjal, pencernaan serta luka yang sulit sembuh. Sirih merah mengandung flavonoid, polevenolad, alkaloid, tanin dan minyak atsiri. Senyawa
flavonoid dan polevenolad bersifat anti kanker, antioksidan, antidiabetik, antiseptik dan antiinflamasi. Sirih memiliki khasiat sebagai anti mikroba,
sehingga telah dimanfaatkan untuk mengatasi keputihan, bau badan, penyakit infeksi dll Dalimartha 1999.
Zat kimia yang terkandung pada sirih terutama adalah minyak atsiri dan piperin. Disamping itu, pada sirih merah mengandung flavonoid, polevenolad,
alkaloid yang berpotensi sebagai antioksidan Atta-ur-rahman dan Choudory 2001 dan tanin. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat anti kanker, anti
oksidan, antidiabetik, antiseptik dan anti-inflamasi. Menurut Suratmo 2007, secara keseluruhan aktivitas antioksidan sirih merah masih dibawah aktivitas
antioksidan sintesis BHT dan asam askorbat karena ekstrak daun sirih merah bukan merupakan senyawa murni tetapi masih mengandung senyawa-senyawa
lain yang kemungkinan tidak mempunyai aktivitas antioksidan. Berdasarkan analisis menggunakan metode Gas Cromatography-Mass
Spectophotometry GCMS dari ekstrak etanol, senyawa dengan kadar yang paling tinggi pada sirih merah adalah Phenol, 2-methoxy-4-2-Propenyl dengan
kadar 41.44 tetapi zat ini belum diketahui memiliki fungsi yang spesifik Setiyono 2009. Phytol merupakan diterpene alkohol alami yang dimanfaatkan
dalam pembuatan Vitamin E dan K, dan merupakan hasil dekomposisi khlorofil Anonim a 2007. Menurut Farida et al. 2009 sirih merah memiliki bahan aktif
alkaloid, tanin dan minyak atsiri yang diduga mempunyai efek anti bakterial.
2.5. Sambiloto Andrographis paniculata
Hampir semua daerah di Indonesia dan beberapa negara mengenal jenis tanaman obat ini dengan nama yang berbeda-beda, yaitu : Ki Oray, Ki Peurat,
Takilo Sunda; bidara, sadilata, sambilata, takila Jawa; pepaitan Sumatra; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian xu, yen tam lien China; cong cong
Vietnam; kirata, mahatitka IndiaPakistan; Creat, green chiretta, halviva, kariyat Inggris.
Gambar 4 Tanaman Sambiloto Andrographis paniculata Sumber: www.deptan.go.id dan rempahputri.web.id
Sambiloto Gambar 4 tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di
dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl, terna semusim dengan tinggi 50-90 cm. Batang tanaman ini memiliki banyak cabang berbentuk segi empat
kwadrangularis dengan nodus yang membesar. Perbungaan berbentuk rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari ujung batang atau ketiak
daun dengan bunga berbentuk tabung kecil-kecil berwarna putih dengan noda ungu Balitro 2009.
Kandungan kimia sambiloto yang utama adalah lakton diterpen bentuk bebas dan bentuk glukosida meliputi: Andrografolid, deoksiandrografolid, 11,12-
didehidroksi-14-deoksiandrografolid, neoandrografolid,
andrografisid, deoksiandrografisid dan andropanoside. Menurut hasil analisis GC-MS pada
sampel ekstrak etanol dari daun sambiloto, senyawa dengan kadar tertinggi adalah 6-Octadecenoic acid, methyl ester yang mencapai lebih dari 30 , diikuti oleh
Hexadecanoic acid, methyl ester dan Stigmast-5-en-3-ol, 3.beta.,24S masing- masing sekitar 16 dan 14 Setiyono 2009. Sambiloto juga mengandung
vitamin E sebesar 5. Menurut Efrizanti 2005, sambiloto mengandung zat aktif yang dapat mengakibatkan perubahan patologis hati. Zat aktif itu antara lain
saponin dan androgapholide.
Gambar 5 Struktur Kandungan Kimia Utama Sambiloto BALITRO 2009
Berdasarkan aspek toksikologi, sambiloto mempunyai dosis toksik akut LD 50 sebesar 71.27 mgkg BB pada manusia Darmansjah 1995. Pemberian
androgapholide pada tikus atau kelinci secara oral sebanyak 1gkg berat badan tidak menimbulkan efek gangguan pada fungsi hati dan ginjal Anonim 2006.
Sambiloto dengan konsentrasi lebih tinggi dari 2.5mgml bersifat toksik Wibudi 2006. Menurut Jarukamjorn dan Nemoto 2008, Andrographis paniculata
memiliki sifat hepatoprotektif, immunological potential, anti inflamasi, dapat bekerja pada sistem pernapasan, antimalaria, antidiare dan berefek baik pada
jantung.
2.6. Hati