Sirih Merah Piper crocatum

nafsu makan yang baik maka pertumbuhan dan performan yang akan dicapai juga menjadi lebih baik.

2.4 Sirih Merah Piper crocatum

Sirih memiliki beberapa jenis, antara lain Piper betle, crocatum crocatum, dll. termasuk keluarga Piperceae. Diantara jenis sirih, yang saat ini sedang populer adalah sirih merah P. crocatum pada gambar 3 dan sirih hitam. Secara empiris sirih telah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Tanaman sirih merah memiliki daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap saat terkena cahaya Gambar 3. Pada tahun 1990 sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobis, karena penampilannya yang menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap. Pada beberapa tahun terakhir tanaman ini ramai dibicarakan dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat Farida et al. 2009. Tanaman sirih merah menyukai tempat teduh, berhawa sejuk dengan sinar matahari 60-75, dapat tumbuh subur dan bagus di daerah pegunungan. Bila tumbuh pada daerah panas, sinar matahari langsung, batangnya cepat mengering. Selain itu, warna merah daunnya akan pudar Manoi 2007. Gambar 3 Tanaman Sirih Merah Piper crocatum Sumber : http:langitlangit.com Secara empiris sirih merah dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah, antitumor, jantung koroner, asam urat, hipertensi, peradangan organ tubuh paru, hati, ginjal, pencernaan serta luka yang sulit sembuh. Sirih merah mengandung flavonoid, polevenolad, alkaloid, tanin dan minyak atsiri. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat anti kanker, antioksidan, antidiabetik, antiseptik dan antiinflamasi. Sirih memiliki khasiat sebagai anti mikroba, sehingga telah dimanfaatkan untuk mengatasi keputihan, bau badan, penyakit infeksi dll Dalimartha 1999. Zat kimia yang terkandung pada sirih terutama adalah minyak atsiri dan piperin. Disamping itu, pada sirih merah mengandung flavonoid, polevenolad, alkaloid yang berpotensi sebagai antioksidan Atta-ur-rahman dan Choudory 2001 dan tanin. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat anti kanker, anti oksidan, antidiabetik, antiseptik dan anti-inflamasi. Menurut Suratmo 2007, secara keseluruhan aktivitas antioksidan sirih merah masih dibawah aktivitas antioksidan sintesis BHT dan asam askorbat karena ekstrak daun sirih merah bukan merupakan senyawa murni tetapi masih mengandung senyawa-senyawa lain yang kemungkinan tidak mempunyai aktivitas antioksidan. Berdasarkan analisis menggunakan metode Gas Cromatography-Mass Spectophotometry GCMS dari ekstrak etanol, senyawa dengan kadar yang paling tinggi pada sirih merah adalah Phenol, 2-methoxy-4-2-Propenyl dengan kadar 41.44 tetapi zat ini belum diketahui memiliki fungsi yang spesifik Setiyono 2009. Phytol merupakan diterpene alkohol alami yang dimanfaatkan dalam pembuatan Vitamin E dan K, dan merupakan hasil dekomposisi khlorofil Anonim a 2007. Menurut Farida et al. 2009 sirih merah memiliki bahan aktif alkaloid, tanin dan minyak atsiri yang diduga mempunyai efek anti bakterial.

2.5. Sambiloto Andrographis paniculata