Hasil Evaluasi dataPerforman Ayam

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Evaluasi dataPerforman Ayam

Dari hasil penelitian didapatkan rataan bobot badan ayam pada masing-masing kelompok perlakuan, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 pemberian ekstrak tanaman obat pada minggu pertama memberikan gambaran bobot badan ayam broiler yang tidak berbeda nyata antar perlakuan p0.05, tetapi berbeda nyata dengan kontrol p0.05. Ekstrak tanaman obat yang memiliki efek paling baik terhadap bobot badan pada minggu tersebut adalah temu ireng. Tabel 2 Rataan bobot badan ayam gram yang diberikan ekstrak tanaman obat dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4 Perlakuan P Perlakuan Bobot badan gram Minggu-1 Minggu-2 Minggu-3 Minggu-4 1 Adas 134.40 a 448.75 a 776.8 ab 1143.2 ab 2 Temu ireng 141.90 a 496.83 a 871.50 a 1252.2 a 3 Sirih merah 134.56 a 456.45 a 760.38 ab 1113.7 abc 4 Sambiloto 125.18 ab 452.68 a 734.95 ab 1099.18 abc 5 Adas + temu ireng + sirih merah + sambiloto 128.78 ab 437.33 a 837.55 ab 1092.75 bc 6 Adas + temu ireng + sirih merah 128.58 ab 461.33 a 775.18 abc 1132.7 abc 7 Adas + temu ireng + sambiloto 126.80 ab 423.95 a 695.18 cd 1013.6 bc 8 Temu ireng + sirih merah + sambiloto 133.53 ab 484.63 a 850.63 ab 1228.5 ab 9 Adas + sirih merah + sambiloto 121.88 ab 419.18 a 754.7 abc 1110.2 abc 10 Kontrol aquadestilata 109.78 b 351.33 b 653.80 d 962.68 d Ket: Angka yang diikuti huruf superscript yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata p0.05 28 Pada minggu ke-2 terjadi kecendrungan yang berbeda, beda nyata p0.05 terjadi antara kelompok kontrol dengan semua kelompok. Perlakuan yang memberikan efek paling baik dengan cara menghasilkan bobot badan tertinggi adalah temu ireng perlakuan 2 pada Tabel 2. Gambar 8 Grafik rataan bobot badan ayam gram yang diberikan ekstrak tanaman obat dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4 Pada minggu ke-3 terjadi perbedaan yang signifikan p0.05 antara hampir semua kelompok perlakuan kecuali perlakuan dengan menggunakan kombinasi ekstrak adas, temu ireng dan sambiloto terhadap kontrol. Pada minggu ke-4, kelompok dengan menggunakan ekstrak tanaman temu ireng berbeda nyata dengan kelompok yang mendapatkan ekstrak adas, temu ireng, sirih merah dan sambiloto. Kelompok perlakuan lainnya berbeda nyata dengan kelompok kontrol kecuali pada kelompok yang menggunakan kombinasi ekstrak adas, temu ireng dan sambiloto . Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat bahwa perlakuan menggunakan ekstrak temu ireng memberikan hasil yang terbaik terhadap performan ayam broiler berdasarkan capaian bobot badan tertinggi pada tiap minggunya, sehingga dapat disimpulkan bahwa temu ireng menjadi tanaman obat yang paling baik untuk meningkatkan bobot badan. Hal ini didukung oleh Limananti et al. 2003, 200 400 600 800 1000 1200 1400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 B ob ot b ad an g Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 yang menyatakan bahwa temu ireng mengandung zat pahit carpaine atau alkaloida pahit yang dapat merangsang lambung agar berfungsi dengan baik sehingga akan timbul nafsu makan yang baik juga.

4.2. Gambaran Histopatologi hati dan Skor lesio histopatologi