Temu Ireng Curcuma aeruginosa

Foeniculum vulgare pada mencit dan tikus jantan dengan dosis 2gkg berat badan menunjukkan peningkatan aktivitas motorik dan rasa ingin tahu secara nyata, mengurangi efek hipnotik barbiturat, memproteksi efek pitosis yang diinduksi dengan reserpin dan meningkatkan lamanya berenang Astuti et al. 1998 dalam Gunawan et al. 2001. Menurut Yushadi 1997, minyak atsiri buah adas dapat menghambat kontraksi trakeal marmot yang disebabkan oleh histamin. Ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol memiliki aktivitas ketoksikan tertentu dengan metode pengujian Brain Shrimp Test BST. Ekstrak etanol buah adas menunjukkan efek diuretik, analgesik, antipiretik, antimikroba dan mempengaruhi sekresi empedu Tanira et al. 1996 dalam Gunawan et al. 2001. Minyak Adas yang terkandung pada adas berfungsi sebagai bakterisida, desinfektan dan antiseptik. Pada beberapa kasus penggunaan adas mengakibatkan terjadinya alergi kulit dan saluran pernapasan Bisset 1994 dalam Gunawan et al. 2001. Minyak atsiri dalam bentuk murni dapat menyebabkan kekakuan spasmus saluran pernapasan pada anak kecil dan juga peradangan usus akibat iritasi Wagner 1993 dalam Gunawan et al. 2001.

2.3. Temu Ireng Curcuma aeruginosa

Temu Ireng terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400-750 m dpl. Terna tahunan Gambar 2 ini mempunyai tinggi 1-2 m, berbatang -semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Terna ini berdaun tunggal, bertangkai panjang, 2-9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri - kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang juga bercabang- cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun Anonim d 2011. Secara empiris temu ireng atau temu hitam, digunakan untuk mengobati kolik, mengobati luka lambung dan usus, menambah nafsu makan, asma, batuk, mempercepat pengeluaran lochia setelah melahirkan, mencegah obesitas, rematik, antelmintikum dan sebagai substitusi sumber tepung. Temu ireng mengandung minyak atsiri turmerone, zingiberene, kurkuminoid kurkumin I, II dan III dan alkaloid, saponin, pati, damar, lemak. Kurkuminoid juga diketahui memiliki efek anti sitokin. Kadar sitokin pada penderita infeksi virus termasuk Avian Flu H5N1 meningkat. Sitokin dapat menyebabkan perubahan oksigen O 2 menjadi hidrogen peroksida H 2 O 2 yang merusak sel-sel paru. Gambar 2 Tanaman dan Umbi Temu Hitam Curcuma aeruginosa R. Sumber: www.deptan.go.id dan rempahputri.web.id Menurut Setiyono et al. 2009, kandungan bahan aktif yang paling tinggi dari temu ireng adalah 1,8,8-trimethylfuro [3,4-c] bicycle dengan kadar 19.51 dan diikuti oleh Epicurzerenone dengan kadar 9.39. Bahan aktif yang bermanfaat dalam temu ireng adalah carpaine walaupun memiliki kadar dibawah 1. Limananti dan Triratnawati 2003 menyatakan bahwa temu ireng mengandung zat pahit carpaine atau alkaloida pahit yang dapat merangsang lambung agar berfungsi dengan baik sehingga akan timbul nafsu makan. Dengan nafsu makan yang baik maka pertumbuhan dan performan yang akan dicapai juga menjadi lebih baik.

2.4 Sirih Merah Piper crocatum