50
Menurut DKP Kabupaten Cirebon, telah terjadi perubahan stok rajungan akibat penggunaan alat tangkap garok yang merusak ekosistem terumbu karang.
Jarak tangkap rajungan menurut hasil wawancara semakin menjauh dari tahun- ketahun berakibat menurunnya profitability yang diterima nelayan.
Pada Tabel 7 terlihat bahwa produksi rajungan di Kabupaten Cirebon mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Produksi rajungan untuk tahun tertentu
dipengaruhi oleh produksi rajungan pada tahun sebelumnya. Hal ini terlihat bahwa produksi yang tinggi pada tahun 2008 sebesar 7.434 ton mengalami
penurunan drastis pada tahun 2009 yaitu sebesar 3.928 ton. Tren ini menunjukan bahwa stok rajungan sangat sensitif terhadap penangkapan dalam periode tertentu.
6.1 Data Produksi Rajungan
Data produksi rajungan yang didapat merupakan data time series produksi rajungan berdasarkan alat tangkap untuk wilayah perairan utara jawa selama 16
tahun. Data produksi rajungan diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat 1994-2009. Karena produksi rajungan berdasarkan alat
tangkap untuk Kabupaten Cirebon tidak tersedia dengan baik, maka data tersebut digantikan oleh data produksi berdasarkan alat tangkap untuk wilayah perairan
utara jawa. Berdasarkan pengkajian dan observasi lapang diketahui alat tangkap yang dominan dan efektif dalam menangkap rajungan yaitu jaring insang tetap
dengan nama lokal jaring kejer dan alat perangkap dengan nama lokal wuwu. Selain itu terdapat alat tangkap lain yang ilegal namun seringkali dipakai nelayan
dalam proses penangkapan menggunakan pukat harimau atau dengan nama lokal garok. Produksi rajungan berdasarkan alat tangkap di wilayah perairan utara jawa
yang mewakili Kabupaten Cirebon disajikan pada Tabel 8 sebagai berikut :
51
Tabel 8. Jumlah Produksi Rajungan Berdasarkan Alat Tangkap Tahun 1994-2009
Tahun Share Jaring Insang
Tetap Ton Share Perangkap
Lainnya Ton Total
1994 1272,50
117,00 1389,50
1995 1580,10
68,50 1648,60
1996 1094,00
58,20 1152,20
1997 766,80
22,43 789,23
1998 1263,80
177,00 1440,80
1999 1821,30
54,60 1875,90
2000 1916,80
58,40 1975,20
2001 1010,70
281,20 1291,90
2002 1476,28
170,24 1646,51
2003 2743,20
92,80 2836,00
2004 2031,23
163,20 2194,43
2005 367,50
190,90 558,40
2006 1298,10
188,54 1486,64
2007 1142,40
141,26 1283,66
2008 3236,50
1432,70 4669,20
2009 843,90
760,30 1604,20
Jumlah Rata-
rata 27842,38
1740,15
Sumber : DKP Provinsi Jawa Barat yang diolah
Didapatkan pula bahwa rata-rata lima persen rajungan merupakan rajungan kecil dibawah 8,5 cm. Jumlah produksi rajungan yang telah dikurangi
sebesar lima persen dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada Gambar 8 terlihat produksi rajungan yang didapat oleh alat tangkap jaring insang tetap dan
perangkap lainnya berupa bubu. Produksi rajungan terbesar didominasi oleh alat tangkap jaring insang tetap. Sedangkan untuk bubu ralatif sedikit. Menurut hasil
wawancara dengan kepala UPTD DKP Kabupaten Cirebon, alat tangkap bubu atau wuwu kurang diminati karena produktifitasnya yang relatif lebih kecil dari
pada jaring insang tetap. Dari hasil tersebut maka alat tangkap yang dijadikan basis standarisasi effort adalah jaring insang tetap:
52
Gambar 8. Tren Produksi Rajungan Berdasarkan Alat Tangkap Jaring Insang Tetap dan Perangkap Lainnya Tahun 1994-2009
Dari hasil observasi lapang didapatkan bahwa jumlah rajungan dibawah ukuran minimum legal size sebanyak lima persen dari total produksi. Jumlah
sample rajungan yang digunakan sebanyak 140 ekor. Ringkasan data observasi dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Tabel 9. Persentase Rajungan di Bawah Legal Size yang Ditangkap Nelayan
Nilai Observasi Kategori
Total persentase per kategori
berat rajungan g
Besar 102
73 9130,093
kecil 7
5 626,575
sedang 31
22 2774,832
Grand Total 140
100 12531,500
sumber: data yang diolah
Kategori kecil merupakan rajungan dengan ukuran kerapas dibawah 8,5 cm. Rajungan kecil tersebut menghasilkan 626,575 gram per ekor. Dengan
mengasumsikan produksi pada tahun sebelumnya mengalami penangkapan rajungan kecil sebanyak 5 persen secara konstan. sehingga total produksi setelah
dikurangi dengan rajungan kecil dibawah 8,5 cm dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.
0,00 500,00
1000,00 1500,00
2000,00 2500,00
3000,00 3500,00
4000,00 4500,00
5000,00
19 94
19 95
19 96
19 97
19 98
19 99
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
20 06
20 07
20 08
20 09
Jaring lainya Jaring Insang Tetap
Total Produksi
53
Tabel 10. Produksi Rajungan Diatas 8,5 cm
Tahun Total Produksi Dua
Alat Tangkap Jumlah Produksi di
bawah 8,5 cm Jumlah Produksi
Diatas 8,5 cm
1994 1389,50
69,48 1320,03
1995 1648,60
82,43 1566,17
1996 1152,20
57,61 1094,59
1997 789,23
39,46 749,77
1998 1440,80
72,04 1368,76
1999 1875,90
93,80 1782,11
2000 1975,20
98,76 1876,44
2001 1291,90
64,60 1227,31
2002 1646,51
82,33 1564,19
2003 2836,00
141,80 2694,20
2004 2194,43
109,72 2084,71
2005 558,40
27,92 530,48
2006 1486,64
74,33 1412,31
2007 1283,66
64,18 1219,48
2008 4669,20
233,46 4435,74
2009 1604,20
80,21 1523,99
Total 27842,38
1392,12 26450,26
Rata-rata 1740,15
87,01 1653,14
Sumber : Data yang diolah 2011
6.2 Standarisasi Alat Tangkap