29
1 − ................................. 2.24
Gordon juga mengasumsikan bahwa total biaya TC bersifat linear terhadap input effort:
......................................................... 2.25
2.4 Konsep
Profitability
Rente ekonomi atau profitability pada dasarnya adalah surplus, yakni perbedaan antara harga yang diperoleh dari penggunaan sumber daya dengan
biaya per unit input. Rente juga dapat diartikan sebagai nilai dari input produktif ketika digunakan melebihi biaya yang digunakan Fauzi, 2010.
− 2.26
1 − − ........................................... 2.27
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Oskar Yulanda dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengelolaan Penangkapan Perikanan Rajungan yang Berkelanjutan di Kabupaten Belitung :suatu pendekatan system dynamics
” Penangkapan rajungan di Kecamatan Membalong dan Badau memperlihatkan kecenderungan penurunan
stok biomasa rajungan dikarenakan tangkapan yang berlebih. Peningkatan upaya penangkapan ini terutama dipicu oleh adanya permintaan pasar ekspor terhadap
rajungan, dan nelayan biasanya menangkap ikan yang diminta oleh pasar. Ketika nelayan tidak puas dengan hasil tangkap harian yang didapat, mereka melakukan
perubahan atau modifikasi alat tangkap yaitu dengan mengecilkan ukuran jaring. Modifikasi alat tangkap ini dalam jangka pendek akan meningkatkan hasil
tangkap, namun hal tersebut akan mempercepat berkurangnya stok biomasa rajungan
.
30
Minimun Legal Size MLS merupakan alat dasar manajemen untuk membatasi tingkat ekploitasi di perairan perikanan tangkap yang banyak
diusulkan. Model sangat penting dalam memprediksi konsekuensi dari kebijakan dan memonitor tingkat keberhasilan kebijakan. Model bioekonomi dapat
memprediksi perubahan nilai rente ekonomi nelayan dan nilai eksistensi biomass rajungan di ekosistem.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis
Aktivitas penangkapan rajungan tanpa adanya kebijakan yang memperhatikan keberlanjutan sumber daya rajungan dikhawatirkan dapat
mengganggu kelestarian sumber daya rajungan di perairan. Tingkat permintaan yang tinggi mendorong nelayan untuk meningkatkan produksinya dengan
berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan nelayan rajungan adalah dengan menangkap rajungan yang berukuran kecil. Apabila kegiatan penangkapan
terhadap sumber daya rajungan semakin meningkat, maka sumber daya akan mengalami degradasi. Degradasi akan berpengaruh terhadap penurunan rente yang
akan diterima nelayan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis bioekonomi untuk mengetahui
Instantaneous growth, rente kegiatan perikanan rajungan, dan persepsi nelayan di Kabupaten Cirebon. Sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
rajungan dapat menghasilkan rente optimum apabila tetap menjaga kelestarian sumber daya rajungan. Analisis bioekonomi dapat dikaji dari dua aspek yaitu
aspek bilogi dengan mengetahui laju interistik sumberdaya rajungan r, koefisien daya tangkap q, serta daya dukung lingkungan K dan aspek ekonomi yaitu
parameter harga p dan biaya c. adapun bagan dari kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini: