III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis
Aktivitas penangkapan rajungan tanpa adanya kebijakan yang memperhatikan keberlanjutan sumber daya rajungan dikhawatirkan dapat
mengganggu kelestarian sumber daya rajungan di perairan. Tingkat permintaan yang tinggi mendorong nelayan untuk meningkatkan produksinya dengan
berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan nelayan rajungan adalah dengan menangkap rajungan yang berukuran kecil. Apabila kegiatan penangkapan
terhadap sumber daya rajungan semakin meningkat, maka sumber daya akan mengalami degradasi. Degradasi akan berpengaruh terhadap penurunan rente yang
akan diterima nelayan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis bioekonomi untuk mengetahui
Instantaneous growth, rente kegiatan perikanan rajungan, dan persepsi nelayan di Kabupaten Cirebon. Sehingga pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
rajungan dapat menghasilkan rente optimum apabila tetap menjaga kelestarian sumber daya rajungan. Analisis bioekonomi dapat dikaji dari dua aspek yaitu
aspek bilogi dengan mengetahui laju interistik sumberdaya rajungan r, koefisien daya tangkap q, serta daya dukung lingkungan K dan aspek ekonomi yaitu
parameter harga p dan biaya c. adapun bagan dari kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini:
32
Langkah yang tidak dilakukan =
Sumber : Fauzi dan Anna 2005
Gambar 4. Langkah Pemodelan Bioekonomi 3.2
Kerangka Operasional
Penelitian ini diawali dengan penelitian lapang untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dalam perhitungan analisis. Data primer
diperoleh melalui wawancara, pengematan langsung dan survey, sedangkan data sekunder didapatkan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan, Unit Pelaksana
Teknis Dinas Perikanan Kecamatan Gebang ,
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, dan instansi terkait lainnya. Data primer dan sekunder
Konversi unit moneter ke riil
Solusi bioekonomi Data ekonomi IHK,
harga dan Biaya Data Statistik
produksi dan upaya
Dekomposisi dan
disagregasi
Standarisasi alat tangkap
Uji
Estimasi parameter OLS
Analisis kontras dan sensitivitas
Stationer Differencing
Y N
33
digunakan untuk menganalisis aspek bioekonomi sehingga didapatkan CPUE, effort, harvest, dan rente ekonomi dengan berbagai skenario penerapan minimum
legal size. Data primer khususnya akan digunakan untuk mengetahui harga dan biaya.
Untuk menjawab tujuan dapat dilakukan dengan menganalisis data sekunder dan primer yang didapat. Sehingga dapat diketahui bagaimana
pengelolaan rajungan yang terjadi di Kabupaten Cirebon. Model disimulasikan dalam kurun waktu 5 tahun,. Simulasi dilakukan dengan asumsi bahwa
kecenderungan perilaku model yang terjadi sekarang akan berlanjut sampai simulasi berakhir. Nilai uang untuk menentukan harga dan biaya mengacu pada
harga rata-rata pada tahun sebelumnya. Skenario dalam penerapan kebijakan minimum legal size rajungan
terhadap profitability nelayan dibagi dalam tiga size yaitu berdasarkan rajungan yang memiliki nilai ekonomis setelah memiliki kerapas antara 9,5-22,8 cm
Rounsefell, 1975. Penentuan minimum legal size yaitu batas bawah 8,5 cm. lalu disimulasikan selama 5 tahun kedepan untuk melihat profitability yang telah
didiskontokan dengan suku bunga yang belaku tahun 2011 Data tersebut kemudian diolah dengan program komputer Vensim, Maple
dan Excel dengan membuat simulasi model. Kerangka pemikiran dan operasional yang penulis lakukan dapat disederhanakan menjadi bagan kerangka operasional
dibawah ini:
34
Gambar 5. Alur Kerangka Operasional
Analisis bioekonomi
Kondisi hasil tangkapan, effort dan
rente ekonomi profitability rajungan
secara aktual Kondisi hasil tangkapan,
effort dan rente ekonomi profitability rajungan
yang optimal secara biologi dan ekonomi
Kebijakan yang sustainable dalam
pengelolaan rajungan
Penerapan kebijakan minimum legal size
Simulasi kebijakan Kondisi perikanan
rajungan dalam aspek biologi dan
ekonomi di masa yang akan datang
Overfishing, overcapacity dan penurunan ukuran rajungan
yang tertangkap
Aspek Biologi Aspek Ekonomi
Penurunan stok rajungan
Penurunan tingkat keuntungan profitability
35
3.3 Hipotesis Penelitian