62
menunjukan overfishing. Nilai tersebut dikarenakan produksi aktual lebih besar dari produksi lestari. Namun nilai effort yang dikeluarkan sangatlah tinggi, tidak
sebanding dengan hasil yang didapat. Hal ini mengindikasi bahwa pada tahun tersebut terjadi overfishing yang berkorelasi positif dengan peningkatan laju
degradasi.
6.7 Analisis Bioekonomi Tanpa Kebijakan
Minimum Legal Size
Analisis terhadap MSY dan EMSY menggunakan model surplus produksi untuk mengetahui tingkat pemanfaatan sumberdaya rajungan di Kabupaten
Cirebon. Untuk menganalisis hasil tangkapan lestari maksimum MSY menggunakan data time series produksi dan effort selama 16 tahun tahun 1994
– 2009. Data time series
ini di regresi untuk mengetahui nilai konstan α dan dan . Hasil perhitungan bioekonomik Gordon-Schafer dengan regresi menggunakan
metode WH untuk mendapatkan parameter biologi, serta data wawancara yang kemudian dikonversi ke nilai riil untuk memperoleh parameter ekonomi
didapatkan:
Tabel 16. Solusi Bioekonomi Berbagai Rezim
Keterangan Solusi Bioekonomik Tanpa Kebijakan
MEY Open Access
MSY Biomass x ton
3.228,64 2.034,14
2.211,57
Hasil Penangkapan hton
1.961,45 2.471,54
2.487,55
Tingkat Upaya Eday fishing
319.744 639.489
591.994
Rente Sumberdaya π juta
23.783,39 -
6.540,81
Sumber: data yang diolah, 2011
Kondisi aktual rata-rata produksi rajungan di Kabupaten Cirebon menunjukkan penangkapan belum mencapai kondisi overfishing. Analisis MSY
digunakan untuk mengukur tingkat produksi maksimal yang seharusnya dapat
63
diperoleh. Apabila penangkapan melebihi MSY Maximum Sustainable YieldHasil Tangkapan Maksimum secara Lestari maka akan terjadi degradasi.
Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya secara berlebihan akan berakibat hilangnya manfaat bagi nelayan yang melakukan penangkapan ikan. Hasil
tangkapan rajungan dari tahun 1994 hingga 2009 secara rata-rata belum melebihi batas maksimum lestari 2.487,55 ton yang berkisar sebesar 1740,15 tontahun.
Untuk itu pemanfaatan potensi sumberdaya rajungan harus berdasarkan prinsip kehati-hatian sehingga potensi yang diperbolehkan untuk ditangkap Total
Allowable Catch TAC sebesar 80 dari MSY DKP, 2004. Grafik tingkat produksi dan effort dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 11. Grafik Produksi Rajungan Tahun 1994-2009
Analisis MEY digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan maksimal yang diperoleh pada saat produksi tertentu. Apabila penangkapan melebihi MEY
Maximum Economic YieldHasil Tangkapan Maksimum secara Ekonomis maka
64
keuntungan akan semakin berkurang. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya secara berlebihan akan berakibat hilangnya manfaat ekonomi bagi nelayan yang
melakukan penangkapan ikan.. Hasil analisis Maximum Economic Yield MEY untuk rajungan di
Kabupaten Cirebon menunjukkan produksi optimum sebanyak 1.961,45 ton per tahun dan Effort Maximum Economic Yield EMEY 319.744 day fishing per
tahun untuk alat tangkap yang secara aktif digunakan untuk menangkap rajungan di Kabupaten Cirebon. Rente sumberdaya yang diterima ketika rezim pengelolaan
sole owner adalah terbesar dari berbagai rezim yaitu Rp. 23.783,39 juta. Gambar
12 menunjukkan kondisi MEY terjadi jika pendapatan TR yang diperoleh lebih besar daripada biaya TC yang dikeluarkan oleh nelayan sehingga mendapatkan
keuntungan yang besar sampai dihasilkan Rp. 23.783,39 juta pada titik EMEY 319.744 days fishing. Jika usaha diteruskan sampai pada titik EMSY maka
secara fisik total produksi akan bertambah besar 526 ton tetapi secara ekonomis keuntungan yang diperoleh nelayan akan berkurang Rp 17.242,58 juta sebab
biaya yang dikeluarkan semakin besar seiring bertambahnya jumlah days fishing penangkapan. Selanjutnya usaha penangkapan akan mencapai pada titik open
acces impas jika terus dilanjutkan melewati kondisi lestari MSY.
65
Gambar 12. Grafik dalam Kondisi Open Access Sumberdaya Rajungan
Posisi EOA, dan HOA untuk penangkapan rajungan di Kabupaten Cirebon sebanyak 639.489 days fishingtahun dengan jumlah produksi 2.471,54 ton.
Keadaan ini menggambarkan bahwa effort yang semakin banyak ternyata akan memberikan hasil keuntungan tangkapan yang semakin kecil jika dibandingkan
pada kondisi lestari MSY dan kondisi terkendali MEY. Pada Gambar 12 kondisi open acces nelayan bebas untuk menangkap ikan sehingga sumberdaya
yang diekstraksi akan mencapai titik yang terendah yang berakibat usaha tidak lagi menguntungkan, inilah yang disebut kondisi overfishing secara ekonomi
economic overfishing. Kepunahan stok ikan sangat mungkin terjadi jika usaha penangkapan terus dilakukan hingga pada posisi sebelah kanan titik Open Acces
OA. Pada titik-titik di sebelah kanan EOA biaya rata-rata persatuan upaya akan TC
TR
66
menjadi lebih besar dibandingkan penerimaan rata-rata per unit. Pada kondisi ini menyebabkan pelaku penangkapan akan keluar exit dari perikanan. Hanya pada
tingkat upaya keseimbangan ekuilibrium tercapai, sehingga proses entry dan exit tidak terjadi. Dari sudut pandang ilmu ekonomi, keseimbangan open access
menimbulkan terjadinya alokasi yang tidak tepat missalocation dari sumberdaya alam. Hal ini disebabkan adanya kelebihan faktor produksi tenaga kerja, modal
dalam perikanan yang seharusnya bisa digunakan untuk ekonomi lainnya yang lebih produktif. Inilah yang menjadi prediksi Gordon bahwa pada kondisi open
access akan menimbulkan kondisi economic overfishing. Hal ini didukung oleh Clark 1985 yang menyatakan bahwa overfishing ekonomi tidak akan terjadi
pada perikanan yang terkendali, sedangkan overfishing biologi akan terjadi kapan saja bila perbandingan antara harga dengan biaya cukup tinggi. Effort aktual rata-
rata perikanan tangkap di Kabupaten Cirebon belum melebihi batas effort tertinggi dalam rezim open access. Jumlah effort aktual rata-rata mencapai 470.164 days
fishing per tahun sedangkan effort dalam open access sebesar 639.489 days fishing. Dengan kata lain, kondisi aktual perikanan tangkap rajungan di
Kabupaten Cirebon belum mengalami overfishing secara biologi. Keseimbangan open access akan terjadi jika seluruh rente ekonomi telah terkuras habis driven to
zero sehingga tidak ada lagi insentif untuk entry maupun exit, serta tidak ada perubahan pada tingkat upaya yang sudah ada Fauzi, 2006.
6.8 Mengestimasi