55
Tabel 11. Standarisasi Effort dari Alat Tangkap yang Digunakan Tahun
1994-2009 Tahun
Effort Days Nilai
Indeks Perangkap
Lainnya Effort
Standar Perangkap
Lainnya Total
Effort Standar
Days Jaring
Ingsang Tetap
Perangkap Lainnya
1994 170188
28800 0,5433
15648 185836
1995 169560
27648 0,2659
7351 176911
1996 177096
27360 0,3443
9421 186517
1997 175526
43200 0,1189
5135 180661
1998 247432
46656 0,7428
34654 282086
1999 378056
42624 0,2659
11334 389390
2000 571480
45504 0,3826
17412 588892
2001 573050
48384 3,2952
159436 732486
2002 826448
155808 0,6117
95301 921749
2003 826448
311040 0,0899
27958 854406
2004 827076
311040 0,2136
66451 893527
2005 199076
311040 0,3325
103411 302487
2006 199076
311040 0,0930
28915 227991
2007 133764
51840 0,3191
16541 150305
2008 394384
154368 1,1309
174582 568966
2009 463150
65376 6,3826
417269 880419
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat yang diolah
6.3 Estimasi Parameter Biologi
Parameter biologi diestimasi menggunakan model estimator WH yang dikembangkan oleh Walter-Hillborn 1976. Hasil estimasi ini diperlukan guna
menentukan produksi lestari, produksi maximum economic yield, dan produksi open access. Data-data untuk analisis regresi disajikan pada Lampiran 6, 7, 10 dan
Lampiran 11.
Tabel 12. Estimasi Parameter Tanpa Kebijakan dan Dengan Kebijakan
Sumber: Data yang diolah 2011
Parameter Tanpa Kebijakan
Dengan Kebijakan
r 2,249576549
2,249576549 q
0,0000019 0,00000185
K 4423,145762
4312,647979
56
Tabel 12 menyajikan parameter biologi sekarang dan ketika kebijakan minimum legal size diterapkan. Tabel 12 menunjukan terjadinya perubahan
parameter biologi q dan K. Nilai K dengan kebijakan merupakan kapasitas rajungan dengan ukuran diatas 8,5 cm.
6.4 Estimasi Parameter Ekonomi
Dalam penentuan parameter ekonomi berupa biaya dan harga rajungan di Kabupaten Cirebon. Parameter ekonomi tersebut diasumsikan konstan.
Perhitungan biaya digunakan adalah biaya operasional yang dikeluarkan per trip dan nilainya diasumsikan konstan.
Data primer yang dikumpulkan melalui wawancara nelayan rajungan yang menggunakan alat tangkap jaring insang tetap, dan perangkap lainnya. Untuk
mengurangi pengaruh inflasi, pengukuran riil dilakukan dengan menyesuaikan harga dan biaya menggunakan IHK untuk komoditas ikan segar yang berlaku di
Kota Cirebon. IHK ini diasumsikan memiliki nilai yang sama dengan IHK ikan segar di Kabupaten Cirebon.
Untuk biaya penangkapan yang digunakan, maka dilakukan standarisasi biaya untuk dua alat tangkap berbeda. Biaya standarisasi diperoleh dari hasil
perkalian rata-rata biaya effort per tahun dengan adjusted factor dari share produksi rajungan. Dimana:
Rata-rata biaya effort adalah : ̅
̅̅̅̅
6.1 Keterangan
̅ = rata-rata biaya effort per tahun Rptahun ̅̅̅̅ =rata-rata total cost Rp
�
= total effort standar trip Dimana nilai total cost diperoleh dari :
57
TC
i
=c
i
E
i
6.2 Keterangan :
TC
i
= total cost dari alat tangkap i Rptrip C
i
= biaya dari alat tangkap i Rp E
i
= jumlah effort per tahun alat tangkap i trip Sehingga biaya penangkapan diperoleh dari rumus :
� ̅
1
6.3 Perhitungan estimasi perameter ekonomi dapat dilihat pada Lampiran 4
dan 5. Biaya rata-rata alat tangkap pertahun sebesar Rp 145.792,92 juta dengan
adjusted factor sebesar 0,868817608 sehingga diperoleh biaya terstandarisasi dengan adjusted cost sebesar Rp 0,12667 Lampiran 4. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara terhadap nelayan diperoleh harga rata-rata rajungan 45 jutaton atau Rp 45.222Kg. Parameter ekonomi ini sedapat mungkin dikonversi
ke unit moneter riil dengan melakukan tingkat inflasi Fauzi, 2010. Harga dan biaya tersebut dikonversikan ke bentuk riil dengan perhitungan menggunakan
IHK ikan segar Kota Cirebon seperti terlihat dalam Tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13. Harga Riil dan Biaya Riil yang Telah Dikonversi IHK Kota Cirebon
Tahun IHK
P riil Rp
jutaton Tahun
IHK P riil
Rp jutaton
2001 99,87
45,281088
2006 137,87
32,800625
2002 111,6
40,521705
2007 141,88
31,873571
2003 108,26
41,771866
2008 181,1
24,970857
2004 128,67
35,145894
2009 198,16
22,821065
2005 148,25
30,504028
2010 205,09
22,049940
Rata-rata
32,77406
Sumber : BPS Kabupaten Cirebon dengan tahun dasar 2000
Indeks Harga Konsumen yang digunakan untuk menghitung angka inflasi disusun berdasarkan perkembangan harga eceran di Kota Cirebon hasil survei
biaya hidup dari tahun 2000-2010. Dari data yang tersedia didapatkan bahwa
58
tingkat inflasi rata-rata sebesar 7,92 persen. Sehingga didapat harga rata-rata setelah dikonversi dengan IHK sebesar Rp 32,77406 jutaton dan biaya sebesar
0,12667 jutaday fishing.
6.5 CPUE Sumberdaya Rajungan Kabupaten Cirebon