Analisis Nilai Tambah HASIL DAN PEMBAHASAN

Pihak mitra meminta jasa P4S Nusa Indah untuk merawat, mengelola, memproduksi dan memasarkan jamur tiram putih mengingat lokasi kumbung relatif dekat dengan P4S Nusa Indah karena masih dalam satu kecamatan yang sama. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa rantai pasok untuk kemitraan usaha ini memiliki pasar yang sama dengan P4S Nusa Indah pedagang pengumpul pedagang pengecer. Hal ini disebabkan pihak mitra usaha mendelegasikan seluruh kegiatan produksi hingga pemasaran kepada P4S Nusa Indah. Kemitraan yang terjalin antara P4S Nusa Indah dengan pedagang pengumpul terjadi setelah jamur tiram putih siap dipanen. Petani menawarkan jamur tiram putih kepada pedagang pengumpul. Sistem pembayaran oleh pengumpul dilakukan baik secara tunai maupun secara cicilan. Pembayaran secara cicilan umumnya dilakukan dengan melakukan pembayaran pada waktu pembelian sebesar 50 dari jumlah total harga yang harus dibayarkan, sisanya dibayar pada transaksi berikutnya. Kemitraan juga dapat terjadi pada P4S Nusa Indah dengan pemasok bahan-bahan baku serbuk kayu, gipsum, bibit dll.. Mekanisme pembayaran biasa dilakukan oleh P4S Nusa Indah dengan pembayaran tunai. Karena hubungan transaksi yang sudah lama terjalin maka pihak P4S Nusa Indah relatif mendapatkan harga yang lebih murah.

4.4 Analisis Nilai Tambah

4.4.1 Analisis Nilai Tambah P4S Nusa Indah Analisis nilai tambah pada P4S Nusa Indah menggunakan beberapa asumsi : a. Produksi jamur tiram putih dalam sehari mencapai 60 Kg b. Perhitungan biaya penyusutan menggunakan metode garis lurus. c. Jumlah output yang dihitung sebanyak jumlah jamur tiram putih siap panen yang dapat dihasilkan dalam 1hari. Tabel 7. Total biaya produksi pada P4S Nusa Indah Komponen Kebutuhan Satuan Harga Nilai Jumlah Bibit 9 Baglog 5.000 45.000 750 Serbuk Kayu 9 Karung 2.500 22.500 375 Dedak 16,25 Kg 2.000 32.500 541,67 Kapur 2.6 Kg 4.000 10.400 173,33 Gipsum 0.65 Kg 6.000 3.900 65 Plastik Media 0.65 Kg 22.000 14.300 238,33 Karet Gelang 0.65 Ons 3.500 2.275 37,92 Kayu Bakar 1.3 - 35.000 45.500 758,33 Cincin Bambu 200 Ring 50 10.000 166,67 Kertas 1,3 Kg 3.000 3.900 65 Spirtus 1,3 Liter 15.000 19.500 325 Alkohol 1,3 Liter 15.000 19.500 325 Total 229.275 3.821,25 Biaya operasional Biaya Operasional Harga Rpbulan Harga Rphari Harga RpKg Gaji 3.600.000 120.000 2.000 Transportasi 250.000 8.333,33 138,88 Listrik 30.000 1.000 16,66 Total Biaya Operasional 2 3.880.000 129.333,33 2.155,54 Total Biaya Produksi Rp = 1 + 2 = 3.821,25 + 2.155,54 = 5.976, 79 Tabel 8. Biaya penyusutan peralatan pada P4S Nusa Indah Peralatan Harga Awal Rp Nilai sisa Umur Eko B. Peny Rpth B. Peny RpKg Sekop 30.000 - 4 7.500 0,34 Timbangan 80.000 10.000 4 17.500 0,79 Selang 20.000 - 4 5.000 0,23 Bak 100.000 - 4 25.000 1,14 Pacul 15.000 - 4 3.750 0,17 Tungku 500.000 - 2 250.000 138,89 Sterilisasi 4.000.000 500.000 5 700.000 388,89 Total Biaya Penyusutan Peralatan 1.008.750 530,45 Tabel 9. Beban sewa tanah pada P4S Nusa Indah Komponen Harga awal Rp Umur ekonomis Penyusutan per tahun Peny. per hari Tanah 2.000.000 2 2.739,73 45,62 Tabel 10. Biaya penyusutan kumbung dan kendaraan Tabel 11. Perhitungan nilai tambah Perhitungan nilai tambah pada P4S Nusa Indah dilihat berdasarkan kondisi jamur tiram mulai dari komponen-komponen pembentuk biaya bahan baku, biaya operasional, biaya sewa serta biaya penyusutan. Nilai input P4S Nusa Indah adalah biaya-biaya hingga jamur tiram putih yang siap panen sedangkan outputnya adalah jamur tiram putih yang dijual kepada pedagang pengumpul. kondisi ini bertujuan untuk membandingkan nilai tambah yang diperoleh oleh masing-masing pihak disepanjang rantai dengan produk yang sama yaitu jamur tiram putih mentah. Tabel 11 menunjukkan nilai input dari P4S Nusa Indah adalah sebesar Rp. 6.676,16 per kg. Sedangkan perolehan nilai tambah pada P4S Nusa Indah dari 1 kilogram jamur tiram putih adalah sebesar Rp. 1.323,84. Kmponen Harga Awal Nilai Sisa Umur Eko B. Peny RpThn B. Peny RpKg Kumbung 8.000.000 2.000.000 5 1.200.000 54,8 Kndaraan 10.000.000 4.000.000 4 1.500.000 68,5 Total Biaya Penyusutan 2.700.000 123,3 Perhitungan Nilai Tambah Komponen Nilai Tambah Nilai RpKg - Biaya Bahan Baku 3.821,25 57,24 - Biaya Operasional 2.155,54 32,29 - B. Peny. Peralatan 530,45 7,94 - Beban Sewa Tanah 45,62 0,68 - Biaya Peny Kumbung dan Kendaraan 123,3 1,85 Nilai Input 6.676,16 100 Nilai Output 8.000 119,83 Nilai Tambah 1.323,84 19,83 4.4.2 Analisis Nilai Tambah Pengumpul Ditingkat ini pedagang pengumpul jamur tiram putih tidak hanya membeli jamur tiram putih dari P4S Nusa Indah saja melainkan juga dari petani jamur lainnya. Pedagang pengumpul melakukan proses sortasi dan pengemasan pada jamur tiram putih yang diterimanya dari petani. Pedagang pengumpul tidak melakukan pengolahan lebih lanjut atas jamur tiram putih tersebut. Pada Tabel 15 menunjukkan bahwa nilai tambah yang didapat oleh pedagang pengumpul adalah sebesar Rp. 1.442, 685 per kg. Nilai input didapat dari harga beli dari petani ditambah dengan biaya operasional dan penyusutan. Sedangkan nilai output adalah harga yang diterima dari pedagang pengecer. Tabel 12. Biaya bahan baku Biaya Bahan Baku Bahan Baku Jumlah Kghari Harga RpKg Jumlah RpHari Harga RpKg Jamur Tiram Putih 65 8.000 520.000 8.000 Total Biaya Bahan 65 8.000 520.000 8.000 Tabel 13. Biaya operasional Biaya Operasional Biaya Operasional Harga RpBulan Harga RpHari Harga RpKg Listrik 90.000 3.000 46,15 Air 60.000 2.000 30,77 Tempat 120.000 4.000 61,54 Kantong Plastik 300.000 10.000 153,85 Meja 210.000 7.000 107,69 Tali Rafia 3.000 100 1,54 Lampu 100 Watt 40.000 1.333,33 20,51 Transportasi 300.000 10.000 153,85 Total B Operasional 1.080.000 26.000 553,85 Tabel 14. Biaya penyusutan Biaya Penyusutan Komponen Harga Awal Nilai Sisa Umur Eko Harga RpThn Harga RpKg Tampah 10.000 - 4 2.500 0,105 Nampan 20.000 - 4 5.000 0,21 Timbangan 350.000 50.000 4 75.000 3,16 Total Biaya Penyusutan 82.500 3,465 Tabel 15. Perhitungan nilai tambah Perhitungan Nilai Tambah Komponen Nilai Tambah Nilai RpKg - Biaya Bahan Baku 8.000 93,49 - Biaya Operasional 553,85 6,47 - Biaya Penyusutan 3,465 0,04 Nilai Input 8.557,315 100 Nilai Output 10.000 116.86 Nilai Tambah 1.442,685 16.86 4.4.3 Analisis Nilai Tambah Pengecer Sama seperti pedagang pengumpul, ditingkat pedagang pengecer jamur tiram putih tidak diolah lebih lanjut. Hasil perhitungan nanalisis nilai tambah menunjukkan nilai input didapat dari penjumlahan biaya bahan baku, biaya operasional dan biaya penyusutan. Sedangkan nilai output adalah harga yang diterima dari konsumen akhir. Tabel 16. Biaya bahan baku Biaya Bahan Baku Bahan Baku Jumlah Kghari Harga RpKg Jumlah RpHari Harga RpKg Jamur Tiram Putih 10 10.000 100.000 10.000 Biaya Bahan Baku 10 10.000 100.000 10.000 Tabel 17. Biaya operasional Biaya Operasional Biaya Operasional Harga RpBulan Harga RpHari Harga RpKg Kantong Plastik 112.500 3.750 375 Tali Rafia 3.000 100 1,54 Karet gelang 27.000 900 90 Transportasi 150.000 5.000 500 Total B Operasional 292.500 9750 966,54 Tabel 18. Biaya penyusutan Biaya Penyusutan Komponen Harga Awal Umur Ekonomis Harga RpTahun Harga RpKg Gerobak 2.500.000 5 500.000 137 Tampah 10.000 4 2.500 0,685 Timbangan 100.000 4 25.000 6,85 Total Biaya Penyusutan 527.500 144,535 Tabel 19. Perhitungan nilai tambah Perhitungan Nilai Tambah Komponen Nilai Tambah Nilai RpKg - Biaya Bahan Baku 10.000 90 - Biaya Operasional 966,54 8,7 - Biaya Penyusutan 144,535 1,3 Nilai Input 11.111,07 100 Nilai Output 15.000 135 Nilai Tambah 3.888,92 35 4.4.4 Analisis Nilai Tambah Keripik Jamur Perhitungan nilai tambah pada tingkat ini berdasarkan kondisi pasca panen. P4S Nusa Indah selaku petani tidak hanya menjual jamur tiram putih mentah tetapi saat ini juga merambah ke industri jamur tiram putih olahan. Produk jamur tiram putih olahan yang saat ini dikembangkan berupa keripik jamur. Perhitungan nilai tambah keripik jamur digunakan untuk membuat komparasi perolehan nilai tambah antara jamur tiram putih mentah dengan jamur tiram yang telah dilakukan pengolahan lebih lanjut. Nilai input pada keripik jamur diperoleh dari biaya bahan baku, biaya operasional serta biaya penyusutan. Sedangkan nilai output merupakan harga yang diterima dari pembeli. Tabel 21. Biaya penyusutan peralatan Tabel 22. Perhitungan nilai tambah Perhitungan Nilai Tambah Komponen Nilai Tambah Nilai RpPcs - Biaya Bahan Baku 4.234,66 62,31 - Biaya Operasional 2.450 36,05 - Biaya Penyusutan 111,83 1,64 Nilai Input 6.796,49 100 Nilai Output 8.500 125,05 Nilai Tambah 1.703,51 25,05 Biaya Bahan Baku dan Operasional Komponen Biaya Baku Kebutuhan Satuan Nilai RpHari Jumlah RpPcs Jamur mentah 10 Kg 65.000 2.166,67 Bawang Putih 200 Gr 12.000 400 Merica 80 Gr 12.000 400 Garam 20 Gr 40 1,33 Penyedap 8 Pcs 4.500 150 Telur 8 Pcs 8.500 283,33 Tepung 2,5 Kg 25.000 833,33 Total Biaya Bahan Baku 127.040 4234,66 Komponen Biaya Operasional Harga Rphari Harga RpPcs Gaji 20.000 666,67 Listrik + Air 3.000 100 Gas 2.500 83,33 Minyak Goreng 48.000 1.600 Total Biaya Operasional 25.500 2.450 Biaya Penyusutan Peralatan Peralatan Harga Awal Rp Nilai sisa Umur Eko B. Peny Rpth B. Peny RpPcs Penggoregan 60.000 - 2 30.000 2,74 Timbangan 80.000 10.000 4 17.500 1,6 Saringan 12.000 - 1 12.000 1,09 Spinner 1.500.000 375.000 4 1.125.000 102,74 Ember 20.000 - 1 20.000 1,83 Total Biaya Penyusutan Peralatan 1.204.500 111,83 Tabel 20. Biaya bahan baku dan operasional 4.4.5 Analisis Nilai Tambah Rill Riil added value merupakan nilai tambah yang didapat oleh para pelaku pada rantai jamur tiram putih pada kondisi sesungguhnya. Hal ini dilakukan dengan menghitung nilai tambah berdasarkan penyusutan yang terjadi pada aktivitas-aktivitas yang melibatkan jamur tiram putih tersebut. Penyusutan yang terjadi bisa disebabkan oleh kerusakan pada saat logistik atau kualitas jamur itu sendiri yang sudah kurang baik. Jamur tiram putih pada P4S Nusa Indah tidak mengalami penyusutan karena P4S Nusa Indah merupakan produsen jamur tiram putih itu sendiri. Pada pedagang pengumpul terdapat penyusutan sebesar 0,1 Kg pada setiap 1 Kg jamur tiram putih. Jadi nilai dari setiap 1 Kg yang dijual oleh pedagang pengumpul seharusnya hanya 0,9 Kg atau seharga Rp. 9.000Kg. Berarti terdapat selisih Rp. 1.000 antara harga jual dengan nilai sebenarnya. sedangkan pada pedagang pengecer terdapat penyusutan sebesar 0,1 Kg dari setiap jamur putih yang dibelinya dari pedagang pengumpul. Padahal pada pedagang pengumpul sendiri terdapat penyusutan sebesar 0,1 Kg juga ketika membeli jamur tiram putih dari P4S Nusa Indah. Jadi nilai dari setiap 1 Kg yang dijual oleh pedagang pengecer seharusnya hanya 0,8 Kg atau seharga Rp. 12.000. Jadi terdapat selisih sebesar Rp. 3.000 antara harga jual dengan nilai sebenarnya. P4S Nusa Indah Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Harga Jual Rp. 8.000Kg Rp. 10.000Kg Rp. 15.000Kg Nilai Rp. 8.000Kg Rp. 9.000 0,9 Kg Rp. 12.000 0,8 Kg Tabel 23. Nilai tambah riil

4.5 Analisis Rantai Nilai