Tingginya intensitas persaingan pada komoditi jamur tiram putih Aliran produk jamur tiram yang ditangani oleh pelaku yang
berbeda-beda Rendahnya pendapatan akibat fluktuasi harga jamur tiram putih
Seberapa besar marjin, RC dan nilai tambah yang diperoleh oleh para pelaku di dalam rantai pasokan?
Bagaimana aktivitas para pelaku dalam rantai nilai? Analisis Deskriptif
Analisis rantai pasok Rantai nilai
Kemitraan Nilai Tambah
Return Cost Ratio RC Ratio
Kinerja Rantai Nilai yang sesuai bagi setiap pelaku dalam rantai nilai komoditas jamur tiram putih
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Sebagai produk konsumsi, permintaan akan jamur tiram putih akan terus meningkat seiring terjadinya peningkatan jumlah
penduduk. Peningkatan permintaan atas komoditi ini dapat meningkatkan pendapatan bagi para pelaku usaha pada rantai tersebut.
Namun belum efektif dan efisiennya rantai pasok pada produk holtikultura menyebabkan belum maksimalnya pendapatan yang
didapat. Oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus agar permintaan yang ada sesuai dengan pendapatan yang didapat oleh para
pelaku didalam rantai komoditi holtikultura ini.
Gambar 5.
Kerangka pemikiran
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada di unit usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah, Kampung Sukamanah, Desa Tamansari, kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada periode September
– November 2012. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sengaja, berdasarkan pertimbangan bahwa P4S Nusa
Indah merupakan suatu lembaga pelatihan dan pendidikan pada bidang pertanian yang menjalankan usaha jamur tiram putih dan
berada di bawah binaan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.
3.3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapat dari observasi atau pengamatan
langsung di obyek penelitian, serta wawancara mendalam indepth interview dengan beberapa narasumber yang terkait. Data tersebut
antara lain data mengenai distribusi nilai tambah yang terdapat pada rantai nilai jamur tiram putih, serta data-data terkait lainnya.
Diskusi dengan
narasumber dilakukan
untuk mengembangkan strategi rantai nilai pada komoditas jamur tiram
putih tersebut. Setelah mendapatkan hasil tersebut, penelitii melakukan diskusi dengan beberapa pakar terkait untuk menentukan
alternatif strategi terbaik dalam pengembangan rantai nilai komoditas jamur tiram pada P4S Nusa Indah.
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka serta dokumen- dokumen pendukung lainnya. Data tersebut antara lain pustaka
mengenai konsep rantai pasok, rantai nilai, jamur tiram putih, nilai tambah, serta hal-hal terkait marjin tataniaga pertanian.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Responden dalam penelitian ini adalah ketua P4S Nusa Indah, bagian
pemasaran dan bagian penanganan pasca panen jamur krispy. Wawancara juga dilakukan terhadap pihak-pihak lain yang terkait
dalam rantai pasok jamur tiram putih tersebut. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner terbuka. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan dalam perhitungan nilai tambah, RC serta marjin tataniaga pertanian.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN