17
Gambar 16. Sketsa penyusunan tampak samping bahan pengisi kemasan dan posisi buah stroberi
Gambar 17. Bahan pengisi daun lamtoro pada kemasan buah stroberi
B. Kerusakan Mekanis pada Buah Stroberi
Setelah dilakukan simulasi transportasi, buah kemudian diamati kerusakan mekanis yang terjadi sebagai dampak dari adanya goncangan yang terjadi pada kemasan selama kegiatan
transportasi dilakukan. Goncangan pada simulasi transportasi menyebabkan komoditas buah stroberi yang dikemas mengalami pergerakan sehingga mempengaruhi masa simpan yang singkat karena
proses pembusukan yang berlangsung lebih cepat. Kerusakan mekanis ditandai dengan perubahan warna dan bentuk, serta penurunan kekerasan buah stroberi. Kerusakan mekanis tersebut dapat dilihat
perkembangannya selama penyimpanan buah stroberi pada suhu 10
o
C selama 5 hari dengan uji visual pada penampakan luar buah. Berikut ini adalah contoh kerusakan mekanis yaitu memar pada buah
stroberi
:
Gambar 18. Contoh kerusakan mekanis pada buah stroberi
Gambar 19. Kerusakan mekanis Gambar 20. Kerusakan mekanis
pada kardus horizontal pada styrofoam horizontal
18
Setelah proses penggetaran dilakukan, buah stroberi mengalami luka berupa memar sehingga memicu buah untuk melakukan proses respirasi lebih cepat dibandingkan buah yang masih utuh
sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan mutu buah stroberi selama masa penyimpanan. Pada kemasan dengan bahan pengisi kardus, terlihat tingkat kerusakan mekanis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan pengisi styrofoam didalam kemasan karena kardus kurang lentur seperti bahan pengisi yang lainnya, sehingga buah yang terdapat di dalamnya dapat bergerak bebas dan
mengalami berbagai benturan dan gesekan baik antar buah yang dikemas maupun antara buah dengan dinding kemasan.Cara penyusunan buah juga diperhitungkan, penyusunan horizontal pada buah
stroberi memiliki tingkat kerusakan mekanis lebih tinggi dibandingkan dengan penyusunan vertikal karena ukuran buah yang besar dan tekstur buah yang mudah rusak mengakibatkan buah mengalami
benturan lebih banyak daripada yang lainnya. Selain itu, suhu penyimpanan pun ikut mempengaruhi tingkat kerusakan yang terjadi selama masa penyimpanan. Tingkat kerusakan mekanis buah stroberi
selama masa penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Grafik persentase kerusakan mekanis buah stroberi setelah simulasi transportasi Sesuai dengan Gambar 21 dapat diketahui bahwa kemasan dengan bahan pengisi styrofoam
penyusunan horizontal memliki tingkat kerusakan terendah selama 5 hari penyimpanan, yaitu 80. Sedangkan kemasan dengan bahan pengisi kardus dengan penyusunan horizontal maupun vertikal
bahan pengisi kontrol serta daun lamtoro dengan penyusunan vertikal memiliki tingkat kerusakan tertinggi selama 5 hari penyimpanan, yaitu 100. Perlakuan bahan pengisi kemasan terlihat bahwa
terjadi kenaikan yang tajam pada hari pertama, selanjutnya naik pada nilai kekerasan bertahap sampai hari ke-5 setelah penggetaranpenyimpanan.
Tabel 5. Data kerusakan
mekanis buah stroberi setelah
transportasi pada tiap
kemasan
Bahan Pengisi Jumlah rusak
buah
Jumlah satu kemasan
buah
Persentase Kerusakan
Mekanis Styrofoam Horizontal
12 15
80
b
Styrofoam Vertikal 14
15 93
a
Daun Lamtoro Horizontal 13
15 87
ab
Daun Lamtoro Vertikal 15
15 100
ab
Kardus Horizontal 15
15 100
ab
Kardus Vertikal 14
15 100
ab
19
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada DMRT 5
Hasil uji lanjut pada Tabel 5 terlihat bahwa jenis perlakuan bahan pengisi kemasan berpengaruh nyata terhadap tingkat kerusakan mekanis buah, sedangkan pengaruh bahan pengisi selama
penyimpanan terhadap kerusakan mekanis buah stroberi tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan bahan pengisi dan masa penyimpanan terhadap
kerusakan mekanis buah stroberi.
C. Kerusakan biologis pada Buah Stroberi