Kerusakan biologis pada Buah Stroberi

19 Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada DMRT 5 Hasil uji lanjut pada Tabel 5 terlihat bahwa jenis perlakuan bahan pengisi kemasan berpengaruh nyata terhadap tingkat kerusakan mekanis buah, sedangkan pengaruh bahan pengisi selama penyimpanan terhadap kerusakan mekanis buah stroberi tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan bahan pengisi dan masa penyimpanan terhadap kerusakan mekanis buah stroberi.

C. Kerusakan biologis pada Buah Stroberi

Kerusakan yang terjadi karena proses biologis pada buah atau karena adanya pengaruh dari luar. Kerusakan biologis muncul rata-rata di sekitar bagian buah stroberi yang mengalami memar dan lembab. Kerusakan biologis sangat dipengaruhi oleh kerusakan mekanis yang terjadi selama transportasi karena kerusakan mekanis menyebabkan buah kehilangan pelindung alamiahnya proses respirasi menjadi cepat sehingga kerusakan biologis itu terjadi. Selain itu, bahan pengisi yang tidak menyerap air juga menjadi salah satu faktor terjadinya kerusakan biologis pada buah stroberi. Pada pengujian, terlihat bahwa kerusakan biologis pada buah semakin lama mengakibatkan pembusukan pada sisi kulit buah dan penyebaran bercak putih ke kulit buah lainnya. Pengujian ini sesuai dengan teori dari Effendi 2010 yang menyatakan bahwa penyebab kerusakan terbagi menjadi 2 yaitu internal pengaruh etilen, respirasi lanjutan dan eksternal hama dan penyakit. Berikut ini adalah beberapa contoh kerusakan biologis: Gambar 22. Contoh kerusakan biologis pada buah stroberi Data kerusakan biologis buah stroberi setelah transportasi tiap perlakuan bahan kemasan dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 23. Gambar 23. Grafik persentase kerusakan biologis buah stroberi setelah simulasi transportasi Sesuai dengan Gambar 23 dapat diketahui bahwa kemasan dengan bahan pengisi styrofoam penyusunan horizontal, daun lamtoro horizontal, daun lamtoro vertikal dan kardus horizontal bahan pengisi dan penyusun kontrol memliki tingkat kerusakan terendah selama 5 hari penyimpanan, yaitu 27. Sedangkan kemasan dengan pada bahan pengisi kardus bahan pengisi kontrol penyusunan vertikal dan styrofoam penyusunan vertikal memiliki tingkat kerusakan tertinggi selama 5 hari penyimpanan, yaitu 33. Kerusakan biologis muncul pada hari ke-1 setelah masa penyimpanan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 8 sampai pada hari ke-5 dengan peningkatan setiap harinya. Dapat dilihat dari Tabel 6 bahwa penyusunan vertikal mengalami kerusakan biologis terbesar 20 karena pada penyusunan vertikal buah stroberi, kerusakan mekanis hanya terjadi pada bagian ujung buah stroberi sehingga air yang keluar pada buah stroberi turun kebagian bawah dan mengakibatkan cepatnya kerusakan biologis. Selain itu, bahan pengisi juga mempengaruhi kerusakan, dapat dilihat juga pada Tabel 6 bahwa bahan pengisi kardus kontrol mengalami kerusakan biologis lebih banyak karena tekstur bahan pengisi kardus yang kurang menyerap air buah stroberi. Perlakuan bahan pengisi kemasan terlihat bahwa terjadi kenaikan pada hari ke-1 setelah penggetaranpenyimpanan sampai hari ke-5. Tabel 6. Data kerusakan biologis buah stroberi setelah transportasi pada tiap kemasan Bahan Pengisi Jumlah rusak buah Jumlah satu kemasan buah Persentase Kerusakan Biologis Styrofoam Horizontal 4 15 27 a Styrofoam Vertikal 5 15 33 a Daun Lamtoro Horizontal 4 15 27 a Daun Lamtoro Vertikal 4 15 27 a Kardus Horizontal 4 15 27 a Kardus Vertikal 5 15 33 a Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5 Hasil uji lanjut pada Tabel 6 terlihat bahwa jenis perlakuan bahan pengisi kemasan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kerusakan biologis buah, sedangkan pengaruh bahan pengisi selama penyimpanan terhadap kerusakan biologis buah stroberi tidak berbeda nyata sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan bahan pengisi dan masa penyimpanan terhadap kerusakan biologis.

D. Susut Bobot pada Buah Stroberi