Total Padatan Terlarut pada Buah Stroberi

22 bahwa parahnya kerusakan dapat memacu respirasi sebagai pengaruh dihasilkan gas etilen dan jatuhnya buah dengan perlahan atau gesekan permukaan buah dapat mengakibatkan melonjaknya respirasi. Nilai kekerasan buah stroberi pada setiap perlakuan yangdisimpan pada suhu 10 o C mengalami penurunan nilai kekerasan. Nilai penurunan kekerasan buah stroberi dapat diketahui dengan mengukur kekerasan buah setiap harinya sampai penyimpanan hari ke-5. Dari data yang terdapat pada Gambar 25 dan Tabel 8 dapat diketahui bahwa penyusutan kekerasan buah terbesar dimiliki oleh kemasan buah stroberi pada bahan pengisi styrofoam penyusunan horizontal yaitu sebesar 0.05 kgf sedangkan penyusutan terkecil dialami oleh kemasan buah stroberi pada bahan pengisi styrofoam penyusunan vertikal dan kardus penyusunan horizontal yaitu sebesar 0.11 kgf. Perlakuan bahan pengisi kemasan terlihat bahwa terjadi penurunan yang tajam pada hari pertama, selanjutnya bertahan pada nilai kekerasan tetap sampai hari ke-5, kecuali perlakuan bahan pengisi kardus vertikal yang sejak awal mengalami penurunan yang landai. Penurunan kekerasan buah stroberi ini dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25. Grafik perubahan kekerasan buah stroberi setelah transportasi Hasil uji lanjut pada Tabel 8 dapat terlihat bahwa jenis perlakuan bahan pengisi kemasan tidak berbeda nyata terhadap penurunan kekerasan buah. Sedangkan pengaruh perlakuan bahan pengisi kemasan selama masa penyimpanan tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan bahan pengisi dan masa penyimpanan terhadap penurunan kekerasan buah. Tabel 8. Data kekerasan buah stroberi setelah transportasi pada tiap kemasan Bahan Pengisi Kekerasan buah hari ke- kgf H-0 H+0 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 Styrofoam Horizontal 0.39 b 0.12 b 0.10 b 0.10 b 0.10 b 0.10 b 0.05 b Styrofoam Vertikal 0.43 a 0.21 a 0.14 a 0.14 a 0.14 a 0.12 a 0.11 a Daun Lamtoro Horizontal 0.36 ab 0.13 ab 0.12 ab 0.12 ab 0.12 ab 0.10 ab 0.08 ab Daun Lamtoro Vertikal 0.19 ab 0.17 ab 0.13 ab 0.13 ab 0.13 ab 0.11 ab 0.09 ab Kardus Horizontal 0.41 ab 0.18 ab 0.14 ab 0.14 ab 0.13 ab 0.11 ab 0.11 ab Kardus Vertikal 0.20 ab 0.17 ab 0.14 ab 0.11 ab 0.10 ab 0.08 ab 0.07 ab eterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada DMRT 5

F. Total Padatan Terlarut pada Buah Stroberi

Menurut Syaifullah 1996, kandungan total padatan terlarut TPT pada suatu bahan menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada bahan tersebut. Pengamatan kandungan gula pada buah termasuk ke dalam indikator dari rusaknya buah tersebut karena buah semakin lama semakin 23 berkurang kadar gulanya diiringi proses respirasi dari buah tersebut. Pada saat respirasi, terjadi pemecahan oksidatif dari bahan-bahan yang kompleks,seperti karbohidrat,lemak, dan protein. Laju respirasi juga dipengaruhi oleh tingkat kerusakan mekanis dan kondisi lingkungannya. Adanya kerusakan mekanis pada buah stroberi dapat mempercepat laju respirasinya, sehingga akan mempengaruhi penampakan luar dan dalam buah stroberi. Total padatan terlarut yang berkaitan dengan tingkat kemanisan buah, memiliki hubungan yang erat dengan kekerasan. Gambar 26 menunjukan bahwa semakin lama penyimpanan buah stroberi maka semakin menurun kadar gula buah tersebut. Penurunan tersebut seiring dengan penurunan laju respirasinya. Proses respirasi menyebabkan penurunan kadar gula seperti sukrosa,glukosa, dan fruktosa. Penurunan kandungan total padatan terlarut terbesar dimiliki oleh kemasan buah stroberi pada bahan pengisi styrofoam dengan penyusunan horizontal dengan penurunan sebesar 6.4 o Brix sedangkan penurunan terkecil dialami oleh kemasan buah stroberi pada bahan pengisi styrofoam dengan penyusunan vertikal dan kardus penyusunan horizontal yaitu 5.1 o Brix. Perlakuan bahan pengisi kemasan terlihat bahwa terjadi penurunan fluktiatif sampai hari ke-5. Gambar 26. Grafik persentase kadar gula pada buah stroberi setelah transportasi Hasil uji lanjut pada Tabel 9 terlihat bahwa jenis perlakuan bahan pengisi kemasan tidak berbeda nyata terhadap penyusutan buah. Sedangkan pengaruh perlakuan bahan pengisi pada kemasan selama masa penyimpanan tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan bahan pengisi dan masa penyimpanan terhadap penurunan total padatan terlarut. Walaupun bahan pengisi tidak berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut, akan tetapi dapat dilihat dari Tabel 9 bahwa terjadi perubahan total padatan terlarut selama masa penyimpanan. Tabel 9. Data total padatan terlarut buah stroberi setelah transportasi pada tiap kemasan Bahan Pengisi Total padatan terlarut buah hari ke- o Brix H-0 H+0 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 Styrofoam Horizontal 8.0 b 6.3 b 8.1 b 7.7 b 7.3 b 6.8 b 6.4 b Styrofoam Vertikal 6.1 a 7.8 a 7.9 a 7.4 a 7.2 a 7.2 a 5.1 a Daun Lamtoro Horizontal 7.6 ab 7.2 ab 7.2 ab 9.0 ab 7.0 ab 6.9 ab 6.3 ab Daun Lamtoro Vertikal 6.8 ab 6.0 ab 6.9 ab 7.4 ab 7.4 ab 7.8 ab 5.9 ab Kardus Horizontal 6.7 a 6.3 a 6.8 a 7.6 a 7.4 a 6.6 a 5.2 a Kardus Vertikal 6.5 ab 7.6 ab 7.4 ab 7.3 ab 6.7 ab 6.4 ab 5.8 ab Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda nyata pada DMRT 5

G. Perbedaan Suhu Selama Transportasi