Hubungan Faktor-faktor QWL dengan Sikap

54 mendapatkan penghasilan yang tetap akan memacu karyawan meningkatkan kemampuan kerjanya. Nilai korelasi komunikasi 0,404, penyelesaian konflik 0,240, kebanggaan 0,424, kesehatan kerja 0,264 berada pada rentang 0,26- 0,50 dan nilai peluang yang dimiliki kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan hubungan masing-masing keempat indikator ini dengan kemampuan adalah nyata, agak lemah, positif. Semakin tinggi komunikasi, penyelesaian konflik, kebanggaan dan kesehatan kerja yang diterapkan di perusahaan berhubungan secara langsung dengan meningkatkan kemampuan karyawan, dengan intensitas yang lemah. Walaupun demikian, keempat komponen ini merupakan faktor penting dalam meningkatkan kemampuan. Hubungan faktor-faktor QWL dengan kemampuan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hubungan Faktor-faktor Quality of Work Life dengan Kemampuan No Faktor-faktor QWL Nilai Korelasi Nilai Peluang Hubungan dengan Kemampuan 1. Pengembangan Karir 0,110 0,389 Tidak ada hubungan 2. Kompensasi 0,560 0,000 Positif, agak kuat dan nyata 3. Komunikasi 0,404 0,001 Positif, agak lemah dan nyata 4. Lingkungan yang Aman 0,528 0,000 Positif, agak kuat dan nyata 5. Penyelesaian Konflik 0,240 0,001 Positif, agak lemah dan nyata 6. Kebanggaan 0,424 0,001 Positif, agak lemah dan nyata 7. Partisipasi karyawan 0,257 0,042 Tidak ada hubungan 8. Kesehatan Kerja 0,264 0,036 Positif, agak lemah dan nyata

4.4.4 Hubungan Faktor-faktor QWL dengan Sikap

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman yang dilakukan pada pengembangan karir dengan sikap kerja karyawan pada taraf nyata 0,05 diperoleh nilai peluang 0,165. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan pengembangan karir yang dilakukan perusahaan dengan sikap kerja karyawan. 55 Semakin baik pengembangan karir yang dilakukan perusahaan tidak berhubungan secara langsung dengan sikap kerja karyawan. Sikap yang ditunjukkan dalam bekerja adalah saling membantu, ramah kepada orang lain, rajin dan melakukan pelayanan secara tepat dan tepat. Jika nilai peluang berada di bawah taraf nyata maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya Tolak H . Jika nilai korelasi yang dihasilkan berada di atas taraf nyata, maka hubungan dikategorikan sebagai no assosiation, yang berarti tidak adanya hubungan antara pengembangan karir dengan sikap kerja karyawan. Indikator kompensasi memiliki hubungan yang positif dan nyata dengan sikap kerja karyawan. Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh hubungan kompensasi dengan sikap kerja karyawan dapat dikategorikan moderately high association. Hal ini dapat terlihat dari nilai peluang sebesar 0,004 yang lebih kecil dari taraf nyata α= 0,05 dan nilai korelasi 0,357. Nilai korelasi yang dihasilkan mendekati +1 sehingga dinyatakan positif dan berada pada rentang 0,26-0,50 sehingga dinyatakan memiliki hubungan dengan intensitas lemah. Hubungan faktor-faktor Quality of Work Life dengan sikap dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hubungan Faktor-faktor Quality of Work Life dengan Sikap No Faktor-faktor QWL Nilai Korelasi Nilai Peluang Hubungan dengan Sikap 1. Pengembangan Karir 0,177 0,165 Tidak ada hubungan 2. Kompensasi 0,357 0,004 Positif, agak lemah dan nyata 3. Komunikasi 0,008 0,950 Tidak ada hubungan 4. Lingkungan yang Aman 0,264 0,036 Positif, agak lemah dan nyata 5. Penyelesaian Konflik 0,126 0,324 Tidak ada hubungan 6. Kebanggaan 0,454 0,000 Positif, agak lemah dan nyata 7. Partisipasi karyawan 0,187 0,142 Tidak ada hubungan 8. Kesehatan Kerja 0,303 0,016 Positif, agak lemah dan nyata 56 Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai peluang pengembangan karir 0,165, komunikasi 0,950, penyelesaian konflik 0,324 yang lebih besar dari taraf nyata. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan secara langsung pengembangan karir dengan sikap kerja karyawan, tidak adanya hubungan secara langsung komunikasi dengan sikap kerja karyawan dan tidak adanya hubungan secara langsung penyelesaian konflik dengan sikap kerja karyawan. Hal ini disebabkan karyawan bersikap patuh kepada atasannya, bersikap lemah lembut, bijak dalam berinteraksi dengan orang lain, mengutamakan pelayanan yang ramah, cepat dan tepat kepada peserta Taspen. Hasil uji korelasi antara lingkungan kerja yang aman dengan sikap kerja karyawan pada taraf nyata 0,05 diperoleh nilai peluang 0,036 dan nilai korelasi 0,264. Nilai peluang yang lebih kecil dari taraf nyata menunjukkan adanya hubungan yang nyata dan positif. Nilai 0,264 mendekati +1 sehingga dinyatakan positif, nilai korelasi berada pada rentang 0,26-0,50 sehingga dinyatakan memiliki hubungan dengan intensitas lemah. Walaupun demikian, lingkungan kerja yang aman adalah salah satu komponen yang penting dalam meningkatkan sikap kerja karyawan. Selanjutnya, indikator kebanggaan memiliki nilai korelasi 0,454 dengan nilai peluang 0,000. Nilai peluang 0,000 menunjukkan tidak adanya kemungkinan ditolaknya faktor yang berhubungan nyata dengan keterampilan. Nilai korelasi 0,454 mengkategorikan sebagai moderately low association yang berarti terdapat hubungan agak lemah antara kebanggaan dengan sikap kerja karyawan. Indikator partisipasi tidak memiliki hubungan yang nyata dengan sikap kerja, terlihat dari nilai peluang 0,142 Terima H dan nilai korelasi 0,187. Nilai peluang lebih dari tingkat signifikansi sehingga dinyatakan bahwa partisipasi tidak berhubungan secara langsung dengan sikap kerja karyawan Hal ini disebabkan semakin tingginya tingkat partisipasi yang diberikan kepada karyawan melalui rapat dalam menyampaikan informasi, keluhan pendapat tidak berhubungan secara langsung pada semakin baiknya sikap karyawan. Indikator kesehatan kerja memiliki hubungan yang positif, agak lemah dan nyata. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi 0,303 dan nilai peluang 0,016. 57 Nilai peluang berada pada di bawah taraf signifikansi sehingga hubungan bersifat nyata dan nilai korelasi 0,303 mendekati +1 sehingga dinyatakan positif, nilai korelasi yang dihasilkan berada pada rentang 0,26-0,50 sehingga dinyatakan memiliki hubungan dengan intensitas lemah. Walaupun demikian, kesehatan kerja merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan sikap kerja yang produktif pada karyawan karena jika karyawan sehat, maka akan memiliki semangat dalam bekerja dan bersikap baik dengan berorientasi kepada kepuasan pelanggan. 4.4.5 Hubungan Faktor-faktor QWL dengan Perilaku Hasil uji korelasi antara faktor-faktor QWL dengan perilaku dapat dilihat Pada Tabel 24. .Tabel 24. Hubungan Faktor-faktor Quality of Work Life dengan Perilaku No Faktor-faktor QWL Nilai Korelasi Nilai Peluang Hubungan dengan Perilaku 1. Pengembangan Karir 0,066 0,607 Tidak ada hubungan 2. Kompensasi 0,360 0,004 Positif, agak lemah dan nyata 3. Komunikasi 0,244 0,054 Tidak ada hubungan 4. Lingkungan yang Aman 0,359 0,004 Positif, agak lemah dan nyata 5. Penyelesaian Konflik 0,373 0,003 Positif, agak lemah dan nyata 6. Kebanggaan 0,187 0,142 Tidak ada hubungan 7. Partisipasi karyawan 0,354 0,004 Positif, agak lemah dan nyata 8. Kesehatan Kerja 0,304 0,015 Positif, agak lemah dan nyata Berdasarkan Tabel 24 dapat terlihat tidak adanya hubungan antara indikator pengembangan karir dengan perilaku. Hal ini dapat terlihat dari nilai peluang 0,607 yang lebih besar dari taraf nyata α = 0,05 Terima H dan nilai korelasi 0,066. Pengembangan karir yang baik tidak berhubungan langsung pada semakin baiknya perilaku karyawan. Hal ini disebabkan pengembangan karir dalam bentuk rotasi pekerjaan tidak berhubungan secara langsung dengan perilaku karyawan di tempat kerja. Perilaku terkait dengan datang ke tempat 58 kerja tepat waktu dan menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja. Kompensasi memiliki hubungan positif, agak lemah, dan nyata dengan nilai korelasi 0,360 dan nilai peluang 0,004. Nilai korelasi 0,360 menndekati +1 sehingga dinyatakan positif, nilai korelasi berada pada rentang 0,26-0,51 sehingga dinyatakan memiliki hubungan dengan intensitas lemah. Faktor kompensasi dan lingkungan yang aman berhubungan langsung dengan perilaku karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya kompensasi yang sesuai dan lingkungan bekerja yang dirasakan nyaman bagi karyawan akan mendorong karyawan untuk berperilaku baik karena PT Taspen adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan sehingga perilaku yang baik perlu dimiliki oleh seluruh karyawan PT Taspen. Faktor komunikasi tidak memiliki hubungan dengan perilaku kerja karyawan. Hal ini disebabkan kedua nilai peluang yang lebih besar dari taraf nyata α = 0,05 Terima H . Hubungan faktor-faktor QWL dengan perilaku dapat dilihat pada Tabel 24. Penyelesaian konflik memiliki hubungan yang nyata, positif dengan perilaku karyawan. Hal ini dapat terlihat dari nilai peluang 0,003 yang lebih kecil dari taraf nyata. Dengan semakin baiknya penyelesaian konflik yang dilakukan berdampak semakin baiknya perilaku karyawan. Penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan pembatasan masalah, pengenalan sebab-sebab masalah, memilih solusi, segera melaksanakan solusi dan pengoreksian atas hasil yang dicapai setelah memulai pelaksanaan langkah solusi secara berkala. Faktor kebanggaan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan perilaku karyawan. Hal ini terlihat dari nilai peluang sebesar 0,142 yang lebih besar dari tarif nyata. Hasil uji korelasi mengindikasikan kebanggaan pada perusahaan tidak berhubungan secara langsung dengan perilaku karyawan karena karyawan memiliki kesadaran untuk berperilaku sopan kepada rekan kerja dan berusaha menghindari sanksi yang diberikan jika terlambat datang ke tempat kerja. Indikator partisipasi karyawan dan kesehatan kerja memiliki hubungan positif, nyata, agak lemah dengan perilaku kerja, terlihat dari besarnya nilai peluang 0,004 dan 0,015 dengan nilai korelasi 0,354 dan 0,304. Nilai peluang kedua indikator berada di bawah taraf nyata sehingga bersifat nyata. Nilai 0,354 dan 59 0,304 mendekati +1 sehingga dinyatakan positif, nilai korelasi berada pada rentang 0,26-0,50 sehingga dinyatakan memiliki hubungan dengan intensitas lemah. Hal ini mengindikasikan dengan adanya kesempatan untuk berpartisipasi bagi karyawan melalui pemberian wewenang untuk memberikan saran, usulan dan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan. Karyawan diberikan jaminan kesehatan agar mampu melakukan pekerjaan dengan baik. Jika kesehatan karyawan terjamin, maka karyawan akan senantiasa sehat, tidak mudah terserang penyakit, senantiasa semangat dalam bekerja, cepat dalam menyelesaikan pekerjaan dan tidak malas bekerja.

4.4.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Dihubungkan dengan Ukuran Produktivitas Kerja