Komunikasi Pada Pasien Lansia

Adapun konteks dari model komunikasi kesehatan disesuaikan dengan tujuan dan jenis pelayanan yang diberikan. penting untuk diperhatikan oleh seorang perawat, dalam berkomunikasi dengan orang dewasa membutuhkan ragam aturan, yaitu: 1. Sopan santun 2. Dalam berbicara menyesuaikan dengan tingkat pendidikan pasien 3. Dalam berbicarra menyesuaikan dengan usia pasien 4. Dalam berbicara sesuaikan dengan factor budaaya yang melatari keberadaan pasien 5. Memperhatikan nilai – nilai yang dianut dan mengakar dalam diri pasien 2. Suasana Komunikasi Adapun suasana komunikasi yang harus diciptakan dan diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh seorang perawat adalah : a. Ciptakan Susana saling menghormati b. Hargai segala bentuk pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan system nilai yang dimiliki oleh pasien c. Ciptakan suasana saling percaya d. Ciptakan suasana penuh dengan keterbukaan dalam mengungkapkan diri sekaligus mendengarkan orang lain Dalam hal ini penting juga bagi seorang perawat untuk memperhatikan beberapa hal berikut saat berhadapan dengan pasien orang dewasa a. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya b. Merasa tidak aman c. Merasa tidak memiliki kemampuan ketika dikelilingi oleh tokoh – tokoh yang berwenang. Merasa bahwa status kemandiriannya sudah berubah, dimana orang lain yang memutuskan segala kebutuhannya.

C. Komunikasi Pada Pasien Lansia

Dalam berkomunikasi dengan pasien lansia, beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang perawat adalah factor fisik, psikologis, dan lingkungan pasien guna menerapakan keterampilan komunikasi yang tepat. umumnya usia lansia berkisar diatas usia 60 tahun.apabila berpijak pada organisasi kesehatan dunia who, disebutkan bahwa terdapat empat tahapan mengenai lansia, yaitu: 1. Usia pertengahan middle age, yaitu berkisar anatara 45-59 tahun 2. Lanjut usia elderly, yaitu berkisar antara 60 – 70 tahun 3. Lanjut usia tua old, yaitu berkisar antara 75-90 tahun 4. Usia tua very oldyaitu di atas 90 tahun Sedangkan dalam beberapa literature yang lain disebutkan: 1. Elderly, yaitu berkisar antara 60-65 thun 2. Junior old age, yaitu berkisar antara 65-75 tahun 3. Formal old age, yaitu berkisar antara 75-90 tahun 35 4. Longevity age, yaitu berkisar antara 90 – 120 tahun Meskipun terdapat perbedaan dalam pemahaman lanjut usia, tetapi perubahan – perubahan yang disebabkan oleh usia tersebut bisa diidentifikasi, semisal perubahan pada aspek fisik, seperti: 1. Perubahan neurologi dan sensoris 2. Perubahan visual 3. Perubahan pendengaran Adapun perubahan emosi yang kerap terlihat pada pasien lansia adalah berupa reaksi penolakan terhadap kondisi yang terjadi. gejala –gejala penolakan ini semisal berupa : 1. Tidak mempercayai diagnosis, gejala, perkembangan, sekaligus keterangan yang diberikan oleh petugas kesehatan 2. Mengubah keterangan yang diberikan, sehingga diterima oleh petugas kesehatan secara tidak benar 3. Melakukan penolakan berkomunikasi dengan perawat 4. Melakukan penolakan terhadap layanan perawatan 5. Melakukan penolakan atau tidak mematuhi berbagai nasihat, seperti istirahaat, berbaring, berganti posisi tidur, terlebih apabila ditujukan bagi kenyamanan pasien lansi 1. Pendekatan perawatan terhadap lansia dalam wilayah komunikasi terdapat bebertapa pendekatan dalam wilayah komunikasi ynag bisa dilakukan oleh perawat guna melakukan perawatan terhadap pasien lanjut usia, yaitu meliputi: a. Pendekatan fisik Pendekatan fisiki yang dimaksud adalah mencsri informasi mengenai kesehatan yang objektif, kenutuhan, kejadian – kejadian yang sudah dialami, perubahan fisikpada organ tubuh, tingkat kesehatan yang dimungkinkan bisa dikembangkan, serta penyakit yang bisa dicegah tingkat kegansannya. pendektan ini relative lebih mudaah dilakukan dan dicarikan solusinya, karena riil dan gampang diobservasi secara umum. perawatan fisik bagi pasien lansia dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pasien lanjut usia yang masih aktif, yang fisiknya masih mampu bergerak tanpa mebutuhkan bantuan dari oranglain, sehin gga bisa memenuhi kebtuhan sehari – sehari secara mandiri 36 2. Pasien lanjut usia yang pasif atau tidak bisa bangun, yang fisiknya sudah mengalami kelumpuhan atau sakit. sehingga dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya membutuhkan bantuan oranglain b. Pendekatan Psikologis pendekatan psikologis yang dimaksud adalah lebih bersifat abstrak dan mengarah pad tingkah laku, biasanya akan membutuhkan rentang waktu yang lebih lama dalam mengubah sikap pasien. c. Pendekatan Sosial pendekatan sosial adalah pendekatan yang dilakukan guna meningkatkan keterampilan interaksi dengan lingkungan. d. Pendekatan Spiritual pendekatan spiritual adalah suatu pendekatan dimana seorang perawat keharusan bisa memberikan kepuasan batin yang berhubungan dengan kepercayaan 2. Teknik berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik dalam menggunakan teknik ini, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan perawat, yaitu: a. Kecepatan dan tekanan suara yang tepat b. Berikan pertanyaan yang tepat serta kurangi pertanayaan yang mengakibatkan pasien menjawab “ya” atau tidak” c. Hindari untuk mendonasi pembicaraaan ketika berkomunikasi dengan pasien lansia d. Apabila pasien sudah interest, hendaknya lakukan maneuver, yaitu mengubah topic pembicaraan yang sedang berlangsung dengan memanfaatkan objek di sekitarnya e. Pastikan menggunakan kata – kata yang sesderhana dan konkret dalam berkomunikasi dengan pasien lansia f. Gunakan kaliamat yang sederhana dan pendek guna memudahkan pasien lansia dalam mencerna pesan yang hendak disampaikan oleh petugas kesehatan atau perawat 3. Teknik komunikasi nonverbal dengan pasien lansia dalam teknik komunikasi nonverbal terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dan diaplikasikan oleh seorang perawat guna melngsungkan komunikasi dengan pasien lansia, yaitu meliputi : a. Perilaku, b. Kontak mata c. Ekspresi wajah d. Postur dan tubuh e. Sentuhan 4. Teknik meningkatkan komunikasi dengan pasien lansia 37 a. Mengawali komunikasi dengan saling memperkenalkan nama dan berjabat tangan b. Menyentuh tangan pasien saat menyampaikan pesan – pesan verbal c. Berikan penjelasan mengenai tujuan wawancara d. Dalam berkomunikasi, awali dengan pertanyaan mengenai topic yang tidak mengancam e. Pergunakan pertanyaan yang bersifat terbuka dan belajar mendengarkan keluh kesah pasien secara efektif f. Lakukan klarifikasi terhadap pesan secara periodic g. Pertahankan kontak mata dan berperanlahsebagai pendengar yang baik h. Hindari respon yang lebih menunjukkan rasa simpati i. Hindari pertanyaan yang berkenaan dengan mental, sebab pertanyaan tersebut merupakan bagian dari pertanyaan mengancam] j. Pastikan meminta ijin apabila pertanyaan secara formal 5. Suasana Wawancara Berikut beberapa langkah guna menciptakan suasana dan lingkungan yang bisa dilakukan perawat : a. Pastikan utnuk mengambil posisi duduk berhadapan dengan pasien b. Pastikan untuk menjaga hal –hal yang bersifat privasi c. Pastikan penerangan ruangan terang, cegah latar belakang kelam d. Kurangi keramaian lingkungan e. Saat melangsungkan komunikasi dengan lansia, pastikan untuk selalu mengerti dan menjaga diri dalam mengekspresikan sesuatu yang didapat dari proses komunikasi yang berlangsung 6. Keterampilan komunikasi terapeutik bagi lansia adapun keterampilan komunikasi terapeutik yang harus dimiliki oleh perawat adalah : a. Membuka sesi wawancara dengan memperkenalkan nama sekaligus memberikan penjelasan mengenai tujuanb wawancara b. Memberikan wakltu yang cukup bagi pasien guna menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan topic c. Gunakan kata – kata yang tidak asing serta sesuaikan dengan latar belakang sosiokultural pasiean d. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas e. Perawat bisa memperlihatkan perhatian dan dukungan terhadap pasien melalui respon nonverbal f. Perawat harus cermat dalam melakuklan identifikasi mengenai tanda- tanda kepribadian pasien g. Perawat tidak dibenarkan untuk berasumsi bahwa pasien sudah memahami tujuan wawancara pengkajian 38 h. Perawat berkehrusan untuk memperhatikan secara seksama mengenai respons pasien dengan mendengarkandengan cermat dan terus melakukan observasi i. Lakukan wawancara di tempat yang sudah tidak asing bagi pasien j. Lingkungan wawancara harus dibuat nyaman k. Lingkungan wawancara harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitive terhadap suara frekuensi tinggi l. Perawat harus mengkonsultasikan hasil dari wawancaraa terhadap lansia atau kepada keluarga atau orang terdekat m. Perawat berkeharusan untuk memperhatikan kondisi fisik pasien saat melangsungkan wawancara

BAB VI Teknik komunikasi dengan pasien yang memiliki gangguan dalam berkomunikasi

A. Pasien dengan gangguan sensorik pendengaran