Petunjuk Berkomunikasi Dengan Anak Pendekatan Umum Padaa Anak Sebelum Melakukan Pemeriksaan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak teknik berkomunikasi dengan anak

BAB V TEKNIK DAN APLIKASI KOMUNIKASI BERDASARKAN USIA

A. Komunikasi Dalam Perawatan Anak

mengawali pembahasan mengenai komunikasi dalam keperawatan anak, yang penting untuk dilakukan oleh seorang perawat adalah menentukan cara berkomunikasi. poin penting yang harus diperhatikan secara sungguh – sungguh dalam melakukan wawancaara adalah tergantung keadaan fisik dan psikologis peraawat itu sendiri. sebelum melangkah memasuki kommunikasi dengan seorang anak, perawat harus mengawalinya dengan melakukan komuniksi dengan keluarga.

1. Petunjuk Berkomunikasi Dengan Anak

a. Pilihlah waktu yang tepat supaya anak merasa senang dengan keberadaan perawat b. Berikan senuman yang lembut serta pandangan mata yang memancarkan persahabatan kepada anak c. berkomunikasi melalui transisi objek, semisal menggunakan boneka d. berikan kesempatan kepada anak guna berbicara tanpa harus mengikut sertakan keluarga e. atur posisi, supaya saat berkomunikasi perawat bisa bertatapan dengan anak f. bicara jelas dan spesifik menggunakan kata – kata yang sederhana atau mudah dicerna oleh anak g. berikan pujian sekaligus motivaasi terhadap anak supaya berani berbicara h. harus jujur kepada anak dan pastikan untuk menghiondari memberikan janji yang tidak mungkin bisa ditepaati atau dilaksanakan

2. Pendekatan Umum Padaa Anak Sebelum Melakukan Pemeriksaan

a. Ajak berbicara orangtua terlebih dahulu sebelum melangsungkan komunikasi dengan anak b. Lakukan komunikasi dengan metode cerita atau teknik lainnya supaya anak mau berkomunikasi c. Berikan mainan kepada anak sebelum masuk kedalam inti pembicaraan d. Berikan kesempatan terhadap anak guna memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan e. Lakukan pemeriksaan dari yang sederhana ke kompleks serrta pastikan bahw apemeriksaan yang dilakukan tidak menyebabkan anak menjadi trauma hindari pemeriksaaan yang berpotensi mkenimbulkan ketakutan pada diri anak. Selain itu, berikan kesempatan kepada anak guna memegang alat periksa

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak

a. Pendidikan 27 b. Pengetahuan c. Sikap d. Usia pertumbuhan e. Status kesehatan anak f. ]system social g. Saluran h. Lingkungan

4. teknik berkomunikasi dengan anak

anak merupakan individu yang unik. dalam menjalin komunikasi dengan anak, tentunya dibutuhkan pendekatan dan teknik tertentu, seiring dengan tumbuh berkembangnya anak tersebut. adapun teknik berkomunikasi denjgan anak meliputi : a. Teknik Orang Ketiga teknik semacam ini mengungkapkanekspresi perasaan orang ketiga, semisal “ia” atau “mereka”. teknik tersebut sangat membantu guna mengurangi perasaan terancam pada diri anak dibandingkan bertnya secara langsung pada diri mereka. cara semacam ini sangat efektif guna memberikan kesempatan kepada anak guna memilih setuju tanpa ada keinginan untuk bertahan b. NLP Neuro Linguistik Programiming menurut beberapa pakar, teknik pendekatan ini masih dikategorikan baru. meski demikian , pendekatan tersebut merupakan salah satu tknik yang cukup efektif guna berkomunikasi dengan anak. pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses suatu komunikasi, yaitu dengan memperhatikan cara, gaya, atau kelakuan individu. berpijak pada teknik tersebut, umunya disebutkan bahwa masing – masing individu berkomuniaksi menggunakan satu dari tiga sensorik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan kinestetis. sensorik yang spesifik adalah mengidentifikasi melalui observasi tipe dari kata kerja, kata sifat, dan kata ketergantungan yang digunakan oleh seseorang. dalam hal ini seorang perawat bisa menggunakan sensoris yang sama guna meningkatkan hubungan sekaligus mengomunikasikan informasi yang lebihefektif, seperti ke jenis orang : Sensorik yang spesifik adalah mengidentifikasi melalui observasi tipe dari kata kerja, kata sifat, dan kata ketergantungan yang digunakan oleh seseorang 28 1. Tipe visual penglihatanyaitu orang yang biasa memanfaatkan alat bantu visual, seperti diagram dan ilustrasi. berikut adalah contoh kalimat dalam berkomuniaksi: “saya dapat melihat bahwa saya tidak sehat” dalam merespons, perawat juga harus menggunakan sensoris yang sama, semisal dengan menjawab, “ceritakan kepada saya tentang apa yang anda lihat” 2. Tipe mendengar pendengaran, yaitu orang yang biasa menggunakan kata –kata atau suara. berikut adalah contohnya : “dari apa yang saya dengar, dokter mengatakan bahwa anak saya akan sembuh” disaat bersamaan , perawat harus menggunakan sensoris yang sama, dengan berkata “ apa yang anda dengar, sehingga bisa berkata seperti itu “ 3. Tipe kinestetis, yaitu orang yang memilki kecenderungan belajar dari memanipulasi objek. berikut adalah contoh kalimatnya dalam berkomunikasi : “ saya merasa bahwa prognosis saya menurun” dosaat bersamaan perawat juga harus menggunakan sensoris yang sama, semisal “ceritakan tentang perasaan anda mengenai penyebab menurunnya prognosis” c. Facilitative Responding fasilitative responding yang dimaksud adsalah mendengarkan secara seksama nsekaligus membayangkan kembali nperasaan pasien dan isi pernyataan anak. adapun rumus yang digunakan dalam fasilitative responding adalah : “engkau merasa…….karena……….” contoh : apabila seorang anak berkata , “saya benci pergi ke rumah sakit karena sering mendapatkan suntikan”. dalam hal ini, fasilitative responding-nya adaalah : “kamu merasa tidak bahagia karena semua dilakukan guna kebaikanmu” d. Story Telling bercerita fungsi bercerita tidak hanya membantun membuka pikiran anak, tetapi berguna untuk mengubah menghilangkan rasa takut dan persepsi anak. dalam hal ini, bahasa bercerita yang digunakan adalah bahasa anak. pada dasarnya respons anak terhadap teknik – teknik bercerita beraneka ragam. guna menghindari hambatan yang disengaja maupun tidaak disengaja, perawat bisa meminta kepada anak yang bersangkutan untuk menceritakan kejadian atau peristiwa Yang spesifik mengenai “ berada di rumah sakit” e. Bibliotherapy. 29 pelaksanaan bibliotherapy melibatkan penggunaan buka- buka dala rangka proses terapeutik guna membantu anak dalam rangka proses terapeutik guna membantu anak dalam mengungkapkan perasaaannya. pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengeskpresikan perasaan anak. adapun petunjuk umum bagi seorang perawat dalam menggunakan bibliotherapy adalah : 1. jajaki perkembangan emosi serta pengetahuan anak 2. hayati isi buku serta sesuaikan dengan tingkat usia anak 3. menikmatio buku tersebut bersama anak 4. menyisir secara lebih mendalam mengenaai isi yang terkandung dalam buku tersebut. kemudian, ceritakan kembali carita yang terdapat dalam buku itu kepada anak f. Fantasi bentuk khusus daari biblioteraphyadalah menggunakan dongeng fantasi, semisal abu nawas, bawang putih, dan bawang merah, malin kundang, dan sebagainya. selanjutnya ilustrasikan tokoh serta kejadian yang terdapat dalam cerita mengenai adanya suatu konflik, seperti kasih saying, takut meninggal, takut menjadi tidak berharga, pentingnya kejujuran, dan sebagainya. penting bagi perawat unrtuk memberikan penjelasan terhadap anak mengenai arti dari cerita tersebut. g. Mimpi Mimpi kerab diartikan sebagai ungkapan sesuatu secara tidak sadar, sehingga terkadang bisa menekan perasaan dan pikiran seseorang. salah satu cara pada ilmu psikoterapy guna mengatasi penafsiran mimpi adalah dengan menanyakan kepada anak atau orangtua mengenai mimpi yang dialaminya. setelah itu, masuki dimensi perasaan bersalah yang mengganggu pada anak atau seseorang tersebut. h. Pertanyaan “Bagaimana Apabila” pertanyaan “bagaiman apabila” sangat berguna untuk memberikan dorongan terhadap anak guna menjelajahi situasi dan menentukan berbagai pemecahan terhadap masaalah yang menimpanya. i. Three Wishe three wishes atau tiga permuntaan merupakan salah satu teknik yang sangat efektif serta merupakan salah satu trategis guna mengundang anak – anak ke dalam suatu komunikasi j. Rating Game 30 ketimbang menanyakan secara langsung kepada anak mengenai perasaannya, lebih baik perawat menyakan pengalaman anak dari hari ke hari, dalam skala 1-10 hari. hal itu merupakan salah satu cara guna melihat penyebab gangguan pada anak, sehingga perawat bisa menyimpulkan tindakn apa yang bisa diambil. k. Word Association Game word association game yang dimaksud adalah pendekatan dengan menggunakan permainan asosiasi kata. dalam hal ini, perawat bisa memulainya dengan menggunakan sejumlah kata kunci dan meminta kepada anak untuk menyebutkan kata pertama yang ia kenal. akan lebih baik apabila diawali menggunakan kata – kata yang bersifat netral, seperti menggambar, menulis, berdoa, dan lainnya tahap berikutnya perkenalkan dengan kata – kata yang bisa mengundang kecemasan, seperti penyakit, jarum suntik, rumah sakit, pembedahan, dan sebagainya l. Sentence Ccompletion Melengkapi Kalimat secara khusus pendekatan ini digunakan bagi anak praremaja dan remaja, yaitu dengan menanyakan mengenai keadaanya, mnulanya pertanyaan diawali dengan yang netral, kemudian diakhiri dengan yang focus pada perasaan remaja atau praremaja. m. Pros And Cons Pro Dan Kontra pros and cons atau pro dan kotra merupakan suatu pendekatan yang agak berbeda dari lazimnya guna mendorong anak menjelajahi perasaannya sendiri, semisal dengan meminta anak membuat daftar yang berkenaan dengan 5 hal baik dan 5 hal buruk mengenai rumah sakit n. Komunikasi Pada Anak Sesuai Tahap Perkembangan Pikirannya 1. Masa Bayi a Belum bisa berkomunikasi menggunakan kata – kata. komunikasi yang dipergunakan adalah komunikasi nonverbal b Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan suara yang bisa diinterpretasikan oleh orang – orang di sekitarnya, seperti menangis, yang bisa jadi menunjukkan lapar, sakit, pembatasan gerak, atau kesepian. adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan mengusap, berbicara halus, menggendong, atau dipangku. c Ketika bayi berumur 6 bulan, perilaku yang biasa dilakukan adalah mengerak- gerakkan tangan dan kaki. gerakan itu biasanya dialkukan 31 guna menarik perhatian orang – orang di sekitarnya. adapun menepuk tubuhnya dengan penuh perasaan d Ketika bayi berumur diatas 6 bulan, biasanya selalu berpusat pada diri dan ibunya. saat itu, bayi merasa takut pada orang asing 2. Anak usia kurang dari 5 tahun a. Sangat egosentris. melihat sesuatu hanya dengan sudut pandaangnya sendiri komunikasi yang berpusat pada dirinya sendiri b. Takut pada ketidaktahuan. guna mengatasinya, beritahukan apa yang akan terjadi pada dirinya, bagaimana merasakannya, serta beri kesempatan guna menyentuh dan memegangi alat yang menarik perhatiannya c. Belum lancer dalm berbicara. pergunakan kata – kata yang simpel, singkat dan dikenal oleh anak dalam berkomunikasi serta berikan pujian mengenai hal – hal yang sudah dicapainya d. Sering – seringlah berpandangan dengan mata sejajar kepada anak 3. Usia Sekolah usia sekolah dipetakan menjadi 2 yaitu anak usia 5-8 tahun dan anak usia 8-12 tahun. berikut adalah penjelasan mengenai anak usia 5 tahun hingga 8 tahun a. Pada umumnya, saat menemui masalah mereka hanya percaya pada apa yang dilihat dan diketahui tanpa membutuhkan penjelasan lebih lanjut b. Anak usia ini sangat memperhatikan keberadaan tubuhnya. mereka sangat peka terhadap segala sesuatu yang diasumsikan bisa mengancam atau manyakiti tubuhnya c. Sedangkan anak usia 8 tahun hingga 12 tahun sudah memiliki kemampuan berfikir secara konkret, seperti mudah berkomunikasi 4. Anak Usia Remaja a. Mulai memiliki pola piker dan tingkah laku, sebagai penanda peralihan dari masa kanak – kanak menuju dewasa b. Apabila sedang mengalami stress, biasanya akan mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebaya atau orang dewasa di luar keluarganya c. Menolak seseorang yang diasumsikan dapat menjatuhkan harga dirinya. untuk hal ini berikan mereka support dan pengertian agar jangan melakukan interupsi. selain itu hindari ragam bentuk pertanyaan yang berpotensi menimbulkan rasa malu. 5. Teknik berkomunikasi dengan keluarga anak 32 komunikasi dengan keluarga anak merupakan proses segtitiga antara perawat, orangtua perawat, dan anak. dalam konteks ini, orangtua orangtua merupakan focus terpenting dalm komunikasi segitiga. beberapa langkah efektif yang bisa dilakukan seorang perawat dalam hal ini adalah: 1. Memberikan dorongan kepada orang tua untuk berbicara 2. Mengarahkan pokok permasalahan 3. Mendengarkan 4. Diam sejenak 5. Empati 6. Meyakinkan 7. Menetukan masalah 8. Memecahkan masalah 9. Mengadaptasi bimbingan 10. Menghindari hambatan – hambatan komunikasi adapun hambatan yang dapat memperngaruhi proses hubungan dalam berkomunikasi adalah memberikan nasihat yang tidak berkaitan dengan kondisi pasien atau anak, seperti : a. Memberikan dorongakn sepintas b. Melindungi suatu opini atau situasi c. Meberikan harapan semu atau keyakinan yang tidak sesuai d. Memberikan pujian yang bersifat stereotip e. Menhahan ekspresi emosi sesuai dengan pertanyaan yang tidak sesuai f. Menyela atau melakukan interupsi terhadap komunikasi orang lain g. Lebih banyak berbicara ketimbang orang yang diinterview h. Membuat kesimpulan yang bersifat menghakimi i. Mengubah pokok materi atau pembicaraan dengan sengaja

B. Berkomunikasi Dengan Pasien Dewasa