LUPA DALAM BELAJAR LUOA DAN KEJHENUHAN BELAJAR

seterusnya. d. Syarat dan Ragam Alat Evalusi i. Syarat alat evaluasi ii. Ragan alat evaluasi e. Indikator prestasi belajar Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, penggunaan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah murid, sangat sulit.hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible tak dapat diraba.f. Batas minimal prestasi belajar Setelah mengetahui indikator prestasi belajar diatas, guru perlu pula mengetahui bagai mana menetapakan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Angka terendah yang menyatakan kelulusankeberhasilan belajar passing grade skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangakn untuk sekala 0-100 adalah 55 atau 6. g. Evaluasi Prestasi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor a. Evaluasi Prestasi Kognitif Mengukur kebehasilan siswa yang berdimensi kognitif ranah cipta dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena pelaksanaanya ialah karena pelaksanaanya yang face to face berhadapan langsung. b. Evalusi prestasi efektif Dalam merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi efektif ranah rasa jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi seyoginya mendapat perhatian khusus. c. Evaluasi prestasi Psikomotor Cara yang di pandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang dinamis ranah psikomotor ranah karsa adalah observasi.

B. LUOA DAN KEJHENUHAN BELAJAR

1. LUPA DALAM BELAJAR

Dari pengalaman sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa-apa yang kita alami dan kita pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Lupa forgetting ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang senbelumnya telah kita pelajari. a. Fakto-faktor penyebab lupa Pertama, lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang telah ada dalam sistem memori siswa. Kedua, lupa dapat terjadi pada seseorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja atau tidak. Ketiga, lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan status lingkungan atar waktu belajar dengan waktu mengingat kembali Anderson, 1990, dan lain sebagainya. b. Kiat mengurangi lupa dalam belajar Kiat terbaik untuk mengurangi luapa adalah, dengan cara mengingatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiyak yang perlu dicoba oleh siswa dalam mengingat daya ingatnya, antara lain menurut Barlow 1985, Reber 1988, dan Anderson1990, adalah sebagai berikut: 1. Overlarning belajar lebih artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi peljaran tertentu. 2. Extra study time tambahan waktu belajar ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi kekerapan aktivitas belajar. 3. Mnemonic device muslihat memori yang sring juga hanya disebut mne-monic itu berarti kiat khusus yang di jadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi kedalam sistem akal manusia. 4. Pengelompokan clustering ialah menata ulang item-item materi menjadi kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang sama atau mirip. 5. Latihan terbagi distributed practice adalah latihan terkumpul yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong siswa melakukan cremming. 6. Pengaruh letak bersambung the serial position effect, siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata nama, istilah, dan sebagainya yang diawali dan diakhiri dengan kata- kata yang harus diingat.

2. KEJENUHAN BELAJAR