3. Barang dagangan yang digunakan untuk melakukan jual beli. Untuk
setiap jenis harta ini pun ada jumlah tertentu yang wajib dikeluarkan zakatnya nishab dan harta tersebut telah melewati waktu satu tahun
kepemilikan. Disebut barang dagangan jika pada barang tersebut terdapat dua syarat:
1 barang tersebut dimiliki secara nyata seperti dari jual beli, hadiah, atau rampasan perang, 2 harta yang dimiliki tersebut digunakan untuk
berdagang. Cara mengeluarkan zakat perdagangan adalah sebagai berikut,
hendaknya pedagang tersebut melakukan prediksi harga barang-barang dagangannya pada akhir tahun lalu mengeluarkan zakatnya sebanyak
2,5 persen dari harga barang dagangan tersebut. Jika suatu waktu ditemukan bahwa nishab barang dagangan tersebut berkurang,
sedangkan pada awal tahun dan akhir tahun cukup nishab maka terjadi perbedaan pendapatan diantara ulama. Menurut madzhab Hanafi,
perhitungan tahun tidak terputus, sehingga ia tetap harus mengeluarkan zakat pada akhir tahun. Menurut pendapat golongan Hambali,
perhitungan tahun menjadi terputus, dan akan dimulai lagi saat nishab barang tersebut terpenuhi kembali Bin Baz, 2009 dan Sabiq, 1990.
2.1.1. PENERIMA ZAKAT
Allah telah menerangkan golongan-golongan yang berhak menerima zakat, hal ini tercantum dalam Q.S At-Taubah ayat 60,
yang artinya: ”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” At-Taubah [9]: 60
Katsir 2009 dan Sabiq 1990 merinci kelompok orang- orang yang berhak menerima zakat sebagai berikut:
1. Fakir Menurut Ibnu Jarir, orang fakir adalah orang yang
membutuhkan namun tidak mau meminta-minta terhadap orang lain. Menurut Abu Qotadah, orang fakir adalah orang
yang membutuhkan dan memiliki penyakit menahun. Menurut Syaikh Utsaimin orang fakir adalah orang yang tidak
mendapatkan sesuatu
yang mencukupi
separuh dari
kebutuhanya, jika seseorang tidak memiliki sesuatu yang ia dapat nafkahkan untuk diri sendiri dan keluarganya selama
setengah tahun, maka ia adalah fakir. Ia diberi dari zakat berupa sesuatu yang mencukupi dirinya dan keluarganya
selama satu tahun. 2.
Miskin Menurut Abu Qotadah, orang miskin adalah orang yang
membutuhkan sedangkan fisiknya sehat. Menurut Syaikh Utsaimin orang miskin adalah orang-orang yang memiliki
harta yang dapat menutupi separuh atau lebih kebutuhannya, namun tidak dapat memenuhi kebutuhannya selama setahun
penuh, maka
mereka diberi
sesuatu yang
dapat menyempurnakan kekurangan untuk nafkah setahun.
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menjelaskan perihal orang miskin:
“Orang yang tidak memiliki sesuatu yang dapat mencukupi kebutuhannya dan juga tidak pandai untuk mendapatkannya,
sehingga zakat diberikan kepadanya, sementara ia tidak meminta-minta sesuatu kepada manusia.” HR. Bukhari
Muslim
3. Pengurus zakat
Para amil zakat adalah mereka yang bertugas untuk menarik dan mengumpulkan zakat. Atas jasanya ini, mereka berhak
mendapatkan bagian darinya. 4.
Orang-orang yang dibujuk hatinya Muallaf Orang-orang muallaf yang diberi zakat terdiri dari beberapa
macam. Pertama, orang yang diberi zakat agar mereka mau masuk Islam. Kedua, orang yang diberi zakat agar kualitas
keimanan muallaf tersebut menjadi lebih baik dan untuk meneguhkan hatinya. Ketiga, orang yang diberi zakat agar
rekan-rekannya masuk Islam. Keempat, orang yang diberi zakat agar ia mengumpulkan zakat dari orang sekitarnya, atau
untuk mengamankan wilayah kaum muslimin dari bahaya musuh.
5. Riqab
Tentang riqab, ada kisah dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, suatu hari beliau ditanya oleh seseorang yang meminta
agar ditunjukkan suatu amalan yang dapat mendekatkan dirinya kepada surga, lalu beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “bebaskanlah an-nasamah, dan merdekakan ar-raqabah” lalu
orang itu bertanya, ‘wahai Rasulullah, bukankah kedua- duanya sama yakni sama-sama hamba sahaya?’ Beliau
bersabda: ‘Tidak, an-nasamah berarti hamba yang engkau bebaskan sepenuhnya. Sedangkan ar-raqabah berarti engkau
hanya membantu sebagian saja dalam pemerdekaannya.’” Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa riqab adalah hamba
sahaya yang ingin merdeka namun ia tidak memiliki jumlah uang yang cukup untuk memerdekakan dirinya. Sehingga ia
dibantu merdeka dengan diberi zakat.
6. Orang yang berhutang Menurut Ibnu Katsir, orang yang memiliki hutang yang berhak
diberi zakat ada beberapa macam. Pertama, orang yang menanggung tanggungan denda atau hutang yang harus
dibayar, sedangkan untuk membayar hutangnya ia harus menghabiskan hartanya atau harus berhutang kepada orang
lain. Kedua, ada yang berhutang untuk berbuat maksiat, namun kemudian ia bertaubat.
7. Di jalan Allah fii sabilillah
Diantara mereka adalah orang yang ikut berperang prajurit namun mereka tidak digaji, orang-orang yang menyebarkan
agama Islam, dan mengirim mereka ke negara-negara non Islam untuk menyebarkan agama Islam disana dengan
organisasi-organisasi yang teratur. Kemudian untuk sekolah- sekolah yang mengajarkan pendidikan agama, dan untuk guru-
guru sekolah tersebut bila mereka tidak memiliki pekerjaan lain. Termasuk dalam sabilillah adalah: menuntut ilmu syari,
pelajar ilmu syari dapat diberi uang zakat agar bisa menuntut ilmu dan membeli kitab yang diperlukan, kecuali jika ia
memiliki harta yang dapat mencukupinya dalam memenuhi kebutuhan itu.
8. Ibnus Sabiil
Ibnus Sabiil adalah orang yang sedang melakukan perjalanan melintasi suatu negeri dan tidak memiliki bekal untuk
meneruskan perjalanan.
2.1.2. SYARAT HARTA YANG WAJIB DIKELUARKAN ZAKAT