2.3 Gerakan PKK
2.3.1 Organisasi Gerakan PKK
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan
Keluarga menyatakan bahwa Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga PKK merupakan gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh, dan untuk
masyarakat, dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju dan mandiri. Program pokok PKK adalah
program dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk terwujudnya kesejahteraan keluarga, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dari setiap anggota
keluarga secara material, sosial, mental dan spiritual sehingga dapat hidup layak sebagai manusia yang bermartabat. Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja
pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing tingkat
pemerintahan untuk terlaksananya program PKK. Gerakan PKK bertujuan memberdayakan keluarga untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir bathin menuju terwujudnya keluarga yang berbudaya, bahagia, sejahtera, maju, mandiri, hidup dalam suasana harmonis yang dilandasi keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sasaran Gerakan PKK adalah keluarga di perdesaan dan perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan
kemampuan dan kepribadiannya dalam bidang: 1.
Mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara dinamis dan bermanfaat, berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 2.
Fisik material, yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang lestari melalui peningkatan
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Adapun program-program pokok dalam gerakan PKK, meliputi:
1. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila;
2. Gotong Royong;
3. Pangan;
4. Sandang;
5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga;
6. Pendidikan dan keterampilan;
7. Kesehatan;
8. Pengembangan kehidupan berkoperasi;
9. Pelestarian lingkungan hidup;
10. Perencanaan sehat.
Kegiatan pendidikan konservasi dapat dimasukkan ke dalam program pendidikan dan keterampilan, serta program pelestarian lingkungan hidup salah
satu kegiatan utama dalam program-program pokok PKK.
2.3.2 Peranan Perempuan dalam Masyarakat
Para perempuan memiliki peranan yang penting dalam keluarga dan masyarakat Sajogyo 1981. Sajogyo 1981 menyatakan bahwa para perempuan
sering kali berperan ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan sekaligus sebagai peran produktif yang tidak
langsung atau langsung menghasilkan pendapatan. Supriyantini 2002 menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang ada di
rumah tangga dan hampir semuanya dilakukan oleh para ibu, meliputi: 1.
Pekerjaan yang berhubungan dengan anak, seperti merawat anak, mendidik anak, bermain dengan anak, menjaga kebersihan anak, memberi makan anak,
mengawasi anak, menanamkan disiplin pada anak, dan menyayangi anak secara ekspresif.
2. Pekerjaan
menyiapkan makanan,
termasuk berbelanja,
memasak, menyediakan sarapan, dan makanan selingan di rumah serta membereskan
peralatan makan. 3.
Pekerjaan mengurus pakaian, seperti mencuci menyetrika, menjahit, membeli pakaian, atau memperbaiki pakaian yang rusak.
4. Pekerjaan merawat rumah, yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan
pemeliharaan rumah, termasuk di dalamnya adalah memperbaiki barang- barang yang rusak dan memeliharanya.
5. Perawatan diri, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan penampilan diri
sendiri, seperti menyediakan peralatan mandi dan berdandan, dan menyiapkan keperluan pribadi.
6. Mengelola keuangan yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan
pengaturan keuangan. 7.
Mengadakan kegiatan rekreasi yang bertujuan menghibur dan menjalin hubungan dengan lingkungan sosial keluarga.
Para perempuan dalam kedudukannya juga berperan sebagai pengambil keputusan di masyarakat. Sajogyo 1981 menjelaskan empat bidang tingkat
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para ibu baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, sebagai berikut:
1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang produksi pembelian sarana
produksi, pembelian alat-alat dan penanaman modal. 2.
Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan pokok makanan, pakaian, perumahan, biaya pendidikan anak, pembelian peralatan
rumah tangga, dan perawatan kesehatan. 3.
Tingkat keputusan dihubungkan dalam pembentukan keluarga jumlah anak, sosialisasi anak, pembagian kerja antara anak-anak, pendidikan.
4. Tingkat keputusan dihubungkan dengan kegiatan sosial sesuai dengan yang
ada dalam masyarakat selamatan, gotong royong, pengeluaran untuk pengajian, arisan, koperasi, atau lumbung desa.
Para perempuan memiliki peranan strategis baik di dalam keluarga maupun dalam masyarakat berdasarkan tingkat pengambilan keputusannya. Tingkat
keputusan yang dihubungkan dalam pembentukan keluarga memberikan peluang pesan-pesan konservasi dapat tersampaikan kepada anak-anak mereka. Tingkat
keputusan yang dihubungkan dengan kegiatan sosial yang ada di masyarakat juga memberikan peluang bagi mereka untuk menyampaikan pesan-pesan konservasi
kepada tetangga dan orang-orang di sekitar lingkungan mereka.
BAB III METODOLOGI