Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

juga dapat menunjukkan potensi-potensi yang tersedia dan dapat digunakan untuk mendukung penyelenggaraan program pendidikan konservasi. Sedangkan karakteristik lingkungan sosial-budaya dapat menunjukkan sikap dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui berbagai kegiatan dan ritual yang biasa dilakukan masyarakat. Karakteristik lingkungan sosial-budaya juga dapat menunjukkan seberapa besar dukungan masyarakat untuk terselenggaranya program pendidikan konservasi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik lingkungan bio-fisik di Kelurahan Cilincing, yang meliputi kondisi tanah, air, dan udaraiklim; kondisi dan jenis tumbuh- tumbuhan dan satwaliar; dan isu-isu lingkungan yang ada? 2. Bagaimana karakteristik lingkungan sosial budaya di Kelurahan Cilincing, yang meliputi kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat berkaitan dengan lingkungan hidup, cara publikasisosialisasi terbaik terhadap masyarakat, data- data kependudukan, dan profil organisasi PKK? 3. Bagaimana karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik kelompok sasaran berkaitan dengan penanganan sampah yang buruk yang menyebabkan pencemaran air di Kelurahan Cilincing? 4. Bagaimana rancangan program pendidikan konservasi yang tepat dan sesuai dengan karakteristik kelompok sasaran dan karakteristik lingkungannya?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan bio-fisik, karakteristik sosial- budaya di Kelurahan Cilincing, dan karakteristik kelompok sasaran anggota PKK. 2. Mendesain rancangan program pendidikan konservasi bagi para anggota PKK di Kelurahan Cilincing yang difokuskan untuk memperbaiki teknik penanganan sampah guna mengurangi pencemaran air di Kelurahan Cilincing.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi PKK Kelurahan Cilincing mengenai rancangan program pendidikan konservasi nonformal yang spesifik dan sesuai dengan karakteristik para anggota PKK dan karakteristik lingkungannya sehingga pendidikan konservasi bisa diterima dan diterapkan secara optimal dalam aktivitas kehidupan sehari-hari oleh para anggota PKK.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan

2.1.1 Definisi Pendidikan

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini membentuk sebuah konsep pendidikan yang jelas bahwa melalui pendidikan, peserta didik diharapkan dapat mengubah perilakunya dengan dorongan dari penambahan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap, dan perubahan keputusan dalam aktivitas hidup sehari-hari.

2.1.2 Pendidikan Nonformal

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 mendefinisikan pendidikan nonformal sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan Suprijanto 2007 menyatakan bahwa pendidikan nonformal sekurang-kurangnya mempunyai ciri, antara lain memiliki sistem di luar persekolahan, jarang ditemukan berjenjang, dan tidak memiliki ketentuan-ketentuan yang ketat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal bisa dilaksanakan secara berjenjang maupun tidak berjenjang.

2.1.3 Prinsip dan Karakteristik Belajar Orang Dewasa

Program pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip belajar orang dewasa demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal. Suprijanto 2007 mengemukakan prinsip-prinsip belajar orang dewasa, sebagai berikut: 1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan.