Pendidikan Konservasi .1 Definisi Pendidikan Konservasi
2.2 Pendidikan Konservasi 2.2.1 Definisi Pendidikan Konservasi
Definisi pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bila digabungkan dengan definisi konservasi sumberdaya
alam hayati menurut UU No. 5 Tahun 1990, dapat disimpulkan bahwa pendidikan konservasi adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mengelola sumberdaya alam hayati, yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya
dengan tetap
memelihara dan
meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam 2007 menjelaskan bahwa pendidikan konservasi adalah suatu cara
atau proses kegiatan dalam memberikan informasi dan penyadaran masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya kepada
masyarakat. Pendidikan konservasi juga berorientasi pada bagaimana cara meningkatkan
pengelolaan sumberdaya alam hayati dan bagaimana cara mengurangi tingkat kerusakan lingkungan hidup Wood 1985. Wood 1985 juga menjelaskan bahwa
pendidikan konservasi harus mampu mencapai tiga hal utama, yaitu membantu masyarakat menjadi lebih sadar dan lebih menghargai kelimpahan sumberdaya
alam hayati dan proses-proses ekologis yang telah memelihara kehidupan mereka; membantu masyarakat agar menjadi lebih mengetahui dan mengerti hal-hal yang
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, bagaimana cara mengelola atau berkontribusi dalam meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup; dan membantu
masyarakat agar dapat mengajak orang lain untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan hal tersebut, pendidikan konservasi memiliki tujuan yang searah dengan tujuan pendidikan lingkungan hidup, yaitu:
1. Kesadaran, yaitu menumbuhkan sensitivitas terhadap lingkungan beserta
permasalahannya secara total; mengembangkan kemampuan untuk mengindra dan membedakan rangsangan, proses, memperhalus, dan memperluas
kepekaan; dan menggunakan kemampuan baru dalam konteks yang bervariasi.
2. Pengetahuan, yaitu memberikan pengertian dasar mengenai fungsikerja
lingkungan, cara berinteraksi dengan lingkungan, dan cara memecahkan permasalahan lingkungan yang mucul.
3. Sikap, mengembangkan seperangkat nilai dan kepedulian terhadap
lingkungan, motivasi, dan komitmen untuk berpartisipasi aktif dalam perlindungan dan pengembangan lingkungan.
4. Keterampilan, mempraktikkan keterampilan untuk mengidentifikasi dan
menginvestigasi lingkungan beserta permasalahannya, serta berkontribusi dalam pemecahan masalah-masalah lingkungan.
5. Partisipasi, memberikan peluang untuk terlibat secara aktif pada semua
tahapan pemecahan masalah lingkungan. Pendidikan konservasi juga harus bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan peran serta masyarakat di bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya Ditjen PJLWA 2007. Oleh karena itu, perlu diketahui
prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan konservasi. Wittman 1997 menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diketahui oleh
kelompok sasaran dalam mencapai tujuan pendidikan konservasi, antara lain: 1.
Pengetahuan mengenai cara kerja dan akibat-akibatnya di berbagai lapangan aktivitas pada mekanisme ekologis, ruang, dan manusia.
2. Kemampuan pengamatan dan penyelidikan yang tercurah pada keadaan-
keadaan dan perubahan-perubahan dalam lingkungan. 3.
Pemahaman pentingnya suatu tindakan yang bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan sebagai basis kehidupan alami manusia, melindungi
alam dari pengaruh-pengaruh tindakan manusia yang merugikan, dan memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat tindakan manusia.
4. Kesediaan aktif dalam menghindari pencemaran lingkungan.
5. Keyakinan bahwa tindakan-tindakan yang sadar lingkungan tumbuh karena
kecintaan terhadap alam.