3 Bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
d. Lain-lain PAD yang sah.
Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004, yang dimaksud dengan Lain- lain PAD yang sah antara lain penerimaan daerah di luar pajak dan retribusi
daerah seperti jasa giro, hasil penjualan aset daerah. Lain-lain PAD yang sah sebagaimana dimaksud dalam Permendagri No. 592007 meliputi:
1. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
2. jasa giro,
3. pendapatan bunga,
4. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
5. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau
pengadaan barang danatau jasa oleh daerah, 6.
Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
7. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
8. Pendapatan denda pajak,
9. Pendapatan denda retribusi,
10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan,
11. Pendapatan dari pengembalian,
12. Fasilitas sosial dan fasiltas umum,
13. Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah BLUD
2.2. Penelitian Terdahulu
Try Indraningrum2011 melakukan penelitian dengan topik pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum terhadap belanja langsung.Hasil dari penelitian ini
PAD dan DAU mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap belanja langsung.Hal tersebut berarti pemerintah daerah dapat memprediksi anggaran
belanja langsung didasarkan pada Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum.
Arny Yuniar 2013 melakukan penelitian dengan topik Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modalstudi kasus pada kabupaten dan
kota Se-Jawa Barat Tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian secara deskriptif menunjukan bahwa PAD terendah adalah Kota Banjar, namun dalam hal rasio
belanja modal dan belanja daerah, Kota Banjar merupakan kota dengan rasio tertinggi. Selain itu, hasil perhitungan hipotesis menunjukan persamaan berupa
Y ̂=7.369.138.125,5+0.734X, dari persamaan tersebut dapat dinyatakan bahwa,
jika X adalah 0 maka pendapatan asli daerah adalah 7.369.138.125,5 sedangkan nilai 0,734 artinya setiap peningkatan pendapatan asli daerah sebesar Rp 1,- maka
akan mengakibatkan kenaikan pada belanja modal sebesar 0,734 kali, Dari hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan asli daerah
terhadap belanja modal pada kabupaten dan kota di Jawa Barat pada tahun 2011. Muhammad Edwin Kadafi 2013 melakukan penelitian dengan topik
Pengaruh PAD dan Dana Perimbangan Terhadap Belanja Modal Studi Kasus pada Pemerintah Kota Bandung. Berdasarkan uji F, dapat disimpulkan bahwa
variabel pendapatan asli daerah dan dana perimbangan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap pengalokasian belanja modal. Selanjutnya, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel pendapatan asli daerah dan dana perimbangan
berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Sandry Yossi Mamonto,J.B.Kalangi dan Krest D. Tolosong 2015
melakukan penelitian dengan topik pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap belanja modal di kabupaten Bolaang Mongondow. Hasil penelitian ini
adalah Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel Pajak Daerah tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal dan variabel Retribusi Daerah
juga tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal. Kemudian secara simultan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah juga tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No .
Peneliti Tahun
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Try
Indraningrum 2011
Pengaruh PAD dan Dana
Alokasi Umum Terhadap
Belanja Langsung Studi
pada Pemerintah daerah
kabupaten kota di Provinsi Jawa
Tengah Pendapatan Asli
Daerah,Dana Alokasi Umum
dan Belanja Modal
PAD dan DAU mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap
belanja langsung.Hal
tersebut berarti pemerintah daerah
dapat memprediksi
anggaran belanja langsung
didasarkan pada Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Alokasi Umum.
2. Arny Yuniar
2013 Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah terhadap
Belanja Modal studi kasus
pada kabupaten dan kota Se-
Jawa Barat Tahun 2011
Pendapatan Asli Daerah, dan
Belanja Modal. Berdasarkan hasil
penelitian secara deskriptif
menunjukan bahwa PAD
terendah adalah Kota Banjar,
namun dalam hal rasio belanja
modal dan belanja daerah, Kota
Banjar merupakan kota dengan rasio
tertinggi. Selain itu, hasil
perhitungan hipotesis
menunjukan persamaan berupa
Y
̂=7.369.138.125, 5+0.734X, dari
persamaan tersebut dapat
dinyatakan bahwa, jika X adalah 0
maka pendapatan asli daerah adalah
7.369.138.125,5 sedangkan nilai
0,734 artinya setiap peningkatan
pendapatan asli daerah sebesar Rp
1,-
maka akan mengakibatkan
kenaikan pada belanja modal
sebesar 0,734 kali, Dari hasil tersebut
menunjukan bahwa terdapat
pengaruh antara pendapatan asli
daerah terhadap belanja modal
pada kabupaten
dan kota di Jawa Barat pada tahun
2011.
3. Muhammad
Edwin Kadafi 2013
Pengaruh PAD dan Dana
Perimbangan Terhadap
Belanja Modal Studi Kasus
pada Pemerintah Kota Bandung
Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan dan Belanja
Modal Berdasarkan uji F,
dapat disimpulkan bahwa variabel
pendapatan asli daerah
dan dana perimbangan
secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap
pengalokasian belanja modal.
Selanjutnya, hasil uji t menunjukkan
bahwa variabel pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan
berpengaruh signifikan
terhadap belanja modal.
4. Sandry Yossi
Mamonto, J.B. Kalangi dan
Krest D.Tolosang
2015 Pengaruh Pajak
Daerah dan Retribusi
Daerah Terhadap
Belanja Modal di Kabupaten
Bolaang Mongondow
Periode 2004- 2013.
Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Belanja Modal.
Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa secara
parsial variabel Pajak Daerah tidak
berpengaruh terhadap Belanja
Modal dan variabel Retribusi
Daerah juga tidak berpengaruh
terhadap Belanja Modal. Kemudian
secara simultan, Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah juga tidak
berpengaruh
terhadap Belanja Modal.
2.3. Kerangka Konseptual