Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t

5. Analisis didasarkan pada pembandingan antara nilai signifikansi 0,05 di mana syarat syaratnya adalah sebagai berikut : a. Jika signifikansi F 0,05 maka Ho ditolak yang berarti variabelvariabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika signifikansi F 0,05, maka Ho diterima yaitu variabel-variabel secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.5.2.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan uji t atau t-test, yaitu membandingkan antar t-hitung dengan t- tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat : 1. Jika t-hitung ˃ t-tabel, maka Ho ditolak yang berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika t-hitung ˂ t-tabel, maka Ho diterima yaitu variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian juga dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikansi t pada tingkat α yang digunakan penelitian ini menggunakan tingkat α sebesar 5. Analisis didasarkan pada perbandingan antara signifikan t dengan nilai signifikansi 0,05, di mana syarat-syaratnya adalah sebagai berikut : 1. Jika signifikansi t 0,05, maka Ho ditolak yang berarti variabel independennya berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika signifikansi t 0,05, maka Ho diterima yaitu variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Pajak daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah dan Belanja Modal. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah dan Belanja Modal Sumber : hasil olahan software SPSS 17 Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa jumlah unit analisis N dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 unit analisis yang terdiri dari 8 kabupatenkota yang terdaftar di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan . 32 unit analisis tersebut terdiri dari data Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Daerah Yang Dipisahkan,Lain-lain PAD yang sah dan Belanja Modal pada periode tahun 2010-2013. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Pajak Daerah minimum adalah 1,1100, sedangkan nilai Pajak Daerah maksimum adalah 799,0000. Nilai Pajak Daerah minimum terjadi pada Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2011, sedangkan nilai Pajak Daerah maksimum terjadi pada Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2010. Diketahui rata-rata mean Pajak Daerah dari tahun 2010-2013 adalah 30,290906, dan standar deviasi Pajak Daerah dari tahun 2010-2013 adalah 140,4090569. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Retribusi Daerah minimum adalah 1,1020, sedangkan nilai Retribusi Daerah maksimum adalah 24,0470. Nilai Retribusi Daerah minimum terjadi pada Kabupaten Lamandau pada tahun 2010, sedangkan nilai Retribusi Daerah maksimum terjadi pada Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2010. Diketahui rata-rata mean Retribusi Daerah dari tahun 2010-2013 adalah 6,601438, dan standar deviasi Retribusi Daerah dari tahun 2010-2013 adalah 4,5572841. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan minimum adalah 1,2530, sedangkan nilai Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan maksimum adalah 794,0000. Nilai Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan minimum terjadi pada Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2012, sedangkan nilai Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan maksimum terjadi pada Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2011. Diketahui rata-rata mean Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dari tahun 2010-2013 adalah 48,134313, dan standar deviasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dari tahun 2010-2013 adalah 179,7321829. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Lain-lain PAD yang Sah minimum adalah 2,9420, sedangkan nilai Lain-lain PAD yang Sah maksimum adalah 94,9080. Nilai Lain-lain PAD yang Sah minimum terjadi pada Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2011, sedangkan nilai Lain-lain PAD yang Sah maksimum terjadi pada Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2013. Diketahui rata-rata mean Lain-lain PAD yang Sah dari tahun 2010-2013 adalah 14,096375, dan standar deviasi Lain-lain PAD yang Sah dari tahun 2010-2013 adalah 20,0129767. Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Belanja Modal minimum adalah 99,8190, sedangkan nilai Belanja Modal maksimum adalah 376,9990. Belanja Modal minimum terjadi pada Kabupaten Barito Utara pada tahun 2010, sedangkan Belanja Modal terjadi pada Kabupaten Seruyan pada tahun 2013. Diketahui rata- rata mean Belanja Modal dari tahun 2010-2013 adalah 193,708469 , dan standar deviasi Belanja Modal dari tahun 2010-2013 adalah 66,8814638.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati 2003 suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear unbiased estimator BLUE. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrika yang melandasinya. Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan juga untuk mendapatkan model regresi yang tidak bias dan efisien. Estimasi dari parameter-parameter dengan metode ordinary least square OLS akan memiliki sifat ketsidakbiasan unbiasedness, varians yang minimum minimum varians, dan sebagainya, yang disebut best linear unbiased estimator BLUE Gujarati, 2003:107, Supranto, 2005:70. Dalam penggunaan regresi linear berganda, terdapat empat uji asumsi klasik, yakni uji normalitas residual, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas Supranto, 2005:151.

4.2.1 Uji Normalitas