KAT
i
= KAT
i-1
+ CH-ETp Hingga kandungan air tanah sama
dengan kapasitas lapang yang berarti kondisi air tanah terus mencapai kondisi
kapasitas lapang. Dengan keterangan :
I
= indeks bahang KL
=Kapasitas lapang mm KAT =Kadar kandungan air tanah
aktual mm. APWL = akumulasi air yang hilang secara
potensial mm. e
= 2,718281828 Adapun
menghitung nilai
∆KAT berdasarkan selisih antara KAT satu yang
lain menggunakan persamaan: ∆KAT = KAT
i
-KAT
i-1
Nilai ∆KAT
+ menunjukkan
penambahan terhadap kadar air tanah, sebaliknya jika nilai ∆KAT - menunjukkan
penggurangan terhadap kadar air tanah. 4.
Menghitung nilai evapotranspirasi aktual,
dengan menggunakan
konsep sebagai berikut: Jika CH ETp, ETA = ETp
Jika CHETp, ETA = CH + ∆KAT
5. Menghitung nilai defisit yang
merupakan jumlah air yang berkurang untuk keperluan
tanaman: Defisit = ETp
− ETA 6.
Menghitung surplus
yang merupakan kelebihan curah hujan
setelah simpanan air mencapai kapasitas
lapang dengan
menggunakan persamaan: S=CH-ETp-
∆KAT 7.
Menghitung nilai limpasan surplus air sebesar 50 dengan persamaan
sebagai berikut: Ro
1
= S
i
-R
i-1
×kRo Keterangan:
Ron = runoff periode ke
–n dihitung sejak awal periode surplus.
Si = Surplus ke-i
kRo =koefisien runoff 50.
3.3.8 Kalender Tanam
Potensi masa tanam untuk tanaman dapat juga ditentukan berdasarkan ketersediaan
lengas tanah yang diperoleh dari hasil perhitungan neraca air lahan. Ditetapkan
bahwa periode masa tanam adalah periode- periode dimana kandungan lengas tanah
50 air tersedia Pramudia et al 1998. Penyataan ini mengacu pada pendapat
Richard dan Richard dalam Buckman dan Brady 1969 bahwa untuk mendapatkan
pertumbuhan tanaman yang baik, air harus ditambahkan bila 50-85 dari air tersedia
telah habis terpakai.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Kondisi Umum Wilayah Kajian
Konawe Selatan merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan koordinat wilayah 03°45 - 04°45’ LS hingga 121°45 - 123°00 BT.
Luas daerah konawe selatan 451.420 ha atau sekitar 11, 84 dari luasan Sulawesi
tenggara. Wilayah Konawe selatan memiliki batas-batas wilayah, yaitu sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Konawe, sebelah selatan berbatasan dengan Selat
Tiworo, sebelah timur berbatasan dengan laut banda, serta sebelah barat, berbatasan
dengan wilayah kabupaten Kolaka. Kondisi permukaan
tanah wilayah
Konawe bergunung dan berbukit yang diapit oleh
dataran rendah. Konawe Selatan merupakan kabupaten yang memiliki potensi paling
tinggi dalam mengupayakan hasil dari sektor pertanian.
Adapun jenis tanah di wilayah tersebut meliputi Latosol dengan luas 105.451,71 Ha
atau 23,36, Podzolik seluas 127.074,73 Ha atau 28,15, Organosol seluas 21.261,88
Ha atau 4,71 , Mediteran seluas 15.303,14 Ha atau 3,39,Aluvial seluas 21.668,16 Ha
atau 4,80 serta tanah Campuran seluas 160.660,38 Ha atau 35,59 BPS Konawe
Selatan 2010.
Secara umum, wilayah Konawe Selatan memiliki dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Musim hujan terjadi pada bulan November hingga Maret, dan musim
kemarau terjadi pada bulan Agustus hingga bulan Oktober. Suhu tertinggi yang terukur
selama 13 tahun terjadi pada bulan November dan suhu udara terendah di bulan
Agustus.
Tipe hujan pada wilayah Konawe Selatan merupakan tipe monsoon, namun pola curah
hujan juga masih dipengaruhi oleh faktor lokal. Hasil perhitungan selama 25 tahun,
menggambarkan bahwa
puncak hujan
tertinggi pada bulan Mei lalu mengalami penurunan Binomial Gambar 1.