antara Tahiti
dan Darwin,
yang mencerminkan
perubahan dalam
pola sirkulasi atmosfer di daerah yang luas dan
dapat berfluktuatif dari bulan ke bulan. Istilah El-Nino mengacu pada suhu
permukaan laut di Samudra Pasifik tengah ke timur, dimana suhu permukaan lautnya
lebih hangat. Kejadian ini terulang setiap tiga sampai delapan tahun dan umumnya
dikaitkan dengan SOI bernilai negatif. Selama peristiwa atau fenomena El-Nino,
nilai SOI memperlihatkan nilai yang negatif atau nilai SOI -7. Kejadian EL-Nino
biasanya muncul dalam bulan Maret hingga bulan Juni, dimana pada kondisi tersebut,
Indonesia akan mengalami musim kering intensitas hujan yang rendah.
Ketika samudera Pasifik timur jauh lebih dingin dari normal, biasanya nilai SOI terus
menerus akan bernilai positif nilai SOI berkisar 7. Peristiwa ini sering membawa
hujan dan banjir yang disebut dengan peristiwa
La-Nina. Selama
fenomena tersebut, suhu cenderung di bawah normal,
khususnya di wilayah bagian utara dan timur Australia. Pendinginan relatif terkuat pada
bulan Oktober hingga Maret Anonim 2005.
2.6 Musim dan Kalender Tanam
Mengantisipasi perubahan iklim yang tidak menentu dan sulit untuk diprediksi,
kalender tanam disusun berdasarkan kondisi periode tanam yang dilakukan oleh petani
saat ini, tetapi juga mengaju untuk tiga kejadian iklim, yaitu tahun basah, tahun
kering, serta tahun normal.
Stasus dan
pola ketersediaan
air merupakan faktor utama penentuan pola
tanam di Indonesia. Penetapan pola tanam sangat identik atau harus didahului dengan
pendugaan lamanya musim tanam, dimana musim tersebut sangat erat kaitannya dengan
ketersediaan air bagi tanam harus didahului berdasarkan potensi dan kadar air tanah.
Penetapan musim tanam padi gogo dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi Oldeman,
dimana musim tanam dikategorikan dengan periode curah hujan rata-rata 100
mmbulan. Namun, penetapan pola tanam yang lebih tepat didasarkan pada kadar air
tanah melalui analisis neraca air yang mempertimbangkan fisik lahan. Secara
teoritis batas air tersedia bagi air tanaman adalah jika kadar air tanah berada diatas titik
layu permanen TLP dengan pf 2,54 atau dengan tegangan air tanah 15,2 mbar
Suharsono et al. 1996.
BAB III METODOLOGI
3.1Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2011 di
Laboratorium Agrometeorologi,
Laboratorium Ilmu Tanah, serta Lahan Pertanian Wilayah Konawe Selatan.
3.2 Alat dan Bahan
Data Suhu Wilayah Konawe Selatan Tahun 1998-2008.
Data Curah Hujan Stasiun Iklim Wilayah
Konawe Selatan
Tahun 1985-2010 Perangkat Komputer, Micrososft
Excel, Microsoft Word, dan Arc View
Faktor koreksi berdasarkan letak geografis wilayah Konawe Selatan.
Sifat dan Kondisi Tanah wilayah Konawe Selatan.
Peta pembagian lahan pertanian dan Administrasi Konawe Selatan.
Pisau, Parang, dan Pacul. Ring Sampel
Papan, Plastik, dan Spidol. Buku dan pensil
Air
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian sebagai berikut:
3.3.1 Variabilitas Iklim
Penentuan tahun kejadian variabilitas iklim ditentukan dengan melihat nilai SOI
pada tahun-tahun pengamatan. Adapun nilai SOI diperoleh dari hasil kajian Australia
atau website
http:reg.bom.gov.auclimatecurrentsoihtm 1.shtml Anonim 2011.
Tahun La-Nina dapat diidentifikasi dengan nilai SOI = 7 dan tahun El-Nino
dapat diidentifikasi dengan nilai SOI -7 Anonim
2005. Hasil
kajian tahun
variabilitas iklim kemudian disesuaikan dengan hasil analisis tahun-tahun kejadian
variabilitas iklim El-Nino, La-Nina, serta tahun normal diperoleh dari hasil kajian
australia
atau website
http:reg.bom.gov.auclimateensoenlistind ex.shtml Anonim 2011.
3.3.2 Klasifikasi Iklim
Klasifikasi iklim dilakukan pada setiap stasiun di wilayah Konawe Selatan dengan
menggunakan sistem klasifikasi Oldeman.
antara Tahiti
dan Darwin,
yang mencerminkan
perubahan dalam
pola sirkulasi atmosfer di daerah yang luas dan
dapat berfluktuatif dari bulan ke bulan. Istilah El-Nino mengacu pada suhu
permukaan laut di Samudra Pasifik tengah ke timur, dimana suhu permukaan lautnya
lebih hangat. Kejadian ini terulang setiap tiga sampai delapan tahun dan umumnya
dikaitkan dengan SOI bernilai negatif. Selama peristiwa atau fenomena El-Nino,
nilai SOI memperlihatkan nilai yang negatif atau nilai SOI -7. Kejadian EL-Nino
biasanya muncul dalam bulan Maret hingga bulan Juni, dimana pada kondisi tersebut,
Indonesia akan mengalami musim kering intensitas hujan yang rendah.
Ketika samudera Pasifik timur jauh lebih dingin dari normal, biasanya nilai SOI terus
menerus akan bernilai positif nilai SOI berkisar 7. Peristiwa ini sering membawa
hujan dan banjir yang disebut dengan peristiwa
La-Nina. Selama
fenomena tersebut, suhu cenderung di bawah normal,
khususnya di wilayah bagian utara dan timur Australia. Pendinginan relatif terkuat pada
bulan Oktober hingga Maret Anonim 2005.
2.6 Musim dan Kalender Tanam