Gambar 23. Model pembiayaan usaha
4.5.3. Strategi Pengolahan Limbah
Struktur AHP dalam pengolahan limbah terdiri dari lima level yaitu, level pertama 1 merupakan fokus yaitu pengolahan
limbah cair, level kedua 2 adalah faktor yang mempengaruhi, level ketiga 3 adalah aktor yang berperan, level ke empat 4 adalah
tujuan yang ingin dicapai dan level terakhir adalah alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah cair. Selengkapnya
struktur AHP dapat dilihat pada Gambar 24.
Bansos
Koordinasi Linkage
Dana Bergulir
Perkuatan Permodalan
Industri Kecil Tahu
KSP KOPTI-USP
Pemda
Kementerian Kop dan UKM
Perbankan Modal sendiri
Pelepas Uang Rentenir
Gambar 24. Struktur AHP pengolahan limbah Berdasarkan survei pakar yang diolah menggunakan teknik
AHP didapatkan prioritas seperti dimuat pada Tabel 24. Tabel 24. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi pengolahan
limbah
Prioritas Faktor Prioritas Aktor
Prioritas Tujuan Prioritas Strategi
Inconsistency =0,06 Inconsistency =0,05
Inconsistency =0,07 Inconsistency =0,05
Biaya 0,542
Pengusaha Tahu
0,508 Meningkatan kebersihan
lingkungan produksi 0,743
Pelatihan SDM untuk pengolahan
limbah 0,659
Teknologi Pengolahan Limbah
0,269 KOPTI
0,315 Mengurangi dampak
negatif limbah 0,194
Investasi 0,257
Tempatlahan 0,137
Pemda 0,101
Meningkatkan kelestarian lingkungan
0,063 Teknologi
pengolahan limbah 0,79
Volume 0,052
Lembaga Penelitian
0,76
Persoalan limbah tahu, terutama limbah cair merupakan kendala terberat bagi para pengusaha tahu. Berdasarkan hasil AHP
faktor yang berpengaruh dalam pengolahan limbah cair, yaitu biaya
Pengolahan Limbah Cair
Volume Teknologi
Pengolahan Limbah TempatLahan
Pemda Kopti
Lembaga Penelitian
Pengusaha Tahu
Mengurangi Dampak Negatif Limbah Tahu
Meningkatkan Kelestarian Lingkungan
Meningkatkan Kebersihan Lingkungan Sekitar Tempat
Produksi
Teknologi Pengolahan Limbah
Pelatihan SDM Investasi untuk
Pengolahan Limbah
Fokus
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
Biaya
yang diperlukan untuk pengolahan 0,542, teknologi pengolahan limbah yang digunakan 0,269, tempatlahan yang tersedia 0,137
dan jumlah limbah cair yang dihasilkan 0,052. Aktor yang paling berperan dalam pengolahan limbah tahu
adalah pengusah tahu 0,508 dan KOPTI 0,315. Tujuan utama yang akan dicapai adalah meningkatkan kebersihan di sekitar tempat
produksi 0,743. Pengolahan limbah cair yang baik, terutama di sekitar tempat produksi merupakan salah satu upaya pengendalian
mutu produk yang dihasilkan. Prioritas strategi yang dapat digunakan dalam upaya
pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM 0,659 dalam pengolahan limbah cair. Pelatihan dapat dilakukan oleh KOPTI,
Pemda, Dinas Perindustrian dan Lembaga Penelitian maupun pihak swasta. Pelatihan teknik pengolahan limbah cair yang dapat diikuti
adalah : 1. Teknik pengolahan limbah cair menjadi biogas. Unit pengolah
limbah cair tahu ini terdiri dari unit utama yang disebut digester, jaringan pipa pengumpul limbah, penampung gas, trickling
filter , jaringan sisa limbah hasil olahan, kolam penampung air
hasil proses nutrisi yang cukup baik untuk pertumbuhan bakteri metanogenik. Adanya bakteri metanogenik di dalam reaktor
dapat menyebabkan terjadinya proses metanogenesis yang menghasilkan gas metana. Gas metana yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sebagai energi alternatif, sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global.
2. Teknik pembuatan nata de Soya merupakan alternatif pilihan untuk mengolah limbah cair IK tahu. Nata de Soya atau nata sari
kedelai adalah sejenis makanan dalam bentuk Nata, padat, putih dan transparan merupakan makanan penyegar pencuci mulut
yang dapat dicampur dengan cocktail, es krim atau cukup ditambah sirup.
3. Teknik biofilter adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan kehadiran secara buatan dari kelompok mikroba
yang melekat pada media yang dipakai. Untuk media filter, bahan harus keras, tahan tekanan, tahan lama dan tidak mudah
berubah. Beberapa bahan media biofilter yang umum dipakai adalah polimer, kerikil, batu apung, kayu dan perlit.
4.8. Implikasi Strategi Pengembangan IK Tahu