2.3. Pendekatan Sistem
Sistem didefinisikan sebagai suatu agregasi atau kumpulan obyek- obyek yang saling menerangkan dalam interaksi dan tergantung satu sama
lain. Dengan kata lain, sistem diartikan sebagai suatu kumpulan unsur-unsur yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan. Menurut Eriyatno
1998 sistem adalah totalitas himpunan unsur-unsur yang mempunyai struktur dalam nilai posisional serta matra dimensional terutama dimensi
ruang dan waktu, dalam upaya mencapai suatu gugus tujuan goals. Menurut Marimin 2004, konsep sistem merupakan awal dari studi
sistem yang selanjutnya akan didisain dan dievaluasi. Konsep sistem banyak dipengaruhi oleh pendapat keteknikan yaitu merupakan proses transformasi
yang mengolah input menjadi output sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam kenyataannya, struktur sistem terdiri dari sub-sistem dan
unsur. Sub-sistem adalah suatu unsur atau komponen fungsional suatu sistem yang berhubungan satu sama lain. Unsur adalah bagian terkecil
sistem yang dapat diidentifikasi pada tingkat yang paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu. Interaksi antar sub-sistem terjadi karena
output dari suatu sub-sistem dapat menjadi salah satu input bagi sub-sistem
lainnya. Jika interaksi antar sub-sistem terganggu, maka proses transformasi pada sistem secara keseluruhan juga terganggu, sehingga dapat
mengakibatkan ketidaksesuaian dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam Marimin 2005 menyatakan proses transformasi unsur dalam
suatu sistem dapat dinyatakan dalam fungsi matematika, operasi logik dan proses operasi yang mengkaitkan secara prediktif antara output dan input.
Dalam ilmu sistem transformasi ini dikenal dengan istilah pendekatan ”Kotak Gelap” black box.
Para ahli sistem memberikan batasan perihal, yang solusinya sebaiknya menggunakan teori sistem yang pengkajiannya, yaitu persoalan
yang memenuhi karakteristik : 1 Kompleks, 2 Dinamis dan 3 Probabilistik. Tiga pola pikir yang menjadi pegangan pokok ahli sistem
dalam merancang berbagai solusi, yaitu 1 Sibernetik Cybernetic, artinya berorientasi pada tujuan; 2 Holistik Holistic, yaitu cara pandang yang
utuh terhadap kebutuhan sistem; dan 3 Efektif Effective, sehingga dapat dioperasionalkan Marimin, 2005.
Pendekatan kesisteman mengutamakan kajian struktur sistem, baik yang bersifat penjelasan maupun sebagai pendukung bagi penyelesaian
persoalan. Kajian sistem dimulai dengan identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan, sehingga dapat dihasilkan suatu operasi dari sistem.
Dalam pendekatan sistem umumnya telah ditandai dengan : 1 Pengkajian terhadap semua faktor yang berpengaruh dalam rangka mendapatkan solusi
untuk mencapai tujuan, dan 2 Adanya model-model untuk membantu pengambilan keputusan lintas disiplin, sehingga permasalahan yang
kompleks dapat diselesaikan secara komprehensif Marimin dan Maghfiroh, 2010.
2.4. Kelayakan Usaha