Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum

Industri pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Kuningan menjadi mata pencarian yang juga banyak menyerap tenaga kerja dan menjanjikan investasi cukup besar secara kumulatif. Industri yang berkembang di dominasi oleh industri kecil makanan yang padat karya Tabel 7. Oleh karena diperlukan perhatian secara khusus untuk membina dan membantu pelaku industri kecil dan perumahan ini agar mampu bertahan ditengah derasnya perkembangan industri berskala menengah dan besar baik dari dalam maupun luar Kabupaten Kuningan. Kesulitan utama yang sering dihadapi pelaku industri kecil adalah keterbatasan pembiayaan usaha, teknologi proses dan pengemasan, pengolahan limbah dan strategi pemasaran, serta persaingan. Tabel 7. Perkembangan IK di Kabupaten Kuningan dari tahun 2004-2009 No Jenis Usaha Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Perdagangan 6.740 7.017 7.264 7.586 7.466 9.818 2 Industri Pertanian 4.885 4.977 5.162 5.503 5.377 2.722 3 Industri Non-pertanian 2.612 2.437 3.043 3.240 3.078 2.437 4 Aneka Usaha 1.416 7.456 1.517 1.439 7.128 4.256 Jumlah 15.653 16.387 16.986 17.769 23.049 20.233 Sumber : BPS, 2009 Industri makanan dari olahan kedelai merupakan IK terbanyak di Kabupaten Kuningan, pada tahun 2009 berjumlah 201 unit usaha kecil yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 634 orang, dimana 67 unit usaha merupakan IK tahu yang menyerap 190 orang tenaga kerja. Tabel 8. Jumlah IK tahu di Kabupaten Kuningan No Kecamatan Perusahaan Unit Tenaga Kerja Orang Investasi Ribu Rp 1 Cibingbin 19 56 38.240 2 Kuningan 25 68 178.400 3 Cigugur 11 32 50.000 4 Jalaksana 12 34 41.000 Jumlah 67 190 307.640 Sumber : BPS, 2009 Dalam upaya pengembangan industri kecil tahu Kuningan, Koperasi Tahu Tempe Indonesia KOPTI Kabupaten Kuningan memegang peranan penting terutama dalam penyediaan pembiayaan usaha baik berupa uang modal usaha, penyediaan bahan baku dan pelatihan. Pada tahun 2009, jumlah anggota KOPTI-Kab. Kuningan mencapai 161 orang yang tersebar di 11 Kecamatan Tabel 9. Tabel 9. Anggota KOPTI-Kabupaten Kuningan tahun 2009 No Wilayah Kerja Pengrajin Unit Tempe Tahu Jumlah 1 Bojong 4 1 5 2 Cibingbin 6 11 17 3 Cijoho 5 1 6 4 Cikentrungan 2 22 24 5 Cinagara 12 1 13 6 Jalaksana 1 4 5 7 Kapandayan I 23 4 27 8 Kapandayan II 18 5 23 9 Kramat Mulya 7 3 10 10 Kuningan Kota 8 11 19 11 Purwasari 8 4 12 Jumlah 94 67 161 Fasilitas yang diberikan terhadap anggota, yaitu dukungan dan motivasi dalam hal pengembangan usaha maupun peningkatan produksi melalui penyuluhan, pelatihan dan forum diskusi rutin. KOPTI-Kabupaten Kuningan telah mampu melakukan inovasi dan mensosialisasikannya kepada anggota terkait konversi minyak tanah ke gas Elpiji. Hal ini sangat membantu anggota untuk mengurangi biaya produksi, sehingga keuntungan yang dihasilkan bertambah. Selain itu, KOPTI-Kabupaten Kuningan seringkali bekerjasama dengan departemen lain yang terkait untuk penyuluhan dan pelatihan anggota. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pembekalan kepada anggota yang merupakan pelaku IK agar dapat menghasilkan produk yang sehat, aman, bermutu baik, sehingga dapat bersaing dengan produk industri menengah dan besar. Pada tahun 2009 KOPTI-Kab Kuningan meluncurkan produk baru untuk para anggota, yaitu Simpanan Berjangka SIMPKA. Simpanan ini diharapkan dapat menggalang permodalan untuk perkembangan usaha anggota. KOPTI-Kabupaten Kuningan berperan sebagai distributor kacang kedelai utama untuk IK tahu yang menyedikan 6 enam jenis kedelai impor dengan kualitas baik Tabel 10. Pada tahun 2009, total penjualan kacang kedelai mencapai 4.772.852 kg yang diperkirakan terus meningkat sejalan perkembangan jumlah IK pengolahan kedelai di Kabupaten Kuningan. Tabel 10. Nilai persediaan kacang kedelai per 31 Desember 2009 No Jenis Kedelai Persediaan Kg Harga Rp 1 Kedelai USA MTM 18.310 5.777 2 Kedelai USA Pelangi 16.464 6.000 3 Kedelai USA Jempol 8.375 6.000 4 Kedelai USA MTH 6.774 5.800 5 Kedelai USA SBS 1.414 5.860 6 Kedelai USA BW 16.506 5.750

4.2. Kendala Pengembangan IK Tahu